Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

THE HIMAWAN FAMS

Senin, 28 Januari 2020, 04:12
Aku masih melumat pentil buah dada istriku yang makin menegang. Tangannya meremas rambutku meresapi rasa nikmat. Sesekali tanganku membelai gundukan memeknya yang berhias bulu tipis halus rapi.
Bibirku merayap menuju perutnya yang rata dan bersandar di memeknya yang tembem. Lidahku menggelitik bibir memek yang menggoda hasratku sebagai suami
" Ayaah.. Masukin sekaramg yah..." pinta istriku
Kutatap matanya yang sayu penuh harap
Kuikuti maunya...
Kuarahkan kontolku ke memek yang basah oleh lendir cinta berpadu dengan air liurku
Kutekan perlahan
" Aah.. Ayah... Oouuhh..." desah Fitri menikmati gesekan anyara dinding bagian dalam memeknya dengan batang kontolku
" Aha... Aha.. Aaaaa... Atatah... Aaaa" suara Ajeng menangis
" Duuh... " keluhku
Kulepas tautan kelamin kami dan kupakai celanaku
Kuhampiri Ajeng
" Ooo... Anak ayah kenapa nak? " tanyaku
" Bububu.... Nggiing....." ucapnya dengan airmata berderai
" Halah... Halah.. Halah... Cintakuu... Cantikku... Bidadarikuu..." ucap istriku menghampiri
Ajeng menggapaikan tangannya ke istriku
" Wadu.. Wadu...wadu... Cintaku sedih banget sayang... Uuu... Sayangnya abang sama kaka... Bunda ada kok... Iya... Bunda sama ayah sayang sama Ajeng..." rayu istriku sambil menggendong bidadari kami
Ia mengambil madu dan mengoleskan tips ke putingnya.
" Sekarang bidadarinya bunda nen dulu sama bunda ya nak..." ucap istriku
Aku terlentang disamping kedua bidadariku sambil merapikan rambut
" Yah... Maafin ya.. Ajeng keburu bangun..." ucap istriku
" Bunda ngga usah minta maaf... Ayah cuma kaget denger Ajeng nangis... Hehehe... Ngga biasanya dia kaya gitu..." ucapku
" Iya ya... Kaya yang marah atau apaa gitu..." ucap istriku
" Kalo ayah bilang sih kaya yang kecapean..." ucapku sambil mengusap kepala istriku
" Aha... Aha... Aaaa.... Nnnn.gggg.... " tangisan Ajeng kembali terdengar.
" Oooo... Cintanya bunda sedih banget... Ada yang sakit nak..? Iya kecapean ya? Uuu sayaaang..." ucap istriku
" Bunda peluk ya nak... Iya sama bunda..? Sayaang... Ajeng jangan nangis lagi ya sayang.. Bunda sayang Ajeng kok... Ayah sayang... Abang... Kaka... Apa... Emah... Uwa... Semuaaa sayang Ajeng..." ucap istriku sambil menitikkan airmata melihat Ajeng bersedih.
" Kita panggil mak paraji aja pagi pagi... Biar di pijit dulu..." ucapku
" Iya yah... Bunda ngga tega liat ajeng nagis.. Aaaa... Aayah.. Aaa... Ajeng... Jangan nak... Sakit nak... Sakit... Sakit... Sakit... " istriku menjerit pelan
Ajeng melepas puting susu bundanya dan menatapnya dengan tatapan jahil...
" Hkknng... Bububu... Nanana..." ucapnya sambil menggelengkan kepala
" Iya... Jangan nak... Sakit bundanya..." ucap istriku sambil mengusap puting yang digigit Ajeng
" Ajeng babab yaa... Mmmh.... Kitikin sama ayah... Mmmh... Lagiii... Mmmh..." ucapku menggoda Ajeng
" Hehehe.... Haaa... Kkng... Tatatah... Nanana... Kkknng..." ucap Ajeng sambil tertawa...
Lesung pipit di pipinya menambah kecantikannya.
" Mwawmawmwawm... Gigit lehernya sama bunda.. Mwawmmwamwammwam...." istriku ikut menggoda Ajeng
Tawa ajeng makin kencang
" Ayah mandi dulu yaaa..." ucapku
" Iya ayah... Aku sama bunda dulu...." istriku menirukan suara Ajeng
Aku menikmati mandi pagi ini walaupun "kentang "... Hehehe...
Biarlah... Toh masih ada esok atau lusa..
Selesai mandi dan shalat... Aku menggantikan istriku menemani bidadari mungilku... Ia menikmati telungkup didadaku. Sesekali tangannya mempermainkan dadaku atau mencoba meraih wajahku...
" Atatatah... Nnnnngg.. Uuumm... Hkkng..." suaranya mengajakku ngobrol
" Uuuh... Yang ajakin ayah ngobrol... Bunda ngga diajak ngobrol... " ucap istriku
" Bububu... Hkknng...." ucao Ajeng dengan raut wajah gembira melihat bundanya
" Ateeu... Om...." suara Moniq terdengar
" Masuuk..." ucap istriku
Gerombolan keponakanku masuk kekamarku dan menggoda adiknya
" Haaawww... Hkkng...." sorak Ajeng melihat saudaranya mengerubunginya
Komentar sepupu Ajeng terdengar sana sini...
" Heey... Turun yuu..." panggil mamah kepada kami...
" Iya emah... Ajeng mau turuun..." ucap istriku
Serempak kami bangkit dan membawa Ajeng ke ruang bawah. Istriku membawa perlengkapan Abang, Kaka dan Ajeng agar bisa segera diurus oleh Nenah.
" Abaang... Kakaaa... Mandi dulu nak..." ucap istriku
" Mau sama bundaa.... " rengek Abang
" Kaka mau sama ateu Yan aja..." ucap kaka yang memanggil Dinda dengan panggilan ateu Yan
" Iyaa boleeh... Tapi make bajunya sama ateu Sari ya... " jawab istriku sambil menyiapkan peralatan mereka
" Iya.. " jawab mereka dilanjutkan dengan celoteh meriah dari keduanya
Aku tersenyum menyaksilan situasi ini.
" Met... Nek iso mak paraji gowo rene met... Ajeng nangis wae... " ucapku
" Nangis kenapa tho mas...?" tanya Herlambang
" Ngga tau Bas... Ajeng ngga mau terbuka sama saya.." jawabku ringan
" Eh... Hah?? Hahahahaha..." suara teh Ervin dan teh Uzzy tertawa mendengar ucapanku.
" Bener... Itu bener mbak... Bener bener ngeselin.. " ucap Herlambang
" Ya elu juga aneh nanyanya bas..." ucap teh minah masih sambil tertawa kecil
" Oh... Iya yah.... Hehehe...." jawab Herlambang
Tak lama ketiga anakku selesai mandi. Mereka didandani oleh Sari dan Nenah..

Di Setiabudi jam 04:39
Nirina memeluk tubuh Eka dengan posisi seperti berlindung. Tubuh keduanya hanya terbalut pakaian dalam.
Eka terbangun lebih dulu. Ia bangkit menuju kamar mandi
Nirina meraba kasur dan tidak mendapati Eka...
" Hey... Udah bangun... ?" tanya Eka
Nirina mengangguk sambil menggeliat.
Dadanya membusung indah menggoda Eka untuk mengecupnya...
Tiba tiba Eka memeluk tubuh itu dan menciumi belahan dada Nirina
" Hahaha... Geli..." ucap Nirina sambil tertawa
" Mmmh... " Eka mencoba mengecup bibir Nirina.
Nirina membalas kecupan Eka dengan lebih panas..
Eka menghentikan ciumannya... Nirina menatap Eka penuh harap...
" Mandi dulu... Subuh dulu gih... Gampang kalo masih mau mah..." bisik Eka mesra
Nirina mengangguk lalu bangkit menuju kamar mandi... Sementara Eka mengganti BH nya dengan tanktop tipis berwarna putih yang mencetak lekuk tubuhnya dengan sempurna. Buah dada sekal dan bulat berukuran 34 dengan puting yang mencuat tegak menggoda siapapun untuk, setidaknya, memandang.
Selesai mandi dan shalat Nirina hanya memakai celana dalam. Buah dadanya yang sekal padat menggantung bebas berhias puting berwarna kecoklatan.
" Hmmm... Nikmatnya istirahat...." ucapnya sambil memeluk Eka dan meraba puting buah dadanya dari luar tanktop.
Eka menatap Nirina, begitu pula Nirina wajah mereka semakin mendekat dan akhirnya bibir mereka saling bertaut dalam ciuman lembut dan hangat. Eka menempatkan dirinya diatas Nirina.
Lidah saling bertaut dan tanganpun ikut tergoda dan hanyut....
" Emmhh... " desah Nirina saat Eka mulai meremas buah dadanya
Pelukannya kian erat melingkari leher Eka.
Bibir mereka bertaut makin panas dalam rayuan birahi.. Perlahan Nirina menggelitik puting buah dada Eka dengan ujung telunjuknya.
Eka mendengus merasakan geli diputing buah dadanya. Ciuman mereka terlepas dan remasan lembut jemari Eka pun terhenti.
" Ka..." ucap Nirina
Eka menurunkan kepalanya menuju buah dada mengkal menggoda milik Nirina. Dikecupnya buah dada sebelah kanan sambil tangan kanannya meremas buah dada sebelah kiri milik Nirina.
Kepala Nirina terangkat saat bibir Eka mulai menggerayangi lembut putingnya.. Tangannya memeluk kepala Eka sementara matanya terpejam menikmati rangsangan yang diberikan oleh Eka. Jemarimya sesekali meremas rambut Eka saat ia merasakan nikmat kala rangsangan Eka memberinya kenikmatan yang membombardir tubuhnya
Belaian tangan Eka kian merambat menelusuri lekuk tubuh Nirina..
Tubuh Nirina melenting menahan nikmatnya sentuhan jemari Eka yang diiringi lumatan bibir dan permainan lidah Eka di putingnya..
" Eumh... Eka... Ah..." desahnya
Jemari Eka kian turun menuju paha ramping Nirina. Rangsangan yang diterima Nirina secara tak sadar membuat paha Nirina terbuka lebar memamerkan gundukan memek yang hanya terhalang celana dalam tipis menerawang. Celana dalam itu kini menunjukkan segaris lembab akibat cairan birahi yang merembes keluar dari bibir memek Nirina.
" Aku punya mainan bagus... Kamu mau coba ngga...?" tanya Eka
Nirina mengangguk sambil tersenyum.
Eka bangkit dan melangkah kearah lemari penyimpanan khusus. Ia.membuka kuncinya dan mengeluarkan beberapa mainan vibratir dan dildo dua kepala
" Kamu mau coba ini ngga? " tanya Eka
" Itu apa ka? " Nirina bertanya heran
" Vibrator. Dikendalikan make bluetooth... Kamu mau coba? " tanya Eka lagi
" Mau... Tapi aku masih ingin kamu peluk dan cium lagi... Aku pengen memek aku kamu rangsang sayang...." bisik Nirina
Eka tersenyum sambil membelai permukaan memek Nirina
" Kamu udah basah ya sayang? " tanya Eka sambil tersenyum.
Nirina mengangguk. Eka kembali melumat bibir Nirina dengan hangat. Tangannya meremas buah dada sekal milik Nirina
Bibirnya berpindah ke arah perut Nirina dan menggelitik pusarnya...
Nirina melenguh merasakan getaran rangsangan yang diberikan Eka kepadanya. Nafsunya kian melayang tinggi membawanya terbang ke alam penuh kenikmatan ragawi.
Jemari Eka kembali beraksi mempermainkan perasaan dan rangsangan...
Jemarinya meremas paha Nirina sementara ia berusaha melepaskan celana dalam Nirina dengan giginya.
Aksi Eka mendapatkan kemudahan saat Nirina mengangkat pantatnya agar Eka bisa melepaskan celana dalamnya
Setelah celana dalam itu terbuka tampaklah memek tembem tanpa bulu. Bukan dicukur. Tetapi jelas bulu bulu itu diwaxing. Hasilnya mulus dan menggiurkan.
Eka terpana melihat memek Nirina. Ia mulai mengecup bibir memek tembem itu dengan lembut. Sesekali.lidahmya menyentuh pelan bibir memek Nirina.
Eka meningkatkan rangsangannya kepada Nirina dengan membuka memek Nirina dan melumat itilnya
" Ekaa... Mmmh... Enak banget shayanghh" desah Nirina
" Memek kamu bersih.. Cantik bentuknya..." puji Eka disela lumatannya
" Jangan berenti sayanghh...Aaah..." desah Nirina saat Eka melanjutkan rangsangan di itilnya.
Nirina semakin belingsatan menerima rangsangan dari Eka..
Akhirnya Nirina membalikkan tubuhnya dan memposisikan Eka dibawahnya
Dipegangnya tangan Eka dan bibirnya rakus melumat bibir Eka. Dilepasnya tangan Eka dan dibukanya tanktop yang menutupi payudara Eka.
Nirina mulai mempermainkan puting buah dada yang makin menegang itu.
Di pilinnya puting buah dada Eka yang mencuat tegang dengan lembut sambil bibir mereka bertaut dalam ciuman panjang.
Lidah mereka saling berkelit. Jemari Nirina merayapi tubuh padat milik Eka. Hasil latihan selama pendidikan memberikan keindahan pada postur tubuh Eka.
Nirina berusaha membuka celana dalam milik Eka. Nafsunya kian menggebu dan membuat nafasnya memburu bagaikan pelari yang sedang berlomba.
Perlahan bibirnya turun menuju buah dada Eka yang sekal. Diciuminya kulit halus terrawat di dada Eka seolah Nirina menikmati sajian lezat yang menggugah selera. Kecipak bibirnya terdengar saat lumatan lumatan lembut bibirnya mendarat dipermukaan buah dada Eka.
" Hmm... Rin..." desah Eka saat putingnya dihisap kuat oleh Nirina. Dadanya melenting indah seperti mempersilahkan Nirina melakukan apapun disana
Jari Nirina merayap memasuki celana dalam Eka dan menemukan bibir memek yang makin tembem akibat birahi. Dimasukannya jari itu kedalam memek Eka.
" Ouuhh... Riin... Yang dalem sayanghh...." desah Eka. Pantatnya menggeliat saat bibir dan jari Nirina bersinergi. Hasratnya terhadap Nirina sejak pertama kali bertemu seakan terlaksana... Gerakan jemari Nirina makin mengganas diiringi goyangan pinggul Eka yang liar... Bibir mereka bertaut dalam ciuman yang panas penuh syahwat hingga...
" Mmmh.. Mmmmmmm.... " erang Eka saat orgasmenya datang... Tubuhnya melenting menahan nikmat. Sejemak.ia.mengatur nafas setelah ia meraih kenikmatan puncak. Bibir merwka masih saling lumat. Eka mengambil vibrator dan menggesekkannya ke memek Nirina yang mulus tanpa bulu. Nirina merwnggangkan kakinya agar vibrator itu bisa masuk seluruhnya dan menyisakan bagian kecil diluar.
Nirina tersenyum menatap Eka. Sementara Eka mengoprek HP miliknya.
Sebelah tangannya meremas buah dada Nirina sementara tangan yang satunya menyentuh sebuah simbol yertentu diaplikasi hp nya.
Tiba tiba Nirina merasakan ada gerakan seperti maju mundur sebatang kontol di memeknya. Wajahnya mengerenyit menahan nikmat...
Eka melumat buah dada montok milik Nirina sambil memindahkan sentuhan jarinya di simbol lain di hp nya. Tubuh Nirina menggeliat bagai dewi Ular... Gelombang getaran yang timbul di vibrator mengikuti simbol kurva yang dipilih.
Eka ganti menekan simbol yang berbentuk gigi gergaji dan menyebabkan tubuh Nirina terhentak hentak mengikuti getaran yang timbul.
" Eeeh.... Haaa... Kaaa... Aaaaah.... Mmmwh.." desahnya panjang diikuti lumatan dan pelukan ketat saat Nirina meraih orgasmenya. Eka memilih simbol lain untuk membuat vibrator di memek Nirina bergetar lembut membuat tubuh Nirina berkejat kejat lagi
" Haaaaa....aaaaahh... Aaauh.... Ekaaaah..... Enaak Ekaaaa...aaaah... Hh... Hh.. Hh.." desahnya.
Eka menghentikan getaran vibratornya. Dan ia pun memeluk tubuh indah Nirina yang tergelimpang lemas.
" Luar biasa....:" bisik Nirina sambil memeluk Eka.
Kedua gadis itupun tergeletak berpelukan. Sambil sesekali bibir mereka saling cium dan lumat.

Di rumahku...
" Mana neng cantik teh.... Maanaa... Kata ayah malem ogin ya? " ucap.mak paraji
" Hkkknnng... Hnnn... Atatatah... Uu.. Nnngiing...." suara Ajeng terdengar seperti sedang bercerita tentang apa yang dia alami semalam.
" Uu... Sini neng cantik sama ema diperiksa dulu ya...." ucap mak paraji sambil menggendong Ajeng.
Ajeng tak menolak saat mak paraji memeriksa tubuhnya.
Sambil membacakan doa dan shalawat mak paraji memeriksa seluruh tubuh Ajeng.
" Hhnng... Atatah... Bubu... Nnnnnn.... Atatah..." Ajeng bersuara pelan. Sementara tangannya menepuk nepuk paha mak paraji.
Beberapa waktu kemudian....
" Udaaah.... Euuhh... Neng cantik mah pintar ya... Ngga nangis ya...." ucao mak paraji
" Atatatah... Huuummm.... Hkkng..." celotehnya sambil menggerakkan tangannya.
Pakaiannya kembali dipakaikan oleh Nenah.
" Ngga apa apa lok pak Dicky. Hanya kecapean. Terus itu giginya mulai tumbuh. Makanya neng cantik ngerasa ngga enak..." jawab mak paraji
" Oooh... Pantees... Tadi pas dikasih nen aku digigit... " ucapkan istriku
Lalu ia bercerita tentang apa yang terjadi pagi ini.
Teh Minah tertawa mendengar cerita istriku, begitupula Ajeng.
Aku menggaruk kepalaku karena heran. Betapa cepat pertumbuhan bidadari kami.
Suasana ceria tetap berlanjut hingga siang hari. Hingga menjelang waktu makan siang....
 
Terakhir diubah:
Senin, 28 Januari 2020, 04:12
Aku masih melumat pentil buah dada istriku yang makin menegang. Tangannya meremas rambutku meresapi rasa nikmat. Sesekali tanganku membelai gundukan memeknya yang berhias bulu tipis halus rapi.
Bibirku merayap menuju perutnya yang rata dan bersandar di memeknya yang tembem. Lidahku menggelitik bibir memek yang menggoda hasratku sebagai suami
" Ayaah.. Masukin sekaramg yah..." pinta istriku
Kutatap matanya yang sayu penuh harap
Kuikuti maunya...
Kuarahkan kontolku ke memek yang basah oleh lendir cinta berpadu dengan air liurku
Kutekan perlahan
" Aah.. Ayah... Oouuhh..." desah Fitri menikmati gesekan anyara dinding bagian dalam memeknya dengan batang kontolku
" Aha... Aha.. Aaaaa... Atatah... Aaaa" suara Ajeng menangis
" Duuh... " keluhku
Kulepas tautan kelamin kami dan kupakai celanaku
Kuhampiri Ajeng
" Ooo... Anak ayah kenapa nak? " tanyaku
" Bububu.... Nggiing....." ucapnya dengan airmata berderai
" Halah... Halah.. Halah... Cintakuu... Cantikku... Bidadarikuu..." ucap istriku menghampiri
Ajeng menggapaikan tangannya ke istriku
" Wadu.. Wadu...wadu... Cintaku sedih banget sayang... Uuu... Sayangnya abang sama kaka... Bunda ada kok... Iya... Bunda sama ayah sayang sama Ajeng..." rayu istriku sambil menggendong bidadari kami
Ia mengambil madu dan mengoleskan tips ke putingnya.
" Sekarang bidadarinya bunda nen dulu sama bunda ya nak..." ucap istriku
Aku terlentang disamping kedua bidadariku sambil merapikan rambut
" Yah... Maafin ya.. Ajeng keburu bangun..." ucap istriku
" Bunda ngga usah minta maaf... Ayah cuma kaget denger Ajeng nangis... Hehehe... Ngga biasanya dia kaya gitu..." ucapku
" Iya ya... Kaya yang marah atau apaa gitu..." ucap istriku
" Kalo ayah bilang sih kaya yang kecapean..." ucapku sambil mengusap kepala istriku
" Aha... Aha... Aaaa.... Nnnn.gggg.... " tangisan Ajeng kembali terdengar.
" Oooo... Cintanya bunda sedih banget... Ada yang sakit nak..? Iya kecapean ya? Uuu sayaaang..." ucap istriku
" Bunda peluk ya nak... Iya sama bunda..? Sayaang... Ajeng jangan nangis lagi ya sayang.. Bunda sayang Ajeng kok... Ayah sayang... Abang... Kaka... Apa... Emah... Uwa... Semuaaa sayang Ajeng..." ucap istriku sambil menitikkan airmata melihat Ajeng bersedih.
" Kita panggil mak paraji aja pagi pagi... Biar di pijit dulu..." ucapku
" Iya yah... Bunda ngga tega liat ajeng nagis.. Aaaa... Aayah.. Aaa... Ajeng... Jangan nak... Sakit nak... Sakit... Sakit... Sakit... " istriku menjerit pelan
Ajeng melepas puting susu bundanya dan menatapnya dengan tatapan jahil...
" Hkknng... Bububu... Nanana..." ucapnya sambil menggelengkan kepala
" Iya... Jangan nak... Sakit bundanya..." ucap istriku sambil mengusap puting yang digigit Ajeng
" Ajeng babab yaa... Mmmh.... Kitikin sama ayah... Mmmh... Lagiii... Mmmh..." ucapku menggoda Ajeng
" Hehehe.... Haaa... Kkng... Tatatah... Nanana... Kkknng..." ucap Ajeng sambil tertawa...
Lesung pipit di pipinya menambah kecantikannya.
" Mwawmawmwawm... Gigit lehernya sama bunda.. Mwawmmwamwammwam...." istriku ikut menggoda Ajeng
Tawa ajeng makin kencang
" Ayah mandi dulu yaaa..." ucapku
" Iya ayah... Aku sama bunda dulu...." istriku menirukan suara Ajeng
Aku menikmati mandi pagi ini walaupun "kentang "... Hehehe...
Biarlah... Toh masih ada esok atau lusa..
Selesai mandi dan shalat... Aku menggantikan istriku menemani bidadari mungilku... Ia menikmati telungkup didadaku. Sesekali tangannya mempermainkan dadaku atau mencoba meraih wajahku...
" Atatatah... Nnnnngg.. Uuumm... Hkkng..." suaranya mengajakku ngobrol
" Uuuh... Yang ajakin ayah ngobrol... Bunda ngga diajak ngobrol... " ucap istriku
" Bububu... Hkknng...." ucao Ajeng dengan raut wajah gembira melihat bundanya
" Ateeu... Om...." suara Moniq terdengar
" Masuuk..." ucap istriku
Gerombolan keponakanku masuk kekamarku dan menggoda adiknya
" Haaawww... Hkkng...." sorak Ajeng melihat saudaranya mengerubunginya
Komentar sepupu Ajeng terdengar sana sini...
" Heey... Turun yuu..." panggil mamah kepada kami...
" Iya emah... Ajeng mau turuun..." ucap istriku
Serempak kami bangkit dan membawa Ajeng ke ruang bawah. Istriku membawa perlengkapan Abang, Kaka dan Ajeng agar bisa segera diurus oleh Nenah.
" Abaang... Kakaaa... Mandi dulu nak..." ucap istriku
" Mau sama bundaa.... " rengek Abang
" Kaka mau sama ateu Yan aja..." ucap kaka yang memanggil Dinda dengan panggilan ateu Yan
" Iyaa boleeh... Tapi make bajunya sama ateu Sari ya... " jawab istriku sambil menyiapkan peralatan mereka
" Iya.. " jawab mereka dilanjutkan dengan celoteh meriah dari keduanya
Aku tersenyum menyaksilan situasi ini.
" Met... Nek iso mak paraji gowo rene met... Ajeng nangis wae... " ucapku
" Nangis kenapa tho mas...?" tanya Herlambang
" Ngga tau Bas... Ajeng ngga mau terbuka sama saya.." jawabku ringan
" Eh... Hah?? Hahahahaha..." suara teh Ervin dan teh Uzzy tertawa mendengar ucapanku.
" Bener... Itu bener mbak... Bener bener ngeselin.. " ucap Herlambang
" Ya elu juga aneh nanyanya bas..." ucap teh minah masih sambil tertawa kecil
" Oh... Iya yah.... Hehehe...." jawab Herlambang
Tak lama ketiga anakku selesai mandi. Mereka didandani oleh Sari dan Nenah..

Di Setiabudi jam 04:39
Nirina memeluk tubuh Eka dengan posisi seperti berlindung. Tubuh keduanya hanya terbalut pakaian dalam.
Eka terbangun lebih dulu. Ia bangkit menuju kamar mandi
Nirina meraba kasur dan tidak mendapati Eka...
" Hey... Udah bangun... ?" tanya Eka
Nirina mengangguk sambil menggeliat.
Dadanya membusung indah menggoda Eka untuk mengecupnya...
Tiba tiba Eka memeluk tubuh itu dan menciumi belahan dada Nirina
" Hahaha... Geli..." ucap Nirina sambil tertawa
" Mmmh... " Eka mencoba mengecup bibir Nirina.
Nirina membalas kecupan Eka dengan lebih panas..
Eka menghentikan ciumannya... Nirina menatap Eka penuh harap...
" Mandi dulu... Subuh dulu gih... Gampang kalo masih mau mah..." bisik Eka mesra
Nirina mengangguk lalu bangkit menuju kamar mandi... Sementara Eka mengganti BH nya dengan tanktop tipis berwarna putih yang mencetak lekuk tubuhnya dengan sempurna. Buah dada sekal dan bulat berukuran 34 dengan puting yang mencuat tegak menggoda siapapun untuk, setidaknya, memandang.
Selesai mandi dan shalat Nirina hanya memakai celana dalam. Buah dadanya yang sekal padat menggantung bebas berhias puting berwarna kecoklatan.
" Hmmm... Nikmatnya istirahat...." ucapnya sambil memeluk Eka dan meraba puting buah dadanya dari luar tanktop.
Eka menatap Nirina, begitu pula Nirina wajah mereka semakin mendekat dan akhirnya bibir mereka saling bertaut dalam ciuman lembut dan hangat. Eka menempatkan dirinya diatas Nirina.
Lidah saling bertaut dan tanganpun ikut tergoda dan hanyut....
" Emmhh... " desah Nirina saat Eka mulai meremas buah dadanya
Pelukannya kian erat melingkari leher Eka.
Bibir mereka bertaut makin panas dalam rayuan birahi.. Perlahan Nirina menggelitik puting buah dada Eka dengan ujung telunjuknya.
Eka mendengus merasakan geli diputing buah dadanya. Ciuman mereka terlepas dan remasan lembut jemari Eka pun terhenti.
" Ka..." ucap Nirina
Eka menurunkan kepalanya menuju buah dada mengkal menggoda milik Nirina. Dikecupnya buah dada sebelah kanan sambil tangan kanannya meremas buah dada sebelah kiri milik Nirina.
Kepala Nirina terangkat saat bibir Eka mulai menggerayangi lembut putingnya.. Tangannya memeluk kepala Eka sementara matanya terpejam menikmati rangsangan yang diberikan oleh Eka. Jemarimya sesekali meremas rambut Eka saat ia merasakan nikmat kala rangsangan Eka memberinya kenikmatan yang membombardir tubuhnya
Belaian tangan Eka kian merambat menelusuri lekuk tubuh Nirina..
Tubuh Nirina melenting menahan nikmatnya sentuhan jemari Eka yang diiringi lumatan bibir dan permainan lidah Eka di putingnya..
" Eumh... Eka... Ah..." desahnya
Jemari Eka kian turun menuju paha ramping Nirina. Rangsangan yang diterima Nirina secara tak sadar membuat paha Nirina terbuka lebar memamerkan gundukan memek yang hanya terhalang celana dalam tipis menerawang. Celana dalam itu kini menunjukkan segaris lembab akibat cairan birahi yang merembes keluar dari bibir memek Nirina.
" Aku punya mainan bagus... Kamu mau coba ngga...?" tanya Eka
Nirina mengangguk sambil tersenyum.
Eka bangkit dan melangkah kearah lemari penyimpanan khusus. Ia.membuka kuncinya dan mengeluarkan beberapa mainan vibratir dan dildo dua kepala
" Kamu mau coba ini ngga? " tanya Eka
" Itu apa ka? " Nirina bertanya heran
" Vibrator. Dikendalikan make bluetooth... Kamu mau coba? " tanya Eka lagi
" Mau... Tapi aku masih ingin kamu peluk dan cium lagi... Aku pengen memek aku kamu rangsang sayang...." bisik Nirina
Eka tersenyum sambil membelai permukaan memek Nirina
" Kamu udah basah ya sayang? " tanya Eka sambil tersenyum.
Nirina mengangguk. Eka kembali melumat bibir Nirina dengan hangat. Tangannya meremas buah dada sekal milik Nirina
Bibirnya berpindah ke arah perut Nirina dan menggelitik pusarnya...
Nirina melenguh merasakan getaran rangsangan yang diberikan Eka kepadanya. Nafsunya kian melayang tinggi membawanya terbang ke alam penuh kenikmatan ragawi.
Jemari Eka kembali beraksi mempermainkan perasaan dan rangsangan...
Jemarinya meremas paha Nirina sementara ia berusaha melepaskan celana dalam Nirina dengan giginya.
Aksi Eka mendapatkan kemudahan saat Nirina mengangkat pantatnya agar Eka bisa melepaskan celana dalamnya
Setelah celana dalam itu terbuka tampaklah memek tembem tanpa bulu. Bukan dicukur. Tetapi jelas bulu bulu itu diwaxing. Hasilnya mulus dan menggiurkan.
Eka terpana melihat memek Nirina. Ia mulai mengecup bibir memek tembem itu dengan lembut. Sesekali.lidahmya menyentuh pelan bibir memek Nirina.
Eka meningkatkan rangsangannya kepada Nirina dengan membuka memek Nirina dan melumat itilnya
" Ekaa... Mmmh... Enak banget shayanghh" desah Nirina
" Memek kamu bersih.. Cantik bentuknya..." puji Eka disela lumatannya
" Jangan berenti sayanghh...Aaah..." desah Nirina saat Eka melanjutkan rangsangan di itilnya.
Nirina semakin belingsatan menerima rangsangan dari Eka..
Akhirnya Nirina membalikkan tubuhnya dan memposisikan Eka dibawahnya
Dipegangnya tangan Eka dan bibirnya rakus melumat bibir Eka. Dilepasnya tangan Eka dan dibukanya tanktop yang menutupi payudara Eka.
Nirina mulai mempermainkan puting buah dada yang makin menegang itu.
Di pilinnya puting buah dada Eka yang mencuat tegang dengan lembut sambil bibir mereka bertaut dalam ciuman panjang.
Lidah mereka saling berkelit. Jemari Nirina merayapi tubuh padat milik Eka. Hasil latihan selama pendidikan memberikan keindahan pada postur tubuh Eka.
Nirina berusaha membuka celana dalam milik Eka. Nafsunya kian menggebu dan membuat nafasnya memburu bagaikan pelari yang sedang berlomba.
Perlahan bibirnya turun menuju buah dada Eka yang sekal. Diciuminya kulit halus terrawat di dada Eka seolah Nirina menikmati sajian lezat yang menggugah selera. Kecipak bibirnya terdengar saat lumatan lumatan lembut bibirnya mendarat dipermukaan buah dada Eka.
" Hmm... Rin..." desah Eka saat putingnya dihisap kuat oleh Nirina. Dadanya melenting indah seperti mempersilahkan Nirina melakukan apapun disana
Jari Nirina merayap memasuki celana dalam Eka dan menemukan bibir memek yang makin tembem akibat birahi. Dimasukannya jari itu kedalam memek Eka.
" Ouuhh... Riin... Yang dalem sayanghh...." desah Eka. Pantatnya menggeliat saat bibir dan jari Nirina bersinergi. Hasratnya terhadap Nirina sejak pertama kali bertemu seakan terlaksana... Gerakan jemari Nirina makin mengganas diiringi goyangan pinggul Eka yang liar... Bibir mereka bertaut dalam ciuman yang panas penuh syahwat hingga...
" Mmmh.. Mmmmmmm.... " erang Eka saat orgasmenya datang... Tubuhnya melenting menahan nikmat. Sejemak.ia.mengatur nafas setelah ia meraih kenikmatan puncak. Bibir merwka masih saling lumat. Eka mengambil vibrator dan menggesekkannya ke memek Nirina yang mulus tanpa bulu. Nirina merwnggangkan kakinya agar vibrator itu bisa masuk seluruhnya dan menyisakan bagian kecil diluar.
Nirina tersenyum menatap Eka. Sementara Eka mengoprek HP miliknya.
Sebelah tangannya meremas buah dada Nirina sementara tangan yang satunya menyentuh sebuah simbol yertentu diaplikasi hp nya.
Tiba tiba Nirina merasakan ada gerakan seperti maju mundur sebatang kontol di memeknya. Wajahnya mengerenyit menahan nikmat...
Eka melumat buah dada montok milik Nirina sambil memindahkan sentuhan jarinya di simbol lain di hp nya. Tubuh Nirina menggeliat bagai dewi Ular... Gelombang getaran yang timbul di vibrator mengikuti simbol kurva yang dipilih.
Eka ganti menekan simbol yang berbentuk gigi gergaji dan menyebabkan tubuh Nirina terhentak hentak mengikuti getaran yang timbul.
" Eeeh.... Haaa... Kaaa... Aaaaah.... Mmmwh.." desahnya panjang diikuti lumatan dan pelukan ketat saat Nirina meraih orgasmenya. Eka memilih simbol lain untuk membuat vibrator di memek Nirina bergetar lembut membuat tubuh Nirina berkejat kejat lagi
" Haaaaa....aaaaahh... Aaauh.... Ekaaaah..... Enaak Ekaaaa...aaaah... Hh... Hh.. Hh.." desahnya.
Eka menghentikan getaran vibratornya. Dan ia pun memeluk tubuh indah Nirina yang tergelimpang lemas.
" Luar biasa....:" bisik Nirina sambil memeluk Eka.
Kedua gadis itupun tergeletak berpelukan. Sambil sesekali bibir mereka saling cium dan lumat.

Di rumahku...
" Mana neng cantik teh.... Maanaa... Kata ayah malem ogin ya? " ucap.mak paraji
" Hkkknnng... Hnnn... Atatatah... Uu.. Nnngiing...." suara Ajeng terdengar seperti sedang bercerita tentang apa yang dia alami semalam.
" Uu... Sini neng cantik sama ema diperiksa dulu ya...." ucap mak paraji sambil menggendong Ajeng.
Ajeng tak menolak saat mak paraji memeriksa tubuhnya.
Sambil membacakan doa dan shalawat mak paraji memeriksa seluruh tubuh Ajeng.
" Hhnng... Atatah... Bubu... Nnnnnn.... Atatah..." Ajeng bersuara pelan. Sementara tangannya menepuk nepuk paha mak paraji.
Beberapa waktu kemudian....
" Udaaah.... Euuhh... Neng cantik mah pintar ya... Ngga nangis ya...." ucao mak paraji
" Atatatah... Huuummm.... Hkkng..." celotehnya sambil menggerakkan tangannya.
Pakaiannya kembali dipakaikan oleh Nenah.
" Ngga apa apa lok pak Dicky. Hanya kecapean. Terus itu giginya mulai tumbuh. Makanya neng cantik ngerasa ngga enak..." jawab mak paraji
" Oooh... Pantees... Tadi pas dikasih nen aku digigit... " ucapkan istriku
Lalu ia bercerita tentang apa yang terjadi pagi ini.
Teh Minah tertawa mendengar cerita istriku, begitupula Ajeng.
Aku menggaruk kepalaku karena heran. Betapa cepat pertumbuhan bidadari kami.
Suasana ceria tetap berlanjut hingga siang hari. Hingga menjelang waktu makan siang....
Makasih atas update nya...sehat terus
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd