Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA JOE

Status
Please reply by conversation.
Ch4.jpg





Infant Annihilator - Three Bastards





“Jadi Joe, menurut lo gimana?”

“yah, terserah kamu lah, Edo. Pilihan ada pada dirimu brother.

Dua tahun yang lalu secara mengejutkan, Edo memutuskan untuk menikah dengan Hesti Puspitasari, mantan gurunya waktu SMA. Meski sempat mendapat penolakan, akhirnya pernikahan tersebut terjadi. Semenjak itu Edo berjanji pada dirinya sendiri, untuk berubah kearah yang lebih baik. Salah satunya ia tidak akan berhubungan dengan wanita lain, seperti yang sering dia lakukan sejak berumur 18.

Joe mengakui sahabatnya yang satu itu memang lelaki yang setia. Selama dua tahun ini, Edo berhasil membuktikan komitmen atas janji yang ia buat sendiri, tanpa pernah berusaha untuk mencederainya sedikitpun. Bahkan selama kuliah di Jakarta pemuda itu mengaku sering menerima godaan dari banyak wanita. Dengan wajah yang ganteng dan lucu itu membuat banyak perempuan ingin lebih dekat dengannya. Namun tidak ada satupun dari godaan itu yang menggoyahkan iman dan hatinya. Sampai beberapa saat lalu ketika Lenita Febriani datang dan tiba-tiba melepas kemeja dengan alasan gerah, menimbulkan keraguan di benak Edo.


Leni merupakan gambaran nyata dari karakter manga dan anime Jepang yang selama ini menemani hidup Edo. Dengan tubuh tinggi nan ramping serta payudara besar membusung, membuat Edo pernah berhayal, bahwa Leni sebenarnya berasal dari dunia One Piece salah satu komik karya Eichiro Oda yang menjadi fovoritnya selama ini. Sehingga wajar bila Edo sangat bernafsu untuk meremas gundukan kenyal itu sedari tadi.

Inilah alasan kenapa aku belum mau pacaran. Batin Joe setelah melihat Sahabatnya itu menjatuhkan pilihan

Edo kembali menjatuhkan tubuh ditempat sebelumnya ia duduk. Bergabung bersama Genta yang sedari tadi sudah menggerayangi tubuh seksi Lenita. Tidak ada lagi guratan ragu diwajah ganteng Edo, yang ada hanya wajah penuh nafsu yang ia salurkan dalam bentuk hisapan dileher Leni.

Dua pemuda berwajah oriental itu seolah berada dipantai musim panas, menganggap payudara besar Leni seolah buah semangka yang segar dan sangat berair. Keduanya sama-sama menggigit daging empuk itu dengan jahilnya, sembari kedua tangan mereka kompak menarik rok ketat Leni sampai lembah indah itu menampakan diri dari persembunyian.

Dari ciuman yang dilancarkan pemuda Jepang itu terhadap bibir tipis Leni, seolah menjelaskan betapa menderitanya kehidupannya selama kuliah di Jepang, yang menurutnya tidak seindah dan semudah yang biasa terlihat pada adegan Japan Adult Videos.

JAN KEN PON

“Yes, gue menang. Awas lo Gen!!”

Sebenarnya Leni tidak keberatan tubuhnya menjadi rebutan dua pemuda tampan itu. Tetapi saat ini wanita yang hanya mengenakan pakaian dalam itu memilih untuk merasakan mereka satu persatu.

Joe duduk sembari menikmati bir dingin yang ia ambil dari dalam ember. Sambil menengguk bir, iapun melirik kearah Steve yang dengan santainya menyaksikan tubuh indah istrinya menjadi objek pelampiasan nafsu. Untung saja lantai dua The Black Beard ini sudah sepi, hanya tinggal mereka saja. Sehingga apa yang terjadi saat ini tidak menjadi tontonan live sex show oleh pengunjung setia Bar miliknya.

ClAAAP SLRUUUPPP

Mendapat giliran pertama, Edo memulainya dengan menghisap lidah Leni kedalam mulutnya, dibarengi dengan remasan pada payudara yang sudah berpeluh itu, kemudian dilanjut dengan rabaan pada area selangkangan Leni yang dihiasi bulu tipis yang dibentuk garis diatas klitoris.

“Achhh…… maafin teteh yaaah, jadi bikin kamu selingkuh gini.. hihii… habisnya teteh tuh kangen tahu sama kamu..”

Edo memilih diam dan tidak merespon racauan Leni. Ia tidak ingin membuat dirinya semakin merasa bersalah atas pilihannya malam ini. Apapun alasannya, yang dilakukan Edo saat ini adalah bentuk penghianatan atas kepercayaan sang istri, atau dengan kata yang lebih mudah, ia sedang berselingkuh.

Cukup puas menelan ludah dari mulut Leni, Edo melancarkan lidahnya menuju puting payudara yang menonjol indah ditengah areola coklat terang yang lebar. Hanya seasaat lidah itu bermain karena sang pemuda nampak bernafsu menjilati seluruh area selangkangan Lenita.

LELEEEEELLLLLL

Steve menarik meja kebelakang seolah memberi ruang kepada Edo agar lebih leluasa menikmati selangkangan sang Istri. Diberikannya ruang tersebut membuat Edo bisa menghadapkan wajahnya tepat didepan kemaluan Leni yang terlihat menjengger dan sedikit gelap diujung labianya. Edo begitu suka dengan bentuk vagina Leni, menurutnya lebih enak ketika dihisap. Namun ia lebih tertarik pada lubang yang berada sedikit dibawahnya. Lubang yang cenderung lebih rapat dan lebih indah untuk disantap.

SlRUUUUPPPP

“ACHHHHHH”


Ujung lidah Edo terlihat semakin menusuk kedalam anus Leni. Membuat Leni sontak menjerit, beruntung lantunan musik grunge yang masih terdengar dari pengeras suara menyamarkan luapan nikmat dari bibir Leni yang menganga keenakan. Merasa lubang berwarna coklat terang itu cukup licin, Edo dengan cekatan melepas celananya sampai sebatas lutut, lalu dengan nafsunya ia menusuk batang kemaluannya yang tidak seberapa besar itu kedalam lubang anal Leni.

“Anjing…. Pantat Teh leni masih ngegrip ajaa nihhh… Jarang dipake yaah sama om Steve, hehe” Kelakarnya merasakan penisnya dijepit begitu erat oleh lubang dubur Leni yang begitu memikat.

“Huuuummm…… si Papi kan gaaak maaau…”

Nikmat yang dirasakan dari anal sex yang diberikan Edo membuat Leni tak kuasa untuk melanjutkan cerita tentang sang suami yang tidak pernah melakukan penetrasi pada lubang duburnya itu. Sejauh ini hanya sedikit lelaki yang pernah merasakan lubang anusnya. Tetapi hanya Edo yang begitu menikmatinya penuh penghayatan.

PLOOP PLOOOOP PLOOOOP

Perjanjiannya mereka akan mendapat giliran 10 menit untuk menikmati Lenita. Tetapi Genta tidak ingin menunggu lebih lama lagi, sehingga batang kemaluannya yang sudah menggantung keras itu diarahkan masuk kedalam mulut Leni.

“Nomikomu!!” Seru genta meletakan kedua lututnya disamping perut Leni, seraya menyodorkan batang kemaluannya untuk ditelan oleh wanita itu

Bibir Leni dengan telaten memilin batang 6” itu masuk kedalam mulutnya. Hanya separuh dari keseluruhan batang itu yang sanggup ia hisap, selebihnya ia memberikan kocokan kecil pada pangkal penis Genta.

HMMMM …. OISHI!!!” Genta mengeram mendapat kemaluannya dikulum dengan liar oleh mulut Leni.

Sayangnya intensitas hisapan Leni sedikit terganggu karena beberapa kali mulutnya menjauh dari ujung penis Genta. Semua itu disebabkan karena Edo tengah menusuk anus Leni dengan sangat kencang sampai membuat tubuh wanita itu tersentak-sentak.

Posisi pantat Genta yang sedang menikmati kuluman Leni berada tepat dihadapan wajah Edo. Sehingga pemuda itu memilih menutup kedua matanya agar konsentrasinya tidak buyar. Tetapi, tanpa melihat membuat penis Edo kadang terlepas dan mengarah masuk ke vagina Leni. Tetapi secara insting Edo dapat mengetui posisi anus Leni sehingga ia bisa tetap menikmati lubang itu sampai detik terakhir sebelum ia melepas peluru kental didalam prostat sana.

Lelehan sperma mengalir membasahi bibir anus Leni setelah sang pemuda mencabutnya. Kemudian Edo duduk disamping tubuh Leni setelah ia melanggar janji keduanya kepada sang Istri, pemuda berambut poni itu meneguk bir dingin, sejenak menyegarkan tubuhnya dari panas yang dihasilkan oleh anal seks yang baru ia rasakan lagi semenjak dua tahun menikah.

Leni bangkit dari duduknya setelah Genta melompat turun dari sofa. Kemudian wanita itu berdiri tepat diantara kedua kaki Edo yang dibentangkan olehnya. Ia menyodorkan wajah sensualnya kehadapan Edo yang sedang meneguk bir kedalam mulutnya. Belum sempat Edo menelan, bibir basah Leni memburu mulut Edo dan menghirup bir didalamnya.

“Achhhh. Kamu ih, dari dulu teh menie suka banget sama pantat teteh. Emang enak nyaak?”

“Enak laaah lebih kenceng.” Jawab Edo mantap.

“Jadi kamu pikir memek teteh tuh… dowww.. acchchhhh”

Belum selesai kata itu terucap, tubuh Leni terhentak karena Genta mulai melancarkan aksinya. Pemuda berambut panjang ala prajurit samurai itu menarik sedikit pinggul Leni kebelakang, mengarahkan lubang kewanitaan Leni kepada batang kemaluan putih milik sang samurai.

“OHHHHHH!!!! HMMMM”

Genta memejamkan mata sejenak membiarkan batang kemaluanya merasakan hangat dari cairan kewanitaan yang keluar saat mendapat anal penetrasi dari Edo sebelumnya. Setelah batang penis Genta terbenam sepenuhnya, pemuda itu menampar pelan pantat putih mulus Leni, untuk kemudian ia jadikan pegangan saat ia menggenjot tubuh Leni.

PLOOP PLOOOP

Peluh yang membasahi bokong leni dan perut Genta menimbulkan suara khas yang sangat enak didengar ketika keduanya saling bertemu. Suara yang begitu merangsang pendengaran hingga membuat penis Edo kembali ereksi.

Edo memegangi kepala Leni yang berhias rambut hitam lurus dan panjang. Mengarahkan wajah sang wanita untuk bertemu dengan kemaluan imut milik sang pemuda. Dengan bibir yang sudah basah dan lengket, Leni menghisap penis Edo yang belum terlalu kerasa itu seperti bayi yang sedang mengempeng

Pandangan mata kedua sahabat ini salaing bertemu keduanya menatap dengan wajah bahagia. Bagaimana tidak, saat ini mereka sedang dilayani dengan sangat mahir seperti artis JAV professional. Genta mengentakan penis pada vagina Leni sapai tubuh dan payudaranya mengguncang, sementara itu Edo menerima perlakuan enak dimana lidah Leni bermain-main diarea selangkangannya. Tidak hanya batang penis, bahkan biji zakar serta lubang anus sang pemuda ikut menjadi serbuan lidah nakal Lenita.

Melihat sang istri layaknya seekor anjing betina yang sedang digagahi seekor pejantan sembari menjilati anus pejantan lainnya, Steve bangkit dari duduknya. Berkali-kali ia menelan ludah ketika tubuh seksi istrinya diperlakukan secara brutal oleh dua pemuda itu. Kelelakian Stave mulai memuncak dan ini saatnya untuk dielapaskan. Tetapi dengan sigap Joe menghentikan niatan Stave.

“Paling nggak, jangan disinilah om.”



Lantai tiga The Black Beard menjadi kediam pasangan Stave dan Leni selama ini. Semenjak usahanya itu berkembang, Stave memutuskan untuk mengubah ruangan yang dulunya hanya sebuah gudang menjadi hunian tetap dirinya dan sang istri. Stave sengaja membiarkan ruangan ini terkesan manly dan industrial, seperti kondisi awal saat ia membeli ruko 3 lantai 10 tahun lalu. Hal ini ia lakukan untuk sedikit mengobati kerinduannya akan kampong halamannya, New York.

Lantai 3 ruko ini tidak seluas 2 lantai dibawahnya, sehingga ruangan ini sengaja dibiarkan tanpa sekat, agar terkesan lebih luas dan lapang. Tidak ada sedikitpun sentuhan wanita diruangan ini. Mengingat Leni memiliki selera design yang sama. Sehingga tidak pernah ada keributan yang biasa dialami pasangan suami istri ketika menentukan warna cat dinding .

Pasangan ini sudah menikah selama 7 tahun. Dan sebenarnya mereka sudah dikaruniai seorang anak. Namun Leni memutuskan agar buah hatinya bersama Stave, dirawat oleh sang kakak yang sudah lama mendambakan momongan. Keputusan yang berat sebenarnya, tetapi itu merupakan pilihan yang tepat, mengingat kehidupan seks keduanya terlalu bebas, sehingga tampaknya tidak mungkin untuk membesarkan anak ditengah pilihan hidup yang telah mereka jalani selama ini.

Diatas sofa berbentuk ‘L’ kelimanya duduk sejenak sekedar menikmati bir dingin. Sembari mendengarkan cerita tentang kejadian 3 tahun lalu. Kejadian dimana 3 pemuda itu dihadapkan pilihan sulit tetapi dilain sisi begitu menggiurkan. Saat itu, Stave meminta ketiganya menyetubuhi istrinya dihadapan matanya langsung. Meski ingin, semula mereka menolak, bagaimanapun juga Leni adalah istri dari lelaki yang sejak kecil menjadi sosok ayah bagi ketiganya. Tetapi terkadang nafsu selalu mengalahkan nurani.

Setelah menelanjangi diri, Stave merebahkan dirinya diatas kasur lipat yang digelar ditengah ruang. Kemudian ia meminta bantuan Edo dan Genta untuk menggendong tubuh Leni, lalu mengarahkan vagina menganga sang istri menuju batang kemaluan Stave yang besar berurat dan menyeramkan. Setidaknya itu yang ada dipikiran Edo dan Genta yang sejak dulu selalu merasa insecure dengan ukuran penis mereka.

Ukuran penis mereka sebenarnya tidaklah kecil. Masih dikisaran ukuran rata-rata orang Indonesia. Tetapi berhadapan dengan penis om Stave yang berukuran ‘delapan’ dalam hitungan Inchi, membuat diri mereka merasa minder. Satu-satunya orang yang memiliki ukuran mendekati om Stave, adalah Joko Eko Poernomo, dengan seven half inch-nya.

Joe tidak pernah sadar kalau ukuran penisnya tergolong besar untuk ukuran orang Indonesia. Karena sejak kecil ia selalu menonton film porno produksi Amerika, sehingga ia menganggap ukuran normal seorang lelaki yah seperti yang biasa ia lihat di film-film itu. Pemuda itu baru menyadari hal ini ketika ia teringat kejadian setelah ia disunat pada saat SD dulu. Saat itu Mamanya mengajak teman-teman arisannya untuk menjenguk Joe. Dengan cueknya sang mama membuka sarung yang dikenakan Joe lantas berseru ‘Lihat deh Jeng. Calon mantu ku nanti pasti bahagia. Hihihi’

“STTTTT”

Bila dihitung masa pacaran, Leni sudah merasakan penis Stave selama 10 tahun. Tetapi batang jantan milik sang suami selalu saja membuat dia meringis ketika menerobos lubang vaginanya. “Achh, Shit… kontol papi teh emang jawaraaa.Achhhhh…” Mendengar perkataan Leni, membuat Edo dan Genta yang masih memeganginya sedikit memanyun,”Kontol kalian berdua juga enak kok, buktinya teteh suka..”

Usai berkata, Leni memburu bibir Stave sembari meremas kepala plontos sang suami. Dengan lembutnya pantat Leni mengayun naik turun. Bibir kemaluanya terlihat sesak, lantaran dipenuhi batang besar yang berlumuran lender kental berwana putih yang membusa. Sembari menikmati cumbuan sang Istri, Steve meremas belahan pantat Leni lalu meregangkannya.

Melihat lubang anus Leni yang membuka tutup, membuat Edo kembali bergairah. Kali ini pemuda itu melumasi batang kemaluannya dengan cairan pelican. Setelah dirasa cukup, Edo mengarahkan ujung penisnya kelubang anus Leni yang sudah merekah indah.

“ACHHHHHH”

Meski dalam satu jam ini Edo sudah dua kali ejakulasi dilubang yang sama, tetapi sensai ketika lubang sempit itu menjepit, selalu memberikan getaran enak diulu hati.

Kali ini Edo melakukannya tanpa effort berlebih. Pinggulnya digerakan lebih santai sambil memegang, meremas dan sesekali menampar pantat putih yang kian memerah dihadapannya. Permainan Edo berhasil melepas cumbuan Leni atas suaminya, membuat Genta yang sudah berdiri diatas kepala Stave dengan leluasa mengarahkan penisnya yang sudah kembali ereksi kedalam mulut Leni.

“UHHHHHHH.” Genta meringis usai mendapat gigitan kecil pada kepala penisnya yang runcing.

Sambil mengocok batang Genta dengan lembut, Leni melirik kearah Joe, yang sedari tadi hanya duduk menyaksikan. Bahkan pakaiannya masih lengkap terpakai.

“Hehh, diem aja dari tadi, ayo ikutaaan..” Bujuk Leni kepada Joe yang asyik menengguk bir sambil mengepulkan asap rokok.

“Iya-iya, gak sabaran amat sih jadi orang… Huh.” Jawab pemuda urakan itu dengan santainya.

Merasa kenikmatannya terusik, Genta kembali menarik wajah Leni agar wanita itu tetap fokus mengulum penisnya yang sudah semakin keras.

PLOOOP PLOOOP

Gerakan Edo semakin kencang hingga membuat payudara Leni mengguncang. Edo kembali ingin crot didalam pantat Leni untuk ketiga kalinya, namun ketika melihat Genta sedang melakukan facefuck dimulut Leni, memuat Genta melepas penisnya begitu saja.

Dari arah samping kanan, Edo menarik kepala Leni hingga membuatnya terlepas dari soft deepthroat yang diberikan Genta. Namun bukannya membebaskan wanita itu dari penderitaan nikmat itu, Edo malah dengan buas menekan penisnya kedalam mulut Leni yang berlumuran lender dan ludahnya sendiri.

PLOOOOP PLOOOOP

STTTTTT HAAAAAAAH


Stave menarik nafas panjang. Berusaha menenangkan diri agar penisnya tidak mengalami ejakulai. Ia tetap merebahkan tubuhnya senyaman mungkin, sembari menimati pertandingan antara Edo dan Genta yang saling berebut mulut Leni. Kedua pemuda itu seolah hilang kesadaran dengan terus menggenjot mulut Leni dengan liarnya. Bahkan keduanya kompak mengabaikan tepukan tangan Leni di paha keduanya.

Lelaki pemilik jenggot lebar itu sadar, istrinya begitu tersiksa. Tetapi ia juga tahu, Leni sebenarnya menginginkan perlakukan semacam itu, perlakuan yang tidak bisa ia lakukan, lantaran penisnya terlalu tebal untuk bibir Leni yang cenderung tipis.

'OORGGHHHKKKKKKK'

Steve berharap keduanya akan lebih brutal lagi, menggenjot mulut sang istri hingga membuat Leni memuntahkan isi perut keatas dadanya yang berbulu. Sayangnya ekspektasi lelaki itu terlalu tinggi. Masih ada sisi malaikat didalam diri Edo dan Genta, sehingga mereka memutuskan berhenti menyiksa Leni lebih lama lagi.

Kedua tangan Leni ditarik oleh Steve, ia ingin melihat lebih dekat ketika Edo dan Genta menumpahkan sperma keduanya di wajah cantik menggairahkan itu. Meski tidak banyak, Steve cukup puas melihat wajah istrinya berlumuran dengan sperma. Dengan tangan kekarnya, ia meratakan sperma yang menempel disekujur wajah Leni, mencampurnya dengan lendir ludah diarea mulut.

“You are so sexy honey” Gumam Steve membelai wajah berlendir sang istri.

Leni hanya tersenyum mendengar pujian sederhana dari sang suami tercinta. Seandainya dulu ia tidak bertemu dengan Steve disebuah kereta. Mungkin wanita penderita nymphomaniac itu tidak akan mendapat kesempatan seperti ini. Memiliki suami tampan yang merelakan sang istri digagahi oleh lelaki lain

“Kamu juga…… aaaaaAAANJIIINGGGGG..” Belum selesai Leni membalas pujian Stave, wanita itu menjerit sejadinya. Ia segera melirik kebelakang mencari tahu penyebab rasa nyilu ini.”Joe, kamuuu achhhhhhh”

Tanpa menghiraukan jeritan Leni, Joe terus saja menjejalkan batang kemaluannya yang sudah maksimal pada celah kecil yang masih tersisa dilubang vagina Leni yang sudah penuh oleh penis suaminya. Dengan bantuan lube yang ia kucurkan pada btang kemaluannya, Joe mendorong paksa agar penisnya benar-benar masuk kedalam sana. Berjejalan bersama penis om Steve.

“Tadi katanya suruh gabung? Giliran Joe gabung malah protes…. Hmmmm hihhi…”

“Achhhhh…. Achhhh….. astagaaaaaa….. Joeee..!!!”

Beberapa kali usaha Joe gagal karena penisnya terdorong kembali keluar. Namun setelah otot vagina Leni mulai terbiasa, Joe mulai menggenjot pinggulnya. Tidak terlalu kencang cukup membuat penisnya berada pada arah yang sama. Mengetahui tindakan yang dilakukan Joe, Steve yang sedari tadi diam akhirnya mencoba untuk menggerakan tubuhnya. Didorongnya sedikit tubuh Leni keatas sampai Steve mendapat ruang untuk menggerakan pinggulnya.

PLOOOOP

SLEEEEEEPTTT

“ACHHHHHHH PAAAAAAPPPIIII!!!!!!”


Bk4.jpg
 
Terakhir diubah:
ch4-1.jpg






Aku terbangun oleh harumnya aroma kopi dari bawah. Sejak dua bulan magang pola tidurku memang jadi sedikit teratur. Aku lebih sering bangun pagi, bahkan ketika weekend.Tetapi kejadian semalam membuat aku tertidur lelap, nyenyak sekali. Bahkan aku tidak tahu saat ini jam berapa. Dari cahaya matahari yang membendar pada jendela diatas kepalaku dan dari bisingnya suara kendaraan yang membisik dari kisi-kisi, kutahu ini sudah siang hari, atau mungkin sore. Entahlah.

Kepalaku masih seidikit pusing. Mungkin karena terlalu banyak minum bir, atau mungkin juga terlalu banyak memuntahkan sperma. Aku lupa berapa lama aku ngentotin teh Leni semalam, no lebih tepatnya subuh tadi. Aku juga lupa kapan aku berhenti, Bahkan aku tidak ingat kenapa aku bisa tidur ditempat tidur om Steve dan teh Leni.

Seingatku tadi pagi aku tergeletak diatas sofa saat Edo dan Genta berpamitan. Selebihnya aku tidak tahu. Mungkin om Steve menggendongku kesini, Ia memang sering malakukannya setiap aku ketiduran didalam studio musik miliknya.

“Ehhh dah bangun yaah?” Ujar Teh Leni yang menghampiriku dengan sebuah baki berisi dua cangkir kopi dan dua potong sandwich. Ia meletakan baki itu diatas meja kecil, kemudian ia duduk disamping tubuhku.”Perasaan yang digangbang teteh deh, kok malahan kamu yang tidurnya kayak kebo, hihihi”

.“Iya nih teh, sejak magang aku jadi gak kuat kalau begadang. “ Jawabku sekenanya seraya meraih cangkir kopi” Sekalinya begadang pasti tidurnya kayak kebo. Hooaaaahhh” Lanjutku seraya menguap.

Saat kuseruput kopi panas ini, aku melirik kearah tubuh teh Leni yang mengenakan pakaian semacam kebaya putih tipis berenda. Aku menyingsingkan bajunya itu sampai teteknya terlihat. Lalu kuarahkan cangkir kopi ditangan kanan tepat dibagian toket kanan teh Leni. Kemudian dengan tangan kiri aku mencoba meremas toket bulat itu.

“Heeh, ya udah gak keluar atuh ASInya, kamu lupa yah”

Sejak mengambil keputusan untuk memberikan hak asuh anak kepada kakak perempuannya, teh Leni memang sering mendonasikan air susunya pada orang lain. Tetapi karena stock ASInya terlalu banyak kadang ia memberikannya juga padaku. Namun semenjak melakukan operasi pengencangan payudara, toket teh Leni tidak lagi memprodiksi ASI. Hmmm sayang banget.

“Eh, Joe, tadi teteh gak sengaja ngelihat tas kamu dibawah. kamu bawa kamera Polaroid kan yah? Potoin teteh atuh sekali-kali.”





Aku mengenal photography dari papa yang kebetulan seorang photographer profesional. Namun 3 tahun belakangan aku keranjingan pada polaroid. Menurutku hasil jepretan dari kamera polaroid memiliki nilai yang lebih, mungkin karena hasilnya cuma satu sehingga kenangan yang ada didalamnya akan jauh lebih berharga.

Selain bekerja disebuah Bank, Teh Leni juga sering menerima tawaran foto dari sejumlah photographer. Itulah kenapa gerakan posenya begitu luwes tanpa perlu aku arahkan ini itu, teh Leni dengan sendirinya menggeliatkan tubuh seksinya itu.

“Tapi janji yah, filmnya nanti di ganti.”

“Iya Janji, udah cepet atuh potoin deui.!!”

Harga sekotak film polaroid cukup mahal, sehingga hanya momen-momen tertentu saja yang aku pilih saat memotret dengan kamera polaroid. Tetapi karena dijanjikan akan dibelikan 5 kotak sekaligus oleh teh Leni, sisi kapitalisku-pun tersentuh.

Setelah memotret teh Leni dengan beragam pakaian dan tempat. Aku duduk dimeja makan sambil melihat hasil foto yang sudah jadi. Dari sekian banyak foto yang kuhasilkan, semuanya menampakan keseksian teh Leni, bahkan saat ia mengenakan pakaian yang sangat tertutup sekalipun, aura seksinya tetap saja membendar.


Teh Leni menghampiriku usai ia mengenakan celana dalam putih dan selembar kaos putih yang tidak sanggup menutupi dadanya. Ia berdiri dibelakangku menempelkan dada montoknya dipunggungku. Setelahnya ia merangkul dan merabai batang kemaluanku yang masih lemas.

“Badan teteh kurang nafsuin yah?”

“Maksudnya” Aku terheran

“Kok gak ngaceng kan dari tadi motion teteh telanjang?”

“Ohhh. Bukan gitu teh. Aku tuh dari kecil udah pernah diajarin foto nude sama papa. Jadi saat aku motret orang yang telanjang, yah aku mah berusaha profesional aja, bukan berarti teteh tuh gak nafsuin loh yaah.”

Lagian siapa sih yang gak akan nafsu melihat tubuh semacam itu.

“Lagi yuk…!!”

Meski tahu apa yang ia maksud aku mencoba sedikit menggoda.”Lagi? yaaah, stok film kosongku udah habis teh, next time yah.”

“Bukan itu, tapi ini.” Jelasnya mengungkap maksudnya dengan meremas batang kontolku.

“Emang semalam masih belum puas? Gak lihat tuh memek masih merah gitu?”

“Belum, kalau sama kamu mah teteh gak pernah puas. Hihihi yaaah…Pleaseee!!?

Jangankan aku, Om Steve aja gak bisa membendung nafsu istrinya sendiri. Kalau teh Leni udah mau yah harus diturutin apapun resikonya. Terkadang nafsu besarnya itu membuat sedikit masalah.

Teh Leni berjongkok dibawah kedua kakiku. Dengan cepat celana putih yang kukenakan ia tanggalkan begitu saja. Dan lidahnya langsung mengarah pada area dekat anus dan buah zakar, yang tidak lain adalah area paling sensitif dari tubuhku.

LEELEEEEEELLLl

Tak lama setelah lidah teh Leni menyapu area itu, batang kontolku berdiri meski belum pada kondisi maksimal. Melihat hal itu teh Leni menggenggamnya dan memberikan sedikit kocokan sambil tetap menjulurkan lidah. Jilatan itu makin terasa geli saat lidah teh Leni berada tepat di lubang anusku yang sedikit berbulu.

Pengaruh dari bir yang terlalu banyak kuminum semalam, membuat aku sedikit lupa apa yang terjadi. Seingatku aku mencoba menjejalkan kontolku kedalam memek teh Leni yang sudah lebih dulu disodok kontol om Steve. Seharusnya itu sudah cukup memuaskan bagi teh Leni. Tapi bagi penderita nymphomania seperti teh Leni, double vaginal penetration belum cukup untuk meredakan derasnya nafsu yang terus mengalir bak sungai dipegunungan.

Tanpa melepas celana dalam putih yang sebelumnya dikenakan, teh Leni menduduki kontolku hingga menerobos masuk kedalam memeknya yang sudah sangat licin.

Teh Leni merangkulku dan menjejalkan wajahku ditengah toket bundarnya. Tetapi tak lama kemudian, ia berdiri sampai kontolku menggantung-gantung kebawah. Lalu ia berlari menuju kamar mandi yang terletak diruang tidurnya.

“Pantas dari tadi bau apaan, rupanyaa. Hihihi”

Aku terkekeh melihatnya lari terbirit-birit menaiki anak tangga dari besi baja. Toketnya terlihat memantul-mantul seperti bola tenis dilapangan.

Tadinya aku ingin menunggu teh Leni menyelesaikan hajatnya, tetapi setelah melihat ada 2 film yang masih kosong. Aku iseng menyusulnya ke sana.

“HEEH ngapain kamu ih, orang berak meni di poto segala, sana gihh, jorok tahu!!!”

“Lagian Joe kan motretnya bukan dibagian itu juga kali.” Jelasku sembari mengibar film yang baru keluar.

Setelah aku meletakan kamera dan film diatas meja kabinet, aku duduk diatas paha teh Leni yang wajah ngendennya nampak lucu.

“Joe, teteh Jahat gak sih?”

“Jahat kenapa emang?”Balasku seraya merapihkan rambut diatas telingannya

“Yah si Edo, gara-gara teteh dia jadi selingkuh kan. Hmmm”

“Huum, kalau rumah tangga mereka ada apa-apa, berarti teteh telah menjadi perusak rumah tangga orang!!”

“Ih, kok ngomongnya kitu sihh.”Tanggapnya dengan memanyunkan bibirnya” Tapi, teteh heran deh, sejak pertama kali ngewe sama teteh, si Edo itu kok suka banget yang nga-anal pantat teteh, emang memek teteh segitu dowernya yaah?”

“Hmmmm. Iyah, memek teteh kan emang dower,kalau gak mana mungkin kontol aku sama om Steve bisa masuk bareng hihihi..”

“Iya iya meki teteh kan dah dower, tapi kan gak usah dipertegas gitu juga kaliii..!!!” Kesal teg Leni membalasnya dengan mencubit puting kananku.

“Awawaw, iya sori. Sensi amat sih dibilang mekinya dower aja ngambek”

Wajar saja sahabatku yang satu itu begitu menyukai anal seks. Kerena wanita yang mengajarinya seks untuk pertama kali tak lain adalah tante Fitri, ibunya Edo.

“Oh iya yah, papanya Edo itu kalau gak salah masih ada Arabnya, yah. Hmmmm “ Angguk teh Leni usai aku menceritakan sedikit kisah tentang Edo,”Eh berarti si Edo teh, inces nyah?”

“Hmmm gak juga sih, si Edo itu kan anak angkat.”

“Oh pantesan aja, teteh lihat kok wajah dia sama orang tuanya agak beda, dia kan agak Cina gitu, sementara papa mamanya kan rada-rada arab. Ohhh iya iyaa”

“Tapi jangan singgung-singgung tentang itu yah teh, Edo kadang masih suka sensi kalau di ungkit masalah itu”

“…..” Teh Leni mengangguk mengiyakan. Namun dari senyumnya aku ragu ia bisa menepati omongannya. Tapi ya sudah lah aku udah terlanjur keceplosan bilang kalau Edo merupakan anak angkat dari kedua orang tuanya.




Melihat posisi senonoh teh Leni membuat sifat isengku tiba-tiba muncul. Aku singsingkan kaos putih yang ia kenakan sampai sebatas puting susu, lalu kuarahkan batang kontolku tepat dibelahan toketnya yang besar dan kenyal. Sejujurnya aku lebih suka bentuk toket teh Leni sebelumnya, sedikit ngondoy, tapi lucu. Tapi sepertinya, teh Leni menemukan doker yang pas, jujur aku tidak bisa membedakannya karena terlihat sangat natural.

AKu menggerakan pinggul meraskan sensasi hangat yang diberikan oleh himpitan dua gunung megah itu. Teh Leni menundukan kepala agar bibirnya dapat menyentuh ujung batang kontolku yang menyembul dari kerah kaosnya

Mruuuftttt

Sambil menikmati permainan bibir teh Leni, aku mencoba meraih memeknya dibawah sana, merabai dari pangkal itil dan sesekali mencolok jari tengah pada lubang memeknya yang menganga dan lengket. Tetapi ketika jemariku iseng meraba lbang anus teh Leni menepis.

“Heh, gak sabara pisan sih, tunggu teteh cebok dulu atuh.”

Brengsek sebelumnya siapa coba yang udah sange berat kepengen ngelanjutin babak ke 3 hmm keempat … atau kelima yah. Entahlah aku masih malas untuk mengingat.

Mendapati gulung kosong pada tempat tissue, teh Lenipun berdiri usai menarik tuas flush. Iapun melangkah pelan menuju arah shower. Diputarnya keran hingga air dingin menghujani tubuhnya. AKu tahu itu air dingin karena pentil susunya terlihat mengeras didalam kaos putih yang basah itu.

Tanpa melepas celana model thong yang dikenakan, teh leni membasuhi lubang pantatnya yang kotor. Selepas itu ia menuangkan sabun cair diatas sponge kemudian ie remas-remas hingga berbusa. Sambil sedikit bergoyang erotis, ia membaluri tubuhnya dengan busa sabun terutama area selangkangan yang masih saja tertutup.

Tak lama satu persatu pakaian yang ia kenakan ia lepas dan dilemparnya kearahku. Seolah itu merupakan undangan agar aku bergabung disana. Aku mengambil lagi kamera polaroid dan dengan cepat memasang film dan mengabadikan tubuh telanjang teh Leni dibawah shower itu.

Pas banget nih, diidalam kotak harta karunku memang belum ada foto seorang wanita yang sedang mandi.



https://sendvid.com/iy526rdl
(Hanya Ilustrasi)

Setelah dirasa cukup, aku berjalan kearah teh Leni yang sedang mengurangi volume air. Kuhimput tubuh seksinya sampai toketnya tergencet didadaku yang sedikit berbulu. Aku memburu bibirnya yang manis mengulum bibirnya lalu menjilati rongga mulutnya.

Dibawah sana kontolku mengikuti arahan pinggangku, menekan itilnya begitu keras sampai teh Leni memelas. “Please, jangan dimainin aja dong.. acchhhhhh…”

Kedua tanganku dengan mantap memegangi belakang paha Teh Leni. Lalu kupusatkan tenaga pada lenganku untuk menarik tubuh teh Leni keatas. Dengan gerakan pinggul kuarahkan kontolku yang mengacung keatas danmpai ujungnya menyentuh gelambir kembar milik teh Leni. Saat kurasa arah kontolku tepat pada sasaran, kulonggarkan pikulanku sampai teh Leni sedikit jatuh dan memeknya mendarat tepat di kontolku

“AWWWWHHHH!!!”

Teh Leni sedikit menjerit namun sedetik kemudian ceritannya berubah menjadi desahan yang terdengar merdu ditelinga, semerdu gemericik air yang mengguyur tubuh kita berdua.

SLEEEEPPP..!!

Dengan sekuat tenaga aku menghujamkan batang kontolku meski yang terjadi hanya gerakan mengulek sahaja. Tetapi kekuatanpinggulku tidak sekuat otot lenganku. Postur tubuh teh Leni yang sedikit bongsor membuat aku sedikit kewalahan.

Akhirnya aku putuskan untuk menelentangkan tubuh teh Leni diatas lantai. Setelah mematikan keran shower, aku menindih tubuh teh Leni. Kurentangkan keuda kakinya kesamping dan kembali kuarahkan kontolku masuk kedalam memek yang tidak pernah suka dibuat menunggu.

Dalam posisi ini aku bisa lebih leluasa menikmati memek teh Leni, yang terasa makin basah dan mengikat.Batang kontolku seperti tercekik oleh dinding kemaluan teh Leni yang sejak tadi mengimbangi irama gerak pinggulku.

“AWWWW….ACHHHH…. uuuuuuuuuuuu”

Desahan Teh Leni semakin terdengar lirih dan tidak seheboh sebelumnya. Tetapi hal inilah puncak kenikmatan bagi teh Leni. Sebab, setiap kali volume desahannya menurun wanita itu pasti akan…

AAACHHHHHHHHHH!!!!!!!

SROOOTTTTTTT… SROOOOOOOT


Dengan cepat aku menarik keluar batang kontolku karena tahu teh Leni akan mendapatkan squirt. Wanita itu pernah mengaku dulu ia bisa dengan mudah mendapatkan squirt, bahkan hanya dengan jilatan atau rabaan saja. Tetapi semenjak Teh leni hamil dan melahirkan anak, ia cukup sulit untuk mempereolehnya lagi dengan mudah. Pantas saja setiap kali kontolku berhasil bikin memek dia muncrat teh Leni benar-benar terlihat bahagia.

CHHHHHHHH…. Hmmmmmm achmmmm” Desah teh Leni meremasi toketnya sendiri dengan manja.

Aku sengaja membiarkan teh Leni menikmati swuirt yang makin jarang ia dapatkan. Lalu saat tubuhnya sudah tak lagi mengejang, aku berkata.”Kalau muncrat kayak gitu doang sih, Joe juga bisa kali teh,”

“Hmmm.”

Untuk membuktikan keheranannya, aku meletakan lutut disamping pinggul teh Leni, lalu mengarahkan kontolku kearah tubuhnya yang masih terlentang. “NIh,, Joe bisa tahu muncrat kaya teteh barusan.”

SEEERRRRRRRRRRRRR.

“JOOEEEEEEE!!!!. KAMU YAAAAA. ETHA MAH KENCING!!!! HMMMM”

Teh Leni menggeliat berusaha menghindar dari mancuran air kencingku yang jatuh diatas pegunungannya yang indah.

“HMMM dasar anak durhaka!!, ini sich namanya air susu dibalas air kencing tahuuu… Hmmm”

Upss, sorry, sengaja…

==========





Akhirnya segala urusan dengan Lenita Febriani dapat terselesaikan. Dengan bantuan Steve, Joe tidak perlu bersusah payah dan mengeluarkan energi ekstra. Sebab bila tidak, Leni pasti akan memaksa Joe untuk terus menyetubuhinya, sampai malam, sampai pagi, sampai malam lagi atau bahkan sampai membuat Joe pingsan.

Berhubungan seks dengan Leni memang mengasyikan, Joe mengakui itu. Bahkan sejak pertama kali mengenal seks pada umur 18, Joe bisa dikatakan kecanduan akan kenikmatan yang didapat. Tetapi seiring bertambahnya waktu, Joe menyadari satu hal, seks yang terlampau sering pasti akan bertemu juga pada titik bosan.

Cara termudah yang dapat dilakukan Joe saat ini ialah menghindar. Menjauh dari wanita-wanita yang selalu memburu kejantanannya. Itulah kenapa ia memilih tinggal di kamar kost kecil ini. Kamar yang jauh dari kata mewah tetapi cukup nyaman untuk jadi tempat bersembunyi.

Usai menyirami tubuhnya dengan air hangat, Joe kembali kedalam kamarnya. Kemudian pemuda itu merapihkan apa yang perlu di benahi, lalu mebersihkan apa yang dirasa kotor. Setelah itu. Ia membuka sebuah kotak dari dalam lemari bajunya. Kotak bertuliskan Joe’s Treasure Box itu berisi segala kenangan Joe selama tiga tahun belakangan. Didalamnya hanya berisi berlembar-lembar foto, kebanyakan foto dari wanita yang pernah bertemu dengan Joe. Yup, bertemu dalam makna berbeda.

Usai meletakan foto Leni Febriani didalamnya, Joe kembali mengunci kotak kayu tersebut dan meletakknya kembali ditempat persembunyian rahasia. Ternyata aku ini memang bajingan. Hihihi.


Joe-Treasure-Box.jpg


 
Terakhir diubah:
Bimabet
Sial gw bacanya sambil makan ayam geprek, ternyata ada adegan ekstrimnya, mana gw bacanya pelan2 no skip pula :pusing:

Btw, seperti biasa... banyak bgt typonya. nulisnya sambil colay ya, brad? :pandaketawa:

MS Word jaman sekarang auto correctnya keterlaluan, kadang ngerubah-rubah sendiri kalimat yang udah ditulis. Dah gitu tutt keybord laptop ada yang lepas tiga biji, mangkin amyar dah

Tapi iya sihh, ngetiknya sambil ngcilk juga..
:konak:
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd