C. Hari Itu Tiba
"Wabah zombie menyerang Tiongkok. Pemerintah Tiongkok melakukan lockdown untuk mencegah orang-orang bepergian dari negaranya. Situasi darurat militer diterapkan di negara tersebut." demikian laporan salah satu portal berita. Pemerintah setempat melakukan segalanya, berharap wabah ini tidak menyebar terlalu jauh, namun terlambat, banyak orang yang sudah terlanjur meninggalkan China, entah itu lewat jalur udara atau pun laut. Beberapa orang sudah tergigit ketika terakhir mereka meninggalkan China, dan sialnya, beberapa orang masuk ke Indonesia. Mereka yang ke Indonesia adalah mahasiswa yang berkuliah di sana. Mereka belum merasakan efek gigitannya karena masih masa inkubasi.
"Nyet China darurat militer nyet, gawat ini," ujar Matthew di chat WA
"Udah percaya aja sih, aman lah pasti bisa diatasin," aku berusaha menenangkan. "Masalahnya yang gue baca di forum, orang-orang banyak yang terlanjur ke luar dan bisa jadi salah satunya ke Indonesia," ucap Matthew masih dengan nada panik.
Aku pun yang sedang di kantor kemudian menelepon istriku, memastikan semuanya baik-baik saja. "Sayang, kamu lagi apa?" ucapku di telepon. "Ini lagi ngerjain laporan aja sayang, kamu?," istriku balik bertanya. "Tadi aku di-WA Matthew, katanya wabah zombie udah menyebar, pemerintah China udah lockdown, tapi kata Matthew dia bilang orang-orang udah pada telanjur pergi ke luar, dan bisa jadi salah satu dari mereka pergi ke Indonesia. "Aduuuuh, gimana dong mas? Aku takuuuut," ucap istriku ketakutan. "Yaudah kamu jaga jarak sama siapa pun itu ya, watch your surrounding, aku jemput kamu hari ini ya" aku mengingatkan. "Iya mas, aku tunggu ya, aku takut," jawab istriku. Berita tentang wabah ini begitu cepat menyebar membuat masyarakat Indonesia banyak yang parno, meski pun sebagian ada yang masih skeptis dengan wabah ini, termasuk Pemerintah yang lagi-lagi cenderung abai dan tidak antisipatif dalam menyikapi kasus ini.
Aku pun sampai di kantor istriku, istriku lalu menghampiriku di mobil. "Mas aku tadi baca berita serem banget, ada kemungkinan, banyak orang yang sudah tergigit terus keburu pergi ke luar China," ujar istriku. "Iya sayang jangan khawatir ya, kan ada aku, aku pasti akan jaga kamu," ucapku sambil kemudian mencium kepalanya. "Mas malam jumat ini kamu pengin aku jadi apa? Hihi," istriku berusaha mengenyahkan rasa khawatir dengan mengalihkan topik pembicaraan ke arah seks. Aku pun spontan melihat ke arah matanya yang begitu genit menggodaku. "Hmmm apa ya, kamu pake kostum wonder woman dong sayang, kamu kan super hero aku, hehe.""Siap Pak suami, laksanakan!," istriku pun memberi gestur hormat ke arahku hingga membuatku tertawa.
Ya, malam jumat adalah malam spesial buat aku dan istriku, biasanya di malam itu istriku menjadi cosplay. Ya, itu adalah salah satu fantasi bercinta kami. Istriku punya koleksi kostum yang banyak sekali, mulai dari wonder woman, cat woman, hingga spongebob. Sesampainya di rumah, istriku langsung mandi, sementara aku merebahkan badanku di sofa, memcoba mencerna dunia yang sudah aneh ini dengan rasional. "Mas gak ikut mandi bareng aku?," Istriku menawarkan. "Nggak sayang, kamu duluan aja, aku takut khilaf di kamar mandi tau-tau mau genjotin kamu," "ya gapapa dong mas emang kenapa? Biasanya kan kamu selalu begitu," ucapnya menggodaku. "Hihi maaf ya sayang, aku lagi capek banget, hari ini aku cuma sanggup ngecrot sekali nih, makanya nanti aku genjotin kamunya pas nanti cosplay aja." ujarku. "Hihi iya mas sayang, aku ngerti kok, mungkin kamu masih kepikiran juga kan dengan dunia yang semakin aneh ini," Istriku pun berlalu ke kamar mandi. Setengah jam kemudian, istriku sudah selesai mandi, lalu dia ke dapur menyiapkan makan malam lalu menyuruhku mandi. Aku pun mandi. Setelah 15 menit, aku pun sudah selesai mandi. Istriku masih menyiapkan makananku malam ini. Aku menunggu di sofa sambil menunggu masakan istriku, lalu ada chat masuk dari nomor yang tak kukenal. "Dem, aku kangen." Aku yang tak mengenal nomor ini lantas bertanya, "Maaf ini siapa?," tanyaku penasaran. Tanpa menyebutkan nama, wanita tersebut mengirimkan fotonya yang sedang telanjang bulat, lalu mengirimkan videonya sedang colmek di kamar. "Hah tya? Ini lo beneran?" aku agak kaget. "Iya Dem, ini aku, kamu gak kangen sama aku, kamu gak kangen nikmatnya tubuhku kah?," tanya tya sambil terus mengirimkan foto-foto telanjangnya ke hapeku. "Bukannya gitu, ty, kita kan udah janji bulan lalu jadi yang terakhir, aku gak mau terus merasa bersalah sama Matthew dan Fina," ucapku di WA. "Huffffht, ini semua salah kamu dem, salah kamu kenapa kamu ngentotin aku waktu itu, kamu harus tanggung jawab sekarang, aku ketagihan kontol gedemu, dema, maafin aku lancang." ucap tya. "Gak tau deh ty, nanti kuhubungi lagi ya," kututup percakapan karena istriku sudah memanggilku ke meja makan. "Mas sayang, makan dulu yuk? Udah jadi nih masakannya," istriku memanggil. "Iya sayang, yuk makan." Aku pun menuju meja makan dan dengan lahap memakan masakan istriku. Setelah selesai makan dan beres-beres, istriku menyuruhku ke kamar, seperti biasa, di malam jumat ini, kita berdua punya tradisi. Jadi aku menunggu di kamar dalam keadaan telanjang bulat sambil menunggu istriku memakai baju cosplaynya di ruang tengah, begitu selesai, istriku lalu jalan merangkak ke kamar, dan aku harus mengocok kontolku ketika dia merangkak ke arahku. Aku pun berjalan ke kamar, dan kembali hapeku bergetar, tya membalas WA-ku,"Matthew masih di luar kota nih, dua hari lagi pulang, are you brave enough?
," ia mengirimkan chat dan mengirim foto belahan pantatnya yang besar. Ia menungging sehingga lubang pantat dan memeknya terlihat jelas di hapeku." Aku pun memilih untuk mengabaikan pesan itu dan fokus menunggu kedatangan istriku.
Oh iya, setelah hubungan terlarangku dengan tya beberapa tahun yang lalu, sebenernya kita pun masih meneruskan hubungan terlarang ini. Sudah dua tahun terkahir ini aku dan tya menjalani hubungan ini. Kantorku yang memang dekat dengan kantornya tya semakin mempermudah akses. Aku dan tya biasanya curi-curi kesempatan di jam break kantor, kita makan siang berdua lalu cari hotel dekat situ, atau pas Matthew ada tugas keluar kota, biasanya tya menitipkan Mason ke orang tuanya dengan alasan ada acara kantor, padahal mau ngentot denganku. Ah, dasar aku dan tya memang bejat saja. Dan sialnya aku pun memang napsu melihat pantat dan payudaranya yang begitu besar. Kita melakukan hal ini selama hampir dua tahun lamanya dan akhirnya satu bulan yang lalu, kita sepakat untuk mengakhiri hubungan ini. Tya pun setuju, namun ternyata napsunya yang sangat besar mengalahkan akal sehatnya, terbukti dengan chatnya yang terakhir tadi yang kembali mengajakku ngentot.
"ngiiik.." pintu kamar terbuka pelan, istriku sudah siap dengan kostum wonder womannya, lalu merangkak ke arahku, tak lupa sambil mengocok kontolku, aku pun memanggilnya ke kasur dengan menggunakan jari telunjukku. Malam ini istriku seksi sekali, membuatku ingin melahapnya penuh napsu. "Hai, aku wonder woman, yang ditugaskan untuk melayani tuan di muka bumi ini, jadikan lah aku pelayanmu tuan," ujar istriku memulai aktingnya. Istriku sudah naik ke kasur dan sudah berada di atas tubuhku, langsung saja kulumat bibirnya mesra, entah kenapa malam ini aku sangat bernapsu sekali dengan istriku, mungkin karena aku tidak mengentotnya pas mandi tadi. Kuturunkan kembennya sehingga membuat payudaranya menyembul keluar, "give me your big boobs baby," istriku langsung menggoyang-goyangkan payudaranya di wajahku, aku pun menghisap putingnya dengan lembut, hingga membuatnya mendesah keenakan. "Aaaaah yes mas isep putingku sayang," Istriku meracau. Aku pun menghisap puting istriku bergantian kiri dan kanan, kunikmati lembutnya puting istriku. Tangannya mulai meraba kontolku yang sudah menegang. Ia pun berpindah dan mengarahkan kepalanya ke kontolku, lalu "sluuuuurp.." langsung saja ia melahap kontolku dengan penuh napsu. Kubenamkan kepalanya hingga menyentuh pangkal kontolku, istriku tersedak namun semakin membuatnya bernapsu, ia pun meludahi kontolku yang sudah basah oleh air liurnya, lalu kembali menghisap air liurnya sendiri. Istriku sangat seksi malam itu, aku menarik kepalanya kembali ke arah bibirku, kuciumi bibirnya, sambil istriku mengarahkan kontolku untuk menembus memeknya yang sudah basah sedari tadi. Lalu "blessss.." kepala kontolku sudah masuk ke lubang kenikmatannya, istriku pun melakukan gerakan naik-turun, sambil terus mempertahankan ciumannya denganku. "Aaaah yes yes yes yes enak banget sayangku," ia meracau keenakan, aku pun semakin bersemangat menggenjotnya. Kuangkat tubuhnya lalu kurebahkan tubuhnya, aku pun kemudian menindihnya dan melakukan penetrasi lagi. Setelah 5 menit, ia pun squirt. "cuuuuur.... Ahhhhh beib enak banget mas sayang, yes yes genjot lagi sayang," racau istriku, aku pun menggenjot lagi dan tak lama kemudian ia squirt kembali, sampai 4 kali, nikmat sekali malam ini. Melihat istriku sudah kewalahan, aku pun mempercepat sodokanku hingga akhirnya, "Croooot...croooot...crooot...croooot...crooot," aku pun menumpahkan seluruh spermaku di dalam rahimnya. "I love you masku sayang, jangan pernah berubah ya, jagain aku terus ya sayang, aku gak mau kehilangan kamu," ucapnya. Aku pun menatap matanya "Iya sayangku, istriku, aku akan selalu menjagamu dan selalu mencintaimu," lalu aku menciumnya dengan mesra. Ah, indah sekali malam ini.
2 hari kemudian, mahasiswa yang tadi di awal disebutkan terkena gigitan mulai terserang kejang dan demam tinggi. Keluarganya pun membawanya ke rumah sakit. Tanpa curiga, rumah sakit pun melakukan pengecekan dan mendiagnosis bahwa mahasiswa tersebut terkena rabies. Awal petakanya adalah, keluarga mahasiswa tersebut tidak berkata jujur kalau anaknya baru pulang dari China, pihak keluarganya bilang bahwa anaknya digigit anjing di dekat komplek rumahnya. Dokter pun kemudian menyuntikkan obat penenang ke dalam tubuh mahasiswa tersebut. Namun celakanya, virus zombie tersebut malah bermutasi dan resistan terhadap zat yang disuntikkan, hingga menyerang sel yang sehat dengan cepat, dan sekarang, mahasiswa tersebut telah berubah menjadi zombie seutuhnya! Dokter yang ditemani seorang suster menjadi korban pertama dari gigitan zombie tersebut. Dan sialnya, efek dari suntikan tersebut, virus menjadi bermutasi dengan cepat dan dokter serta suster tersebut sekarang sudah berubah menjadi zombie! Sekarang masa inkubasinya hanya kurang lebih semenit dari terkena gigitan, negara kita dalam bahaya! Wabah zombie dengan cepat menyebar karena banyak orang sakit yang sudah tak berdaya digigit oleh mereka yang sudah menjadi zombie, hingga tak membutuhkan waktu lama, rumah sakit tersebut sudah penuh oleh zombie! Para zombie kemudian berhamburan keluar dari rumah sakit. Orang-orang yang berada di luar pun terkejut dan tak siap menerima gerombolan zombie yang begitu banyak menyerang mereka, hingga akhirnya banyak yang tergigit dan ikut berubah menjadi zombie. Polisi dan militer pun dikerahkan dalam situasi pelik ini, sementara itu media sudah memberitakan kehebohan ini di portal medianya masing-masing. "Anjing!," begitulah reaksi pertamaku melihat berita ini, aku masih di kantor langsung menghubungi istriku yang sedang libur di rumah. "tuuuuut....tuuuuut" kuhubungi teleponnya berkali-kali namun istriku tak menjawab. Aku mulai panik, keringat dingin dan blank, tak tahu harus berkata apa, pikiranku saat ini hanya tertuju pada istriku, aku harus pulang untuk memastikan keadaannya. Teman-teman di kantorku semuanya panik dan mengikuti arahan security untuk dievakuasi. Aku yang tak mau dievakuasi sempat hampir baku hantam dengan security yang menahanku. "GUE MAU PULANG, ISTRI GUE DALAM BAHAYA, LU JANGAN NAHAN-NAHAN GUE ANJING!" aku yang sudah kalap dan emosi membentak security yang berjaga hari itu, teman-temanku dan yang lain pun mendukungku, mereka juga ingin pulang saja memastikan kondisi keluarga mereka. Aku pun langsung pergi memacu mobilku dengan kecepatan tinggi. Selama di perjalanan, aku terus berusaha menghubungi istriku namun tak ada jawaban, aku sudah tidak bisa berpikir positif, pikiranku sudah kalut, ditambah lagi, Rumah Sakit tempat kejadian zombie pertama kali cukup dekat dengan rumahku. Di sepanjang jalan menuju rumahku, akhirnya aku tak bisa menahan kekhawatiran dan pecahlah tangisku melihat begitu banyak orang yang sudah menjadi zombie di sekitar komplek rumahku. Aku masih berusaha optimis bahwa istriku mungkin selamat dan bersmbunyi di rumah, namun perasaan itu tertepis dengan sendirinya ketika kuhubungi berkali-kali teleponnya tapi tak diangkat. "Istriku sayaaaaang, kamu di mana? Please don't leave me this way." aku meracau, tak terasa airmataku mengalir begitu deras, sambil melihat sekitar aku belum menemukan istriku. Para zombie yang menyadari keberadaanku di dalam mobil seketika menyerang mobilku, kutarik pedal gas dalam-dalam dan kutabrak semua zombie yang berada di depanku. "Matiiiiii kau anjing matiiiii," aku begitu kesal dan marah karena aku belum bisa menemukan istriku. Aku sangat frustasi dan putus asa, aku terus berjuang untuk sampai dan bisa masuk ke rumahku. Setelah berjuang selama kurang lebih setengah jam. Aku berhasil keluar dari mobil lewat kaca depan, lalu langsung melompat ke pagar rumahku. Aku berhasil melewati para gerombolan zombie yang mengejarku. Di dalam rumah, aku menemukan hape istriku yang tergeletak di sofa, di situ aku menyadari bahwa hari sabtu biasanya istriku belanja sayur dan bahan masakan di kang sayur depan komplek. Aku, dengan panik langsung kembali keluar dan berusaha masuk mobil, setelah berjibaku dengan para zombie yang berada di luar, aku berhasil masuk mobilku kembali, kuarahkan ke arah di mana kang sayur langganan istriku biasa mangkal. Aku menangis, entah kenapa aku merasa yakin kalo istriku berada di sana, dan kemungkinan besar sudah berubah jadi zombie, mengingat di depan rumahku sudah penuh dengan zombie. Aku pun sampai di tempat istriku biasa belanja, dari dalam mobik kutengok kiri kanan memsatikan posisi istriku. Setelah beberapa menit pencarian, aku merasakan duniaku runtuh seketika saat kulihat istriku, Serafina Feriska, sudah menjadi zombie dan berjalan ke arah mobilku. "FINAAAAAAAAAAAAAA!" aku hancur, aku tak sanggup melihat pemandangan di depanku, istriku sudah berubah menjadi zombie. "Mas sayang aku takut, kalo kamu amit-amit digigit zombie aku juga rela deh digigit sama kamu," ucapnya suatu ketika. Hatiku hancur seketika membayangkan perkataan istriku saat itu. Ingin rasanya aku keluar dari mobil dan mempersilakan istriku untuk menggigitku, namun pikiran rasionalku yang lain ingin sekali membalas dendam pada semua zombie di dunia ini dan memusnahkan mereka. Aku terus menangis dalam mobil, bagaimana tidak sakit, istriku menggebrak-gebrak body mobilku, dari sorot matanya yang sudah menjadi merah darah, terlihat sekali ia ingin menerkamku.
Sudah tak kulihat lagi mata itu
Mata yang setiap hari menatapku
Dengan cinta dan napsu
Napasnya kini memburu
Kurasakan pilu di dadaku
Melihatnya
Yang kini sudah bukan istriku
Yang kukenal
Namun aku akan tetap mencintaimu
Di sepanjang napasku,
"Serafina Feriska, aku mencintaimu, sangat mencintaimu. Maafkan aku yang tak bisa menjagamu, sampai kita terpisahkan maut."
Tetes air mataku tak terbendung lagi, aku pun memundurkan mobilku, tentu aku tak sampai hati jika harus menabrak istriku sendiri seperti ketika ku tadi menabrak zombie-zombie lain. Kemudian, kuputar balik dan berusaha menghubungi Matthew. "tuuuuut...tuuuut," Matthew pun tak menjawab teleponku, kuhubungi berkali-kali namun hasilnya tetap nihil. Aku pun berjalan tanpa tujuan, beberapa saat kemudian, teleponku berdering, ternyata tya meneleponku. Ah iya, kenapa tak kutelepon tya saja tadi, batinku. Aku pun mengangkat telepon dan seketika terdengar suara panik dan isak tangis. "Deeeeema, tolong aku Dem, Matthew udah berubah jadi zombie dem!" "DHEG!" Hatiku sudah patah dua kali hari ini, kehilangan orang-orang yang kucintai di saat yang bersamaan. Aku seakan belum siap menerima berita kehilangan lagi. Cukup, sudah cukup. "Ty, kamu sekarang di mana?," tanyaku berusaha tetap tenang. "Aku di kamar Dem, Matthew di luar, tadi awalnya dia beli bubur di luar sama Mason, terus dia kembali dan sudah jadi zombie." ucapnya sambil terus menangis. "Astaga! Mason gak lagi sama kamu di kamar?," "Enggak, Dem, tadi dia ikut sama Matthew beli bubur." Perih, sungguh perih, kali ini anakku, darah dagingku pun harus terenggut dengan cara seperti ini. Marah, kalut, putus asa. Aku mulai kehilangan kontrol emosiku, kutancap gas dengan kecepatan penuh, kutabrak dengan sadis semua zombie yang berada di depanku. "MAMPUS KAU ANJING BANGSAAAAAT MATI LO ANJING!" Sambil terus menabrakkan mobilku, aku meracau mengumpat sekerasnya. Begitu sampai di rumah tya, aku langsung menghubungi kembali. "Ty, kamar kamu di sebelah mana?," ucapku. "Kamu masuk, buka pintu depan, nah lurus dikit terus belok kiri itu pintu kamarku. "Oke, kamu bertahan ya, wait my signal, kalo aku bilang buka kunci kamarnya kamu langsung buka ya," ujarku mengarahkan. "Oke Dem." Aku pun lalu berusaha masuk rumah tya, setelah berhasil masuk, aku dikagetkan dengan Matthew yang tiba-tiba menyerangku dan ingin menggigitku. Aku yang memang sudah persiapan dengan membawa kunci pipa, langsung memukulkannya ke kepala Matthew. Sambil menahan tangis aku berucap, "Nyet sorry gue harus mukul lo, dan gue harus jujur, Mason itu darah daging gue, anak gue dan tya, maafin gue baru bisa jujur sekarang." sambil menangis sesenggukan aku terus memukul kepala Matthew yang terlihat semakin menggeram marah, hingga akhirnya, satu pukulan terakhirku mengenai matanya, ia kesakitan dan langsung ambruk tak sadarkan diri. Aku pun langsung menuju kamar tya, "ty, buka ty, ini gue." Tya pun langsung membuka pintu dan spontan memelukku kencang sambil menangis. "Deeeeem huhuhuhu maafin aku gak bisa jagain Mason buat kamu," ujarnya sambil terus menangis. "Udah ty, kamu udah jadi ibu yang baik buat anak kita, yang penting sekarang kita pikirin gimana caranya kita bisa selamat dan keluar dari sini. "Iya Dem, makasih ya, udah nyelametin aku," ucap Tya. Aku pun melepaskan pelukannya dan di dalam kamar, aku dan tya sedang berpikir keras memikirkan cara untuk selamat.