Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

FANTASY - TAMAT Penjelajah Samudra S4

Mashiro999

Guru Semprot
Daftar
19 Nov 2022
Post
530
Like diterima
4.955
Bimabet
Penjelajah Samudra


Karya lama dari nubi. Siapa tahu ada yang belum pernah baca. Kalo sempat genre mau nubi ubah ke softcore.

Total 41 episode ya suhu :ampun:
Season 1 sampai season 4
Update setiap hari.


 
Terakhir diubah:
prolog

Indah Pura , Galaksi spiral





Aku melihatnya menuruni tangga bersama sepasang temannya ke lantai dansa. Kedua temannya itu lalu berdansa, sementara ia berdiri sendirian melihat bingung ke sekelilingnya. Ia gadis tercantik yang pernah kulihat. Namun seperti biasa aku terlalu takut untuk menyapanya.





Namun ia tiba-tiba menatapku tajam, dan tersenyum dengan manisnya. Ia berjalan menghampiriku dan aku, rasanya seperti bermimpi. Ia berdiri tepat di depanku, lalu dengan wajah manis itu ia menyapaku





“ heh orang aneh. Kenapa melamun? Kenapa tidak berdansa seperti yang lain?“





Aku berdiri heran. Aku menjawab





“ aku tidak bisa berdansa “





Ia pun tertawa





“ sudah , santai saja. Ikut aku!!! “





“ Di sini , di dalam dadaku , ada getar

“ Di sini , di dalam dadaku , ada getar lubuk tak kusebut , Dia menjerat hatiku , menatapku , tajam “




Aku mencobanya, meski aku tahu aku tidak bisa. Tapi aku hanya mempermalukan diriku sendiri. Aku melepaskannya dan mencoba lari karena malu. Namun ia menangkap , tanganku dan berkata





“ sudah kubilang santai saja. “





Kami kembali berdansa. Lalu ia menarikku ke luar lantai dansa , lalu kami berdiri di pinggir balkoni , menatap pemandangan malam kota Indahpura.





“ ngomong-ngomong , aku Dewi “





“ aku... aku Sakti “





Dia tertawa terbahak-bahak.



“ Nama macam apa itu?”

Dan kami pun berkenalan. Malam itu menjadi malam perkenalan kami. Aku mengantarnya pulang dengan kereta listrikku menuju kediamannya. Ia bekerja sebagai pramugari di pelayaran antar planet. Dan aku mengaku , kalau aku bekerja sebagai tentara bayaran , yang menjelajah antariksa memburu perompak atau pun bandit-bandit sertapenambang ilegal.





Aku tidak tahu kata-kata apa yang pas untuk menggambarkan gadis ini. Ia tidak hanya cantik. Matanya tidak hanya bening berkilauan seperti bintang. Tapi kepribadiannya juga cerah layaknya bintang , dan hatinya sangat suci. Ia tidak hanya gadis tercantik, tapi juga terbaik dan tersuci yang pernah aku kenal. Sulit menemukan orang baik , jujur dan tulus seperti dia. Terutama yang mau menerimaku , yang jelas sekali bukan orang baik.





Wanita luar biasa , adalah wanita yang mampu mengangkat derajat lelakinya , dari terpuruk , menjadi jauh lebih baik dari orang lain. Jika ada wanita yang mampu melunakkan hatiku yang terkenal lebih keras dari batu , lebih ganas dari hewan buas apapun , dia lah orangnya. Kami tidak berpacaran lama. Aku langsung menikahinya , sebagai tanda kalau aku serius. Aku berubah, meninggalkan dunia lamaku demi wanita ini.





Tapi itu sudah enam tahun yang lalu. Kami telah menikah selama lima tahun lebih , dan kami hidup bahagia , meski kami belum punya keturunan. Ia rela meninggalkan kehidupan glamornya , untuk hidup denganku di sebuah kabin murahan di pusat kota Indahpura. Aku berhenti dari tentara bayaran , menjadi kurir ekspedisi antar planet. Aku tak menyangka aku pernah sebahagia itu. Bangun setiap pagi , disambut senyum manisnya. Mengawali hari dengan masakannya yang lezat. Pulang dengan senyumnya. Dan mengakhiri hari dengan pelukannya yang hangat.





Tapi di setiap pertemuan , pasti ada perpisahan. Saat aku memeluknya sebelum pergi bekerja, aku tak menyangka hari itu menjadi hari terakhir kami bertemu. Dewi meninggal karena kecelakaan kereta di jalan raya, dan nyawanya tidak tertolong. Ketika aku sampai, ia sudah tidak bernyawa lagi . Aku memeluknya , dan menangis sejadi-jadinya.





Menerima kepergian Dewi adalah sesuatu yang berat bagiku. Aku sadar aku tidak bisa. Aku sempat depresi , mengurung diri sendiri berhari-hari di dalam rumah. Aku ingat , ia ingin berlibur ke pinggir pantai, menikmati matahari terbenam. Meskipun di planet kami , lautan dan pantai sudah tercemar. Kadang aku bermimpi, melihat dia berdiri dipinggir pantai yang sangat indah , menatapku dengan manisnya. Aku sadar ia mungkin sudah bahagia di kahyangan. Hanya saja aku, aku belum siap kehilangan dia.





Lalu sebuah pesan elektronik masuk ke dalam cerminku (sejenis smartphone di dunia kami) . Aku mendapat tugas dari pemerintah , setelah bertahun-tahun pensiun. Mereka memerlukan pilot bayaran, dengan pengalaman militer tinggi , untuk menangkap musuh Kerajaan, Kamun Ra di wilayah terluar dinasti Raja, galaksi Bima sakti. Galaksi Bima sakti sangatlah jauh dan pekerjaan seperti ini , sepertinya lebih cocok untuk angkatan laut , bukan pilot bayaran seperti aku. Namun aku menerimanya , karena kupikir , aku memerlukan suasana baru untuk beranjak dari hidupku yang menyedihkan.







Aku mengumpulkan teman-temanku karena aku butuh ABK untuk mengoperasikan kapal tuaku. Aku memanggil keempat temanku , Indra , Rama , Saras dan Dewa. Aku juga membayar dua pelayan , Githa dan Maya , sesuai permintaan dari mereka karena menurut mereka perjalanan menuju Galaksi Bima sakti cukup memakan waktu yang lama.Mereka ingin seseorang bertugas menyiapkan sarapan , makan siang dan makan malam , atau memberi pijatan bahkan sex , karena pelayaran antariksa terkadang terasa sangat membosankan. Rama dan Saras sudah menikah, sedangkan Indra dan Dewa sudah beralih profesi menjadi pekerja tambang. Mereka semua ragu kenapa aku menerima pekerjaan sejauh itu namun setelah mendengar berapa bayarannya , mereka langsung menerimanya.





Aku sewakan kapalku ke orang lain , lalu berkendara menuju hangar tua di mana kapal lamaku di simpan. Aku menggunakan kapal kargo tua yang sudah dimodifikasi menjadi Gunship, dengan empat meriam proyektil 88mm di bagian hidung , dengan peluru hypersonic dan sebuah Turet dengan sepasang meriam 40mm dibagian buntut. Kapal peninggalan dari mendiang ayahku. Aku tidak pernah membeli kapal , kecuali saat akan menikah dengan Dewi. Bahkan catnya sudah usang . Tapi tak terhitung berapa banyak yang aku tangkap , aku bunuh dengan kapal ini. Penjelajah bintang . Itulah nama dari ayahku untuk kapal ini.





Dengan hyperdrive Perjalanan menuju Bima sakit memakan waktu dua minggu. Satu minggu untuk mengarungi Galaxy kami, dan beberapa hari sisanya untuk perjalanan ke Bima sakti. Kapal kami hanya memiliki empat kapsul tidur , yang cukup besar untuk dua orang. Rama dan Saras tidur dikapsul yang sama , Indra merayu Maya agar sudi tidur berdua dengannya , sedangkan Dewa dan Githa mulanya tidur di kapsul yang terpisah. Aku sudah terbiasa tidur di kargo atau di kursi pilot sehingga aku tidak keberatan tidur di sana. Di hari ke tiga, Githa dan Dewa akhirnya tidur satu kapsul. Sex bebas memang seperti menjadi hal yang wajib dan menyenangkan bagi teman-temanku ini jadi aku sudah tidak heran . Apalagi jika karena mereka bujangan. Hanya beberapa pilot yang sanggup berlayar sendirian dan aku mungkin termasuk salah satunya setelah aku menikah dengan Dewi.





Kami tiba di Bima sakti sekitar dua minggu kemudian , di sebuah bintang tanpa nama. Bintang itu bersinar sangat terang , dan di dunia kalian , kalian mengenalnya dengan nama , bintang Sirius. Aku berbisik dalam hati





“ Dewi mungkin akan sangat menyukai bintang ini. Andai aku bisa mengambil gambar dan menunjukkannya kepadanya “





Tapi tentu saja itu tidak akan pernah terjadi.





Meski tanpa nama , Sirius terdaftar sebagai daerah terluar dinasti Raja , dinasti tertua di Jagad Raya. Sehingga seharusnya , ada setidaknya sebuah pelabuhan peristirahatan di bintang ini . Namun hanya ada sebuah kapal pengisian bahan bakar di bintang ini, yang sudah tua dan sudah tidak digunakan lagi di galaksi kami. Lalu beberapa kapal patroli , dan beberapa kapal penambang. Sebelumnya , bintang ini adalah wilayah kekuasaan Kerajaan Dewa , di bawah pimpinan Dewa kejam bernama Kamun Ra. Dia adalah buronan paling di cari di seluruh penjuru Kerajaan. Dan hari ini , mungkin akan menjadi hari terakhirnya berlayar di Antariksa.





Kami berlayar menuju koordinat lokasi terakhir Ra, dengan kecepatan 0,2 kecepatan cahaya. Butuh beberapa jam untuk tiba di lokasi. Dan ketika kami tiba di sana , dua kapal patroli kelas pedang , melaju mendekati kedudukan kami dengan kecepatan tinggi.





“ manuver menghindar!!”





Kedua kapal patroli itu menghujani kami dengan meriam-meriam sinar mereka . Aku melakukan manuver menghindar, namun beberapa tembakan berhasil menghantam perisai. Salah satu kapal bahkan hampir menghantam kapal kami.







“ mohon izin untuk membalas serangan!!” Dewa meminta izin untuk membalas serangan kapal musuh lewat meriam di buntut kapal.





“ ditolak! Saras! Sambungkan komunikasi ke kapal Angkatan laut “Saras segera melakukan yang kuperintahkan





“ perhatian kapal patroli angkatan laut . Kalian menembaki Kapal Dagang Penjelajah Bintang , yang mengemban tugas resmi dari Kementerian Pertahanan. Segala tindakan yang menyimpang akan dilaporkan dan ditindak lanjuti langsung oleh pengadilan Militer . Diulangi! “





Namun pilot-pilot angkatan laut itu justru tertawa terbahak-bahak





“ ini kami bodoh. Gilang dan Galih, teman baikmu. Kau pikir kami peduli? “





Gilang dan Galih. Dua pilot kembar angkatan laut yang menyebalkan , musuh bebuyutanku. Mereka sering terlibat kasus narkoba besar namun selalu berhasil mengelak. Keterlibatan angkatan bersenjata , baik AL, AD atau AU , memang sudah menjadi rahasia umum.





“ sudah Kuduga kalian akan mengatakan itu “





Kedua kapal itu berada beberapa kilo di buntutku. Jika aku memberi izin kepada Dewa untuk membalas tembakan. Mereka dapat mengantisipasinya dan mengelak dengan gampang. Aku melakukan manuver lingkaran yang gagal diikuti kedua pilot itu . Ketika mereka berdua di depanku, aku melepaskan tembakan meriam empat kali dan







“ Duar ! “ salah satu kapal hancur berkeping-keping.





“ Gilang !!! Tidaaaak! Akan kubalas kau Jahanam! “



Galih melakukan manuver kobra sehingga ia kembali dibelakangku. Ia melepas dua rudal anti kapal namun aku berhasil mengecoh keduanya. Aku mengerem , sehingga ia kembali di depanku. Galih kembali memutar tajam sehingga kami saling berhadapan namun aku berhasil menembak lebih dahulu beberapa kali. Galih meledak dan tewas menyusul kembarannya. Dua pilot dan dua kopilot tewas dalam waktu tidak sampai semenit karena kebodohan mereka.





Galih dan Gilang mengawal sebuah kapal Korvet kelas Panglima muda, yang dipersenjatai dua meriam railgun 155mm masing-masing di atas dan bawah , dan empat turret meriam plasma. Tidak dihitung belasan rudal anti kapal. Dengan panjang 115m, Korvet itu memiliki sebuah hangar. Hangar itu terbuka dan sebuah kapal serbu/Fighter kursi tunggal , lepas landas dari dalamnya. Akan lebih baik jika segala satuan aku ubah ke standar bumi , karena kupikir kalian akan lebih cepat menangkapnya.





“ kita berlayar ke galaksi lain hanya untuk dibunuh angkatan laut? Ini tidak masuk akal. Buat apa mereka melakukannya? “ gerutu Indra . Aku tahu melawan mereka sama saja seperti bunuh diri. Aku mengelak , melarikan diri dengan kecepatan tinggi berusaha keluar dari jangkauan mereka.





“ kau seharusnya diam di rumah , Sakti“





Suara itu , Komandan Sanjaya, Angkatan Laut Raja. Aku punya banyak musuh. Panglima Sanjaya satu dari sekian banyak diantaranya. Kurasa dendam masih menghantuinya. Tapi kenapa baru sekarang?





Korvet itu menembakkan meriam railgun , namun aku berhasil mengelak. Komandan Sanjaya terus membuntuti kami , menghujani kapal kami dengan meriam laser. Perisai menangkis sebagian besar laser namun tidak akan bertahan lama. Dewa menembakkan meriam 40mm , namun tidak terlalu efektif karena kapal serbu Angkatan Laut terkenal cepat dan mematikan. Bahkan secara statistik , belum pernah ditembak jatuh.





“ akhirnya.... “





Komandan Sanjaya melepas dua rudal anti kapal. Satu berhasil dikecoh namun satu lagi tidak.





“ Duar “





Rudal itu sangat kuat , hingga dapat menembus perisai dan membakar bagian buntut kapal. Mesin kapal terbakar . Turret di bagian buntut ikut terbakar dan tidak ada jawaban dari Dewa. Tidak mau terbunuh hari itu, aku melakukan manuver kobra. Teman-temanku kaget , aku mampu melakukannya dengan kapal yang cukup besar , dan ketika aku dibelakang Sanjaya , aku melepas dua rudal anti kapal. Keduanya gagal dikecoh , membuat kapal serbu itu oleng dan terpelanting keluar dari pertarungan.





Aku menukik , membalikkan kapal sehingga kini kami saling berhadapan dengan korvet AL. Mereka kembali menembakkan railgun, namun aku lagi-lagi mengelak. Aku pacu kapal itu dengan kecepatan tinggi , menembak mereka dengan meriam 88mm dan mereka membalas tembakan dengan meriam laser. Kapal semakin terbakar. Ketika kami cukup dekat, menembus perisai mereka , aku melepas empat rudal , dan mereka tidak sempat mengelak atau menembak jatuh rudal-rudal itu. Dua rudal menghantam perisai , dan keduanya lagi tepat mengenai korvet AL.





“ Duar!!!”





Kapal itu terhempas kehilangan keseimbangan. Aku melihat ABK termuntah keluar dari Korvet. Namun butuh lebih dari itu untuk menenggelamkan Korvet AL. Tapi setidaknya itu memberikan kesempatan bagi kami untuk melarikan diri. Kami berlayar menjauh dan ketika kami berada di luar jangkauan , kami melompat dengan Hyperspace , keluar wilayah kekuasaan Dinasti Raja.





Seharusnya tidak ada bintang di wilayah tujuan kami. Aku melakukannya agar mereka tidak bisa melacak kami. Aku hanya ingin menenangkan situasi , lalu melakukan lompatan ke luar galaksi Bima sakti. Kebakaran telah padam dengan sendirinya , namun kapal akan bertahan meski dalam keadaan rusak parah seperti ini . Hanya saja , risiko kecelakaan semakin tinggi .





Ketika kami tiba di koordinat itu , aku melihat sebuah planet yang sangat biru , dengan langit yang sangat bersih dan kepulauan yang sangat indah. Aku pernah melihat planet seperti itu, tapi di cerita anak-anak. Planet itu sangat persis seperti definisi Surga , di dunia kami. Seluruh ABK terkejut dengan apa yang mereka lihat dan kami sempat terdiam cukup lama.





“ apa ini artinya , kita semua sudah mati? “ celetuk Indra.





Kurasa hanya satu cara untuk memastikan semua itu.
 
Episode 2

“ Dewi , jika nanti kita pindah , kau ingin rumah yang seperti apa?”





“ Janji kamu gak akan ngetawain aku?”





“ kenapa aku ketawa?”





“ aku ingin rumah di pinggir pantai yang indah , dengan pemandangan langit sore yang indah mempesona , taman-taman yang hijau , air laut yang biru , seperti di kediaman-kediaman para bangsawan “





“ jika aku punya uang yang banyak, aku akan beli sebuah stasiun pribadi, seperti yang engkau inginkan. Atau paling tidak , seperangkat hologram. “





Dewi pernah bercerita ia ingin rumah baru dipinggir pantai, dengan pemandangan laut dan langit sore yang indah. Namun di galaxy ini , tidak ada tempat seperti itu selain , stasiun-stasiun pribadi milik bangsawan , dengan taman atau laut buatan di dalamnya. Aku berusaha segala cara untuk memenuhi keinginannya namun dengan penghasilan yang biasa-biasa saja , itu nyaris mustahil.





Tapi begitu aku melihat planet itu dengan mata kepalaku sendiri , aku terdiam membatu. Akal sehatku tidak menerima bahwa planet seindah ini benar-benar ada di dunia nyata. Indahpura dulu juga seperti ini tapi itu ribuan tahun yang lalu sebelum perusahaan-perusahaan pertambangan merusaknya. Aku berbisik dalam hati





“ Andai saja aku menemukan planet ini lebih dahulu “





Tapi sudahlah itu tidak akan terjadi. Kami semua tertegun. Aku menyadarkan teman-temanku dan mereka seketika kembali ke tugas mereka masing-masing. Ketika kami memasuki atmosfer planet, sesuatu muncul di radarku. Kapten Sanjaya kembali, dan ia pun menembakkan dua rudal lagi .





“ kau tidak akan pernah lolos Sakti. Sampai ke neraka pun akan kukejar dikau. Aku bersumpah demi keluargaku. “





Duar





Aku melepas suar , namun hanya satu yang berhasil di kecoh. Satu Rudal menghantam mesin bagian kanan. Mesin itu terbakar dan terlepas. Teman-temanku berteriak. Mereka semua menutup mata. Satu rudal lagi saja maka tamat sudah riwayat kami. Atau hujanan sinar laser musuh cukup untuk membunuh kami di atmosfer planet ini. Aku berusaha melarikan ke permukaan planet asing ini





“ tangkis ini bajingan “





Dewa tiba-tiba sadar dari pingsannya. Suaranya masuk ke jaringan komunikasi dan ia langsung membidik meriam ke kapal serbu musuh.







“ tidaaaak”





Posisi kami terlalu dekat sehingga Sanjaya tidak sempat menghindar . Kapalnya meledak dan jatuh ke permukaan. Kami merendah hingga ke ketinggian 10 ribu kaki Dan kami dapat melihat jelas permukaan planet itu. Hamparan hutan , perbukitan , dan gunung yang hijau , dengan air laut yang biru kehijauan.





Aku mendarat di tengah belantara hutan. . Pendaratan cukup mulus , mengingat kondisi kapal yang sangat kritis. Rama segera melaporkan kondisi kapal tepat setelah pendaratan darurat berhasil.





“ kondisi kapal kritis. Mesin nomor 2 ditembak jatuh . Perisai non aktif. Memulai ulang generator perisai “





Butuh berhari-hari untuk memulai ulang perisai hingga ke kondisi maksimal. Tapi itu tidak masalah karena kami berada jauh dari jangkauan angkatan laut. Dari sekali lihat saja , aku sudah yakin planet ini memiliki atmosfer yang mampu menunjang kehidupan dan aman bagi manusia. Aku membuka ramp door , dan melangkah kebelakang. Muatan tetap aman , setelah segala yang telah terjadi. Aku dan Indra melangkah keluar dengan seragam lengkap.





Aku melihat pepohonan , dedaunan , dan suara-suara satwa. Hanya ada satu cara untuk memastikan planet ini benar-benar aman karena kapal ini tidak bisa mendeteksi atau Menganalisa atmosfer suatu planet. Tapi aku percaya instingku. Banyaknya flora hijau menandakan kadar oksigen yang cukup aman untuk kehidupan manusia. Aku membuka helm , dan untuk pertama selama bertahun-tahun , menghirup udara segar nan alami dari alam.





“ aku tidak apa-apa. Jangan kuatir “ sahut Dewa dengan nada sarkastik . Indra membuka helmnya dan menoleh.





“ cepat kemari pemalas. “ jawabnya . Indra dan Dewa jauh lebih tua dariku. Tapi kami tampak seumuran. Entah aku yang cepat tua atau mereka yang awet muda. Dengan langkah terhuyung-huyung menahan sakit dari luka yang ia alami, Dewa pun mendekat dan membuka helm.





“ udara segar kawan. Dari baunya saja sudah beda “ Ucapnya





“ hei , apa jangan-jangan kita beneran sudah mati “ celetuk Indra





“ Kan aku yang menyelamatkan kalian , Duh!” Gerutu Dewa.





Kami turun dari kapal dan melihat ke sekeliling. Lalu giliran Lalu Githa dan Maya turun , tanpa mengenakan seragam. Ini sebenarnya menyalahi aturan tapi sudahlah. Kami semua sedang terpesona dengan apa yang kami lihat. Hanya Rama dan Saras yang masih di dalam kapal. Menganalisa kondisi kapal hingga ke bagian yang paling rinci.





Aku melihat kondisi kapal dari luar. Meskipun bagian interior cukup baik-baik saja , bagian luar kapal sudah sangat parah. Kebakaran membuat beberapa bagian kapal hangus , dan bagian sayap kanan kapal benar-benar lenyap. Namun kapal masih dapat lepas .





Ketika aku menoleh, Githa tiba-tiba telah bugil tanpa busana , menungging memeluk sebuah pohon. Ia mendongakkan wajahnya ke atas , sambil menikmati genjotan batang kemaluan Indra. Indra menggenjotnya dari belakang sambil meremas-remas buah dadanya. Ia menggenjot-genjot dengan nafsu , menepuk-nepuk pinggul Githa dengan selangkangannya.





“ wow harus gitu? Wow” Gerutuku





Indra tidak menghiraukanku. Ia terus menggenjot lubang kemaluan Githa dan bibirnya kini melahap leher Githa. Remasannya semakin kasar dan Githa pun mendongak ke atas dan memekik kuat. Indra mencabut pistolnya , lalu ia kocok kencang sambil membalikkan badan Githa. Ia pun ejakulasi dan air maninya seketika menyemprot ke buah dada dan perut Githa.





“ oh yang bener saja ” gumamku



Githa pun berlutut. Ia genggam kemaluan Indra lalu ia pun mengulumnya. Aku tidak melihat Dewa dan Maya. Aku mundur perlahan meninggalkan mereka berdua. Aku kembali ke kapal untuk menanyakan kondisi yang lebih rinci kepada Rama dan Saras.



“ Rama , Saras , Analisa?”



“ kami hampir selesai menganalisa kapal “



Rama lalu menjelaskan kondisi terakhir kapal. Amunisi masih tersisa ratusan. Rudal jelajah kosong, generator listrik aman, perisai sedang mengisi ulang , dan kondisi fisik sangat kritis sehingga satu tembakan di tempat yang tepat dapat membunuh kami seketika. Namun itu bisa diatasi jika perisai sudah kembali maksimal.





“ Tenaga harus tetap dihidupkan agar kapal dapat mengisi ulang perisai , dan paling tidak kita bisa tidur di dalam kapal . Jadi tidak perlu mendirikan kemah.”





Ide yang bagus. Tapi aku tidak keberatan tidur di luar.





“ Analisa koordinat teman-teman “





Saras yang ahli dalam bidang ini segera melakukan analisa. Ia juga ahli komunikasi sehingga ia juga telah melakukan analisa telekomunikasi





“ Koordinat tidak diketahui. Planet ini belum terdaftar di peta manapun. Belum ada yang menemukan planet ini. Menurut peta angkatan laut , kita seharusnya berada di wilayah kekuasaan Kerajaan Dewa. Hanya saja , planet dan tata surya ini , seharusnya tidak ada “



Apa itu artinya aku penemu planet ini? Aku mungkin akan mendapat jutaan tahil emas Aku mungkin akan mendapat jutaan tahil emas (sekitar puluhan triliun ) namun aku tidak ingin perusahaan pertambangan merusak planet ini lagi. Aku tahu planet ini kaya , namun aku yakin hanya butuh puluhan tahun bagi para banci-banci konglomerat itu untuk merusaknya.



“ kerja bagus teman-teman. Istirahatlah , kalian telah melewati masa kritis. “





“ Terima kasih Sakti “





Rama dan Saras lalu meregangkan tulang mereka dan berdiri meninggalkan kursi mereka . Mereka ikut melangkah keluar, di mana Indra dan Githa masih asyik bersenggama. Rama dan Saras terdiam sementara aku hanya geleng-geleng kepala.



“ yaaaah ohhh yaaaah mas ahhh mass ahhh”



Desah Githa tak tahu malu



“ abaikan saja mereka “



Rama dan Saras menggeleng-geleng kepala mereka



“ kami kembali ke dalam saja “



Sahut Rama. Mereka kembali ke dalam , meninggalkan Indra dan Githa. Aku berkeliling melihat keadaan sekitar , meninggalkan mereka kembali bersenggama.





Aku melihat banyak flora dan fauna di planet ini. Aku melihat bunga-bunga yang cantik , aku melihat kupu-kupu , serangga , burung-burung , dan aku untuk pertama kalinya melihat hewa mamalia secara langsung. Bukan hologram dan bukan dari layar cermin. Fauna asli. Di dunia kalian , kalian menamakannya Kijang. Kukeluarkan cerminku dan segera mengambil gambar.





“ Dewi , aku menemukannya. Andai engkau melihatnya “





Dewi selalu bermain permainan kebun binatang dengan kaca mata dunia maya (VR). Ia pernah bilang ia ingin melihat langsung bunga dan hewan-hewan yang ia lihat. Aku pikir , jika ia disini, ia pasti sangat senang. Mungkin berkali-kali lipat lebih senang dari apa yang aku rasakan sekarang. Aku seketika sedih.





Aku lanjut berjalan. Sepertinya tidak ada tanda-tanda adanya peradaban di planet ini. Setidaknya , tidak ada peradaban maju. Kalau benar kami di wilayah musuh, setidaknya kapal musuh akan mencegat kami , menggiring kami menuju markas mereka , dan menahan kami di sana. Atau mereka bisa saja menembak jatuh kami saat itu juga. Tapi sampai sejauh ini tidak ada komunikasi dari siapapun.





Aku pun berguling di tengah-tengah rumput dan memandangi langit planet ini yang sangat biru. Sungguh langit yang indah. Aku dan Dewi juga suka memandangi langit namun sayangnya langit di planet kami , tidak seindah ini. Langit Planet Indahpura , kuning kemerahan seperti langit sore , berselimut kabut gelap yang tebal. Namun kami tetap senang , memandangi matahari terbenam pada sore hari.





Aku tertidur. Aku tertidur cukup nyenyak di tengah-tengah rumput itu. Rasanya nyaman sekali. Tidur di alam luas , tanpa helm oksigen. Itu yang kunamakan sempurna. Aku rasa aku mengerti kenapa Indra dan Githa bersenggama di alam luar. Sensasinya tentu sangat luar biasa. Sayang sekali aku tidak punya pasangan. Aku mendengar sesuatu bergerak diantara dedaunan dan aku pun terbangun.





Aku lupa soal predator. Aku segera bersiaga , dengan pistol sinar di tangan kananku. Aku membidik pistolku ke segala arah. Makhluk itu bergerak diantara dedaunan menuju ke arahku. Aku bersiaga menembakkan senjataku. Pistol ini dapat menembakkan 30 sinar per satu baterai. Ketika makhluk itu keluar , aku siap menembaknya.



Dan seekor rusa muncul. Aku menurunkan pistolku. Rusa itu melihatku dan seketika melarikan diri. Aku turunkan senjataku sambil bergumam



“ ternyata Cuma Rusa “



Aku kembali ke kapal. Githa dan Indra hanya memakai pakaian dalam. Dewa dan Maya masuk ke dalam kapsul mereka dan tidak keluar lagi. Hanya Rama dan Saras yang sibuk mengurus kapal. Kami tidak punya drone jadi sepertinya kami harus berpatroli jalan kaki memastikan keadaan sekitar kapal aman. Aku tadi sudah berjalan setidaknya 1 km ke timur dan sejauh itu aman.





Matahari terbenam dan malam pun tiba. Langit planet ini sangat indah. Tidak ada polusi cahaya sehingga kami dapat melihat indahnya pemandangan galaxy Bima sakti. Pemandangan langit malam jelas berbeda karena kami berada di galaksi yang berbeda. Mereka bermalam di dalam karena takut predator sedangkan aku memutuskan bermalam di luar. Setidaknya aku punya anti serangan di dekatku yang dapat mengusir serangga agar tidak menggigitiku selama aku tidur. Aku berbaring hanya beralaskan jaket sebagai alas kepala. Dengan pistol di dekatku sebagai perlindungan.





“ kau tidak tidur? “



Dan Githa keluar hanya dengan mengenakan handuk



“ kamu tidak takut serangga?”



Githa menggeleng kepala



“ aku sudah pakai anti serangga di badanku “



Ia pun duduk di sampingku.



“ kamu tidak takut kedinginan?”



Githa tertawa geli



“ Planetku jauh lebih dingin dari ini. Itu sebabnya aku cuma pakai handuk. Aku kepanasan tahu”



Dan aku baru ingat jika suhu dalam ruangan planet Githa adalah -20. Sedangkan suhu permukaan planet bisa mencapai -320 jika di konversi ke celcius.





“ ah maaf aku lupa. “ bisikku



Dan tiba-tiba Githa merangkul tanganku dan menaruh kepalanya di pundakku. Aku langsung bergeser



“ kamu mengacuhkan aku?”



Aku jawab



“ aku Cuma tidak mau punya masalah dengan Indra “



“ aku sama Indra kan gak ada apa-apa. Aku layani karena kamu bayar aku. Emang aku gak boleh ngikutin perasaan aku sendiri ? “



Itu benar. Hanya saja aku terbiasa tidak mengganggu mangsa sahabatku.



“ terus , apa kamu gak bosan sendirian? Dari hari pertama aku lihat kamu selalu sendirian. “



Aku kembali merebahkan tubuhku di atas tanah dan Githa tiba-tiba jatuh ke pelukanku. Ia tatap aku dengan wajah manjanya dan berbisik



“ bukankah ini lebih baik? “



Ia mendeketkan wajahnya dan hampir mencumbu bibirku. Aku membuang muka dan berbisik



“ aku tidak mau dicium. “



Githa kembali tertawa



“ kenapa? kamu duda kan? “



Benar. Sementara Indra lebih tampan dan masih bujangan. Jadi kenapa akal sehatnya tidak memilih Indra saja daripada mengganggu istirahat tenangku?



“ bukan. Sejujurnya aku ini Homo tahu “



Aku berdiri dan masuk ke dalam kapal. Sepertinya malam ini aku tidur di kursi pilot.



“ ya ampun. Apa dia baru saja mencampakkan aku? Benar-benar idaman! “



Githa dengan sangenya lari ke kamar mandi kapal dan mastrubasi di dalamnya. Sedangkan aku , mendikte diriku sendiri kalau aku melakukan keputusan tepat. Meskipun kemaluanku berontak dan lebih suka jika aku menusuk Githa malam ini hingga pagi. Tidak. Kurasa tidak.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd