prolog
Indah Pura , Galaksi spiral
Aku melihatnya menuruni tangga bersama sepasang temannya ke lantai dansa. Kedua temannya itu lalu berdansa, sementara ia berdiri sendirian melihat bingung ke sekelilingnya. Ia gadis tercantik yang pernah kulihat. Namun seperti biasa aku terlalu takut untuk menyapanya.
Namun ia tiba-tiba menatapku tajam, dan tersenyum dengan manisnya. Ia berjalan menghampiriku dan aku, rasanya seperti bermimpi. Ia berdiri tepat di depanku, lalu dengan wajah manis itu ia menyapaku
“ heh orang aneh. Kenapa melamun? Kenapa tidak berdansa seperti yang lain?“
Aku berdiri heran. Aku menjawab
“ aku tidak bisa berdansa “
Ia pun tertawa
“ sudah , santai saja. Ikut aku!!! “
“ Di sini , di dalam dadaku , ada getar
“ Di sini , di dalam dadaku , ada getar lubuk tak kusebut , Dia menjerat hatiku , menatapku , tajam “
Aku mencobanya, meski aku tahu aku tidak bisa. Tapi aku hanya mempermalukan diriku sendiri. Aku melepaskannya dan mencoba lari karena malu. Namun ia menangkap , tanganku dan berkata
“ sudah kubilang santai saja. “
Kami kembali berdansa. Lalu ia menarikku ke luar lantai dansa , lalu kami berdiri di pinggir balkoni , menatap pemandangan malam kota Indahpura.
“ ngomong-ngomong , aku Dewi “
“ aku... aku Sakti “
Dia tertawa terbahak-bahak.
“ Nama macam apa itu?”
Dan kami pun berkenalan. Malam itu menjadi malam perkenalan kami. Aku mengantarnya pulang dengan kereta listrikku menuju kediamannya. Ia bekerja sebagai pramugari di pelayaran antar planet. Dan aku mengaku , kalau aku bekerja sebagai tentara bayaran , yang menjelajah antariksa memburu perompak atau pun bandit-bandit sertapenambang ilegal.
Aku tidak tahu kata-kata apa yang pas untuk menggambarkan gadis ini. Ia tidak hanya cantik. Matanya tidak hanya bening berkilauan seperti bintang. Tapi kepribadiannya juga cerah layaknya bintang , dan hatinya sangat suci. Ia tidak hanya gadis tercantik, tapi juga terbaik dan tersuci yang pernah aku kenal. Sulit menemukan orang baik , jujur dan tulus seperti dia. Terutama yang mau menerimaku , yang jelas sekali bukan orang baik.
Wanita luar biasa , adalah wanita yang mampu mengangkat derajat lelakinya , dari terpuruk , menjadi jauh lebih baik dari orang lain. Jika ada wanita yang mampu melunakkan hatiku yang terkenal lebih keras dari batu , lebih ganas dari hewan buas apapun , dia lah orangnya. Kami tidak berpacaran lama. Aku langsung menikahinya , sebagai tanda kalau aku serius. Aku berubah, meninggalkan dunia lamaku demi wanita ini.
Tapi itu sudah enam tahun yang lalu. Kami telah menikah selama lima tahun lebih , dan kami hidup bahagia , meski kami belum punya keturunan. Ia rela meninggalkan kehidupan glamornya , untuk hidup denganku di sebuah kabin murahan di pusat kota Indahpura. Aku berhenti dari tentara bayaran , menjadi kurir ekspedisi antar planet. Aku tak menyangka aku pernah sebahagia itu. Bangun setiap pagi , disambut senyum manisnya. Mengawali hari dengan masakannya yang lezat. Pulang dengan senyumnya. Dan mengakhiri hari dengan pelukannya yang hangat.
Tapi di setiap pertemuan , pasti ada perpisahan. Saat aku memeluknya sebelum pergi bekerja, aku tak menyangka hari itu menjadi hari terakhir kami bertemu. Dewi meninggal karena kecelakaan kereta di jalan raya, dan nyawanya tidak tertolong. Ketika aku sampai, ia sudah tidak bernyawa lagi . Aku memeluknya , dan menangis sejadi-jadinya.
Menerima kepergian Dewi adalah sesuatu yang berat bagiku. Aku sadar aku tidak bisa. Aku sempat depresi , mengurung diri sendiri berhari-hari di dalam rumah. Aku ingat , ia ingin berlibur ke pinggir pantai, menikmati matahari terbenam. Meskipun di planet kami , lautan dan pantai sudah tercemar. Kadang aku bermimpi, melihat dia berdiri dipinggir pantai yang sangat indah , menatapku dengan manisnya. Aku sadar ia mungkin sudah bahagia di kahyangan. Hanya saja aku, aku belum siap kehilangan dia.
Lalu sebuah pesan elektronik masuk ke dalam cerminku (sejenis smartphone di dunia kami) . Aku mendapat tugas dari pemerintah , setelah bertahun-tahun pensiun. Mereka memerlukan pilot bayaran, dengan pengalaman militer tinggi , untuk menangkap musuh Kerajaan, Kamun Ra di wilayah terluar dinasti Raja, galaksi Bima sakti. Galaksi Bima sakti sangatlah jauh dan pekerjaan seperti ini , sepertinya lebih cocok untuk angkatan laut , bukan pilot bayaran seperti aku. Namun aku menerimanya , karena kupikir , aku memerlukan suasana baru untuk beranjak dari hidupku yang menyedihkan.
Aku mengumpulkan teman-temanku karena aku butuh ABK untuk mengoperasikan kapal tuaku. Aku memanggil keempat temanku , Indra , Rama , Saras dan Dewa. Aku juga membayar dua pelayan , Githa dan Maya , sesuai permintaan dari mereka karena menurut mereka perjalanan menuju Galaksi Bima sakti cukup memakan waktu yang lama.Mereka ingin seseorang bertugas menyiapkan sarapan , makan siang dan makan malam , atau memberi pijatan bahkan sex , karena pelayaran antariksa terkadang terasa sangat membosankan. Rama dan Saras sudah menikah, sedangkan Indra dan Dewa sudah beralih profesi menjadi pekerja tambang. Mereka semua ragu kenapa aku menerima pekerjaan sejauh itu namun setelah mendengar berapa bayarannya , mereka langsung menerimanya.
Aku sewakan kapalku ke orang lain , lalu berkendara menuju hangar tua di mana kapal lamaku di simpan. Aku menggunakan kapal kargo tua yang sudah dimodifikasi menjadi Gunship, dengan empat meriam proyektil 88mm di bagian hidung , dengan peluru hypersonic dan sebuah Turet dengan sepasang meriam 40mm dibagian buntut. Kapal peninggalan dari mendiang ayahku. Aku tidak pernah membeli kapal , kecuali saat akan menikah dengan Dewi. Bahkan catnya sudah usang . Tapi tak terhitung berapa banyak yang aku tangkap , aku bunuh dengan kapal ini. Penjelajah bintang . Itulah nama dari ayahku untuk kapal ini.
Dengan hyperdrive Perjalanan menuju Bima sakit memakan waktu dua minggu. Satu minggu untuk mengarungi Galaxy kami, dan beberapa hari sisanya untuk perjalanan ke Bima sakti. Kapal kami hanya memiliki empat kapsul tidur , yang cukup besar untuk dua orang. Rama dan Saras tidur dikapsul yang sama , Indra merayu Maya agar sudi tidur berdua dengannya , sedangkan Dewa dan Githa mulanya tidur di kapsul yang terpisah. Aku sudah terbiasa tidur di kargo atau di kursi pilot sehingga aku tidak keberatan tidur di sana. Di hari ke tiga, Githa dan Dewa akhirnya tidur satu kapsul. Sex bebas memang seperti menjadi hal yang wajib dan menyenangkan bagi teman-temanku ini jadi aku sudah tidak heran . Apalagi jika karena mereka bujangan. Hanya beberapa pilot yang sanggup berlayar sendirian dan aku mungkin termasuk salah satunya setelah aku menikah dengan Dewi.
Kami tiba di Bima sakti sekitar dua minggu kemudian , di sebuah bintang tanpa nama. Bintang itu bersinar sangat terang , dan di dunia kalian , kalian mengenalnya dengan nama , bintang Sirius. Aku berbisik dalam hati
“ Dewi mungkin akan sangat menyukai bintang ini. Andai aku bisa mengambil gambar dan menunjukkannya kepadanya “
Tapi tentu saja itu tidak akan pernah terjadi.
Meski tanpa nama , Sirius terdaftar sebagai daerah terluar dinasti Raja , dinasti tertua di Jagad Raya. Sehingga seharusnya , ada setidaknya sebuah pelabuhan peristirahatan di bintang ini . Namun hanya ada sebuah kapal pengisian bahan bakar di bintang ini, yang sudah tua dan sudah tidak digunakan lagi di galaksi kami. Lalu beberapa kapal patroli , dan beberapa kapal penambang. Sebelumnya , bintang ini adalah wilayah kekuasaan Kerajaan Dewa , di bawah pimpinan Dewa kejam bernama Kamun Ra. Dia adalah buronan paling di cari di seluruh penjuru Kerajaan. Dan hari ini , mungkin akan menjadi hari terakhirnya berlayar di Antariksa.
Kami berlayar menuju koordinat lokasi terakhir Ra, dengan kecepatan 0,2 kecepatan cahaya. Butuh beberapa jam untuk tiba di lokasi. Dan ketika kami tiba di sana , dua kapal patroli kelas pedang , melaju mendekati kedudukan kami dengan kecepatan tinggi.
“ manuver menghindar!!”
Kedua kapal patroli itu menghujani kami dengan meriam-meriam sinar mereka . Aku melakukan manuver menghindar, namun beberapa tembakan berhasil menghantam perisai. Salah satu kapal bahkan hampir menghantam kapal kami.
“ mohon izin untuk membalas serangan!!” Dewa meminta izin untuk membalas serangan kapal musuh lewat meriam di buntut kapal.
“ ditolak! Saras! Sambungkan komunikasi ke kapal Angkatan laut “Saras segera melakukan yang kuperintahkan
“ perhatian kapal patroli angkatan laut . Kalian menembaki Kapal Dagang Penjelajah Bintang , yang mengemban tugas resmi dari Kementerian Pertahanan. Segala tindakan yang menyimpang akan dilaporkan dan ditindak lanjuti langsung oleh pengadilan Militer . Diulangi! “
Namun pilot-pilot angkatan laut itu justru tertawa terbahak-bahak
“ ini kami bodoh. Gilang dan Galih, teman baikmu. Kau pikir kami peduli? “
Gilang dan Galih. Dua pilot kembar angkatan laut yang menyebalkan , musuh bebuyutanku. Mereka sering terlibat kasus narkoba besar namun selalu berhasil mengelak. Keterlibatan angkatan bersenjata , baik AL, AD atau AU , memang sudah menjadi rahasia umum.
“ sudah Kuduga kalian akan mengatakan itu “
Kedua kapal itu berada beberapa kilo di buntutku. Jika aku memberi izin kepada Dewa untuk membalas tembakan. Mereka dapat mengantisipasinya dan mengelak dengan gampang. Aku melakukan manuver lingkaran yang gagal diikuti kedua pilot itu . Ketika mereka berdua di depanku, aku melepaskan tembakan meriam empat kali dan
“ Duar ! “ salah satu kapal hancur berkeping-keping.
“ Gilang !!! Tidaaaak! Akan kubalas kau Jahanam! “
Galih melakukan manuver kobra sehingga ia kembali dibelakangku. Ia melepas dua rudal anti kapal namun aku berhasil mengecoh keduanya. Aku mengerem , sehingga ia kembali di depanku. Galih kembali memutar tajam sehingga kami saling berhadapan namun aku berhasil menembak lebih dahulu beberapa kali. Galih meledak dan tewas menyusul kembarannya. Dua pilot dan dua kopilot tewas dalam waktu tidak sampai semenit karena kebodohan mereka.
Galih dan Gilang mengawal sebuah kapal Korvet kelas Panglima muda, yang dipersenjatai dua meriam railgun 155mm masing-masing di atas dan bawah , dan empat turret meriam plasma. Tidak dihitung belasan rudal anti kapal. Dengan panjang 115m, Korvet itu memiliki sebuah hangar. Hangar itu terbuka dan sebuah kapal serbu/Fighter kursi tunggal , lepas landas dari dalamnya. Akan lebih baik jika segala satuan aku ubah ke standar bumi , karena kupikir kalian akan lebih cepat menangkapnya.
“ kita berlayar ke galaksi lain hanya untuk dibunuh angkatan laut? Ini tidak masuk akal. Buat apa mereka melakukannya? “ gerutu Indra . Aku tahu melawan mereka sama saja seperti bunuh diri. Aku mengelak , melarikan diri dengan kecepatan tinggi berusaha keluar dari jangkauan mereka.
“ kau seharusnya diam di rumah , Sakti“
Suara itu , Komandan Sanjaya, Angkatan Laut Raja. Aku punya banyak musuh. Panglima Sanjaya satu dari sekian banyak diantaranya. Kurasa dendam masih menghantuinya. Tapi kenapa baru sekarang?
Korvet itu menembakkan meriam railgun , namun aku berhasil mengelak. Komandan Sanjaya terus membuntuti kami , menghujani kapal kami dengan meriam laser. Perisai menangkis sebagian besar laser namun tidak akan bertahan lama. Dewa menembakkan meriam 40mm , namun tidak terlalu efektif karena kapal serbu Angkatan Laut terkenal cepat dan mematikan. Bahkan secara statistik , belum pernah ditembak jatuh.
“ akhirnya.... “
Komandan Sanjaya melepas dua rudal anti kapal. Satu berhasil dikecoh namun satu lagi tidak.
“ Duar “
Rudal itu sangat kuat , hingga dapat menembus perisai dan membakar bagian buntut kapal. Mesin kapal terbakar . Turret di bagian buntut ikut terbakar dan tidak ada jawaban dari Dewa. Tidak mau terbunuh hari itu, aku melakukan manuver kobra. Teman-temanku kaget , aku mampu melakukannya dengan kapal yang cukup besar , dan ketika aku dibelakang Sanjaya , aku melepas dua rudal anti kapal. Keduanya gagal dikecoh , membuat kapal serbu itu oleng dan terpelanting keluar dari pertarungan.
Aku menukik , membalikkan kapal sehingga kini kami saling berhadapan dengan korvet AL. Mereka kembali menembakkan railgun, namun aku lagi-lagi mengelak. Aku pacu kapal itu dengan kecepatan tinggi , menembak mereka dengan meriam 88mm dan mereka membalas tembakan dengan meriam laser. Kapal semakin terbakar. Ketika kami cukup dekat, menembus perisai mereka , aku melepas empat rudal , dan mereka tidak sempat mengelak atau menembak jatuh rudal-rudal itu. Dua rudal menghantam perisai , dan keduanya lagi tepat mengenai korvet AL.
“ Duar!!!”
Kapal itu terhempas kehilangan keseimbangan. Aku melihat ABK termuntah keluar dari Korvet. Namun butuh lebih dari itu untuk menenggelamkan Korvet AL. Tapi setidaknya itu memberikan kesempatan bagi kami untuk melarikan diri. Kami berlayar menjauh dan ketika kami berada di luar jangkauan , kami melompat dengan Hyperspace , keluar wilayah kekuasaan Dinasti Raja.
Seharusnya tidak ada bintang di wilayah tujuan kami. Aku melakukannya agar mereka tidak bisa melacak kami. Aku hanya ingin menenangkan situasi , lalu melakukan lompatan ke luar galaksi Bima sakti. Kebakaran telah padam dengan sendirinya , namun kapal akan bertahan meski dalam keadaan rusak parah seperti ini . Hanya saja , risiko kecelakaan semakin tinggi .
Ketika kami tiba di koordinat itu , aku melihat sebuah planet yang sangat biru , dengan langit yang sangat bersih dan kepulauan yang sangat indah. Aku pernah melihat planet seperti itu, tapi di cerita anak-anak. Planet itu sangat persis seperti definisi Surga , di dunia kami. Seluruh ABK terkejut dengan apa yang mereka lihat dan kami sempat terdiam cukup lama.
“ apa ini artinya , kita semua sudah mati? “ celetuk Indra.
Kurasa hanya satu cara untuk memastikan semua itu.