Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Untuk sex scene para suhu sekalian lebih suka dari Point Of View siapa ?

  • POV Pria

    Votes: 52 30,8%
  • POV Wanita

    Votes: 69 40,8%
  • Terserah lu Den

    Votes: 48 28,4%

  • Total voters
    169
  • Poll closed .
Status
Please reply by conversation.

Deniscavalerra

Semprot Holic
Daftar
2 Apr 2021
Post
324
Like diterima
7.231
Lokasi
Samping rumah pak RT
Bimabet
Hanya sekedar berbagi kisah pengalaman pribadi tentang cerita antara aku, bos dan istrinya.

Perkenalkan namaku Dennis, umur 30 pada saat itu, aku bekerja sebagai sales head di sebuah perusahan finance ( perusahaan pembiayaan kredit kepemilikan mobil) atau yg lebih familiar dengan sebutan leasing.
Atasanku bernama Bos Tom, dia adalah kepala cabang yang baru satu bulan bertugas di kantorku setelah sebelumnya menjabat sebagai kepala cabang selama tiga tahun di kota Surabaya, dia pindah ke Bandung karena regulasi perusahaan yang hanya membolehkan maksimal tiga tahun menjabat sebagai kepala cabang di suatu tempat.

Selama dua bulan tidak ada hal istimewa antara aku dan Bos Tom, sampai saat pada suatu hari, saat aku sedang berada di ruangan Bos Tom, ponselku berdering, suara kicauan burung murai menjadi nada dering ku saat itu, aku angkat telpon, ternyata salah satu bawahan ku menelpon menanyakan tentang aplikasi pengajuan kredit nasabah yang belum aku setujui.
Setelah aku tutup telpon, Bos Tom langsung berkata

" Wah hobi burung juga ternyata kamu Den "

"Iya bos iseng aja buat isi waktu" Jawabku

Dia bercerita bahwa dia juga adalah seorang penghobi burung, tapi karena harus pindah ke Bandung, sebagian burung peliharaannya ketika di Surabaya dia jual, sebagian lagi dia berikan kepada teman dan saudaranya, dia pun tertarik untuk memelihara burung lagi, singkat cerita, dia memintaku untuk membelikannya seekor burung murai.

Sore hari selepas kerja, dia memintaku untuk menemani dia minum di sebuah bar yang letaknya berada tepat di pusat kota.
Aku hanya memesan satu gelas bir dingin, dan dia memesan satu gelas long island, disusul dengan beberapa sloki red label.
Waktu menunjukan pukul 20:30, aku lihat kelopak mata Bos Tom mulai memerah, menandakan alkohol sedang bereaksi di aliran darahnya.
Topik pembicaraan pun mulai berubah, dari yang semula membahas masalah kerjaan lalu masalah burung, dan kali ini mulai menjurus ke masalah pribadinya, mulai dari kegagalan rumahtangga nya dengan istri sebelumnya, sampai permasalahan rumahtangga dengan istrinya saat ini yang telah berjalan hampir tiga tahun namun belum dikaruniai keturunan.
Saat sedang asik ngobrol, ponsel Bos Tom berdering,
" Iya mam, sebentar lagi papa pulang, ini lagi hangout minum bir doang sama Dennis"
Setelah dia menutup telponnya, Bos Tom langsung berbicara " Bro, gw seneng ngobrol sama lu, tapi bini gua dah nungguin di rumah, dia masih merasa takut di rumah sendiri, karena dia baru tiba dari surabaya lima hari yang lalu, besok besok gua harap lu mau nemenin gua hangout lagi".
Aku mengiyakan ajakannya kemudian bergegas untuk pulang.

Setelah kejadian aku dan Bos Tom minum di bar, kami berdua menjadi semakin akrab, di kantor kita bersikap profesional sebagai seorang atasan dan bawahan, tapi diluar kantor, kami layaknya dua orang sahabat, dia semakin sering ngajakin aku hangout, semakin sering kami hangout, semakin banyak pula aku tahu tentang masalah pribadinya, karena setiap kali hangout, apalagi kalau minum, dia selalu bercerita tentang permasalahannya tanpa ada rasa malu atau sungkan kepadaku.

sedikit cerita tentang diriku, aku adalah seorang yang mudah bergaul, basic pekerjaanku dulu sebagai seorang marketing mengajarkan aku untuk bisa membaca situasi, kapan harus menjadi pendengar yang baik, dan kapan saat yang tepat untuk berbicara, kapan ngomong serius dan kapan untuk bercanda, dari pengalaman itu aku menjadi sesosok yang disukai untuk menjadi teman curhat, baik teman lelaki ataupun perempuan, karena mereka merasa nyaman, aku tidak hanya bisa memberikan simpati, tapi bisa juga berempati terhadap teman teman curhatku.

ilustrasi penampakan

Denis Cavalerra
Usia 30
Tinggi 175 cm
Berat 80 kg



Hari Jum'at September 2013 Bandung diguyur hujan sedari pagi, selepas kerja Bos Tom minta ditemani lagi olehku untuk minum di sebuah bar, kali ini letaknya di kawasan Bandung utara.
Seperti biasa aku hanya memesan segelas bir dingin, kali ini bir hitam menjadi pilihanku, sedangkan Bos Tom memesan segelas gin martini.
Obrolan diawali dengan keluh kesah dia yang sudah merasa stress dengan pressure kerjaan.

Bir hitam miliku masih tersisa setengah gelas, sedangkan gin martini Bos Tom telah habis, diapun melambaikan tangan kepada waiters untuk memesan satu shoot Jack Daniel.
Pesanan tiba, bos Tom langsung meneguk Jack Daniel pesanannya sampai habis tak tersisa setetes pun.

" Ini minuman favorite gw sejak jaman gw masih kuliah dulu Den, anjing gw kangen mabok Den, gw open bottle ya Den, nanti kalo gw mabok, lu antar gw balik ke rumah, soalnya kalo mabok, gw ga berani nyetir mobil "

Aku tidak lantas mengiyakan permintaan dari Bos Tom.
" Waduh mobil saya gimana bos kalau saya harus nganterin bos pulang kerumah, terus nanti gimana istri Bos kalau Bos Tom pulang dalam kondisi mabuk"

" Masalah istri tenang aja gw dah biasa balik mabok, kalau masalah mobil lu coba tanya ke security bisa ga titip mobil di parkiran sini " Ucap bos Tom memberikan solusi.
Akupun beranjak keluar untuk koordinasi kepada security bar, dan security tersebut mengizinkan aku dan menjamin keamanan mobil aku setelah aku iming imingi dengan satu lembar merah bergambar Presiden dan wakil presiden pertama Republik Indonesia.

Sebotol jack Daniels, sepiring kacang goreng dan satu porsi tahu crispy tersaji di meja kami.
Malam ini aku menjadi pendengar cerita Bos Tom yang sedang bernostalgia mengenang masa masa mudanya saat menjadi seorang mahasiswa yang bengal, ekspresi bahagia tersirat dari wajah dan matanya yang memerah karena aliran darah yang telah terkontaminasi oleh alkohol, tawanya lepas, tak nampak kegundahan darinya padahal kurang lebih satu jam sebelumnya dia nampak lusuh dan tak bergairah lantaran stress tekanan kerja.

Ilustrasi penampakan Bos Tom

Tommy Handoko
Usia 42 tahun
Tinggi 168 cm
Berat 88 kg




Waktu menunjukan pukul 22:15 WIB. Botol Jack Daniels sudah berkurang setengahnya, Bos Tom sudah mulai tepar aku ajak dia pulang, dia pun mengiyakan ajakanku.
Dia berjalan sedikit sempoyongan tapi nampak masih bisa kontrol, aku tancap gas mobil mengantarkannya pulang kerumahnya yang terletak tak jauh dari pusat kota Bandung, dia duduk di kursi depan dalam perjalanan beberapa kali dia hampir muntah tetapi masih bisa dia tahan.
20 menit berlalu, akhirnya kami sampai dirumah Bos Tom, aku membukakan gerbang, parkir mobil lalu membantu Bos Tom turun dan berjalan menuju teras rumahnya.

Tak lama berselang pintu rumah terbuka, nampak seorang wanita berparas cantik dengan rambut panjang terurai sebatas pinggang menggunakan daster batik membukakan pintu, aku yakin dia istri Bos Tom, aku lantas menyapanya. " Malam Ibu, saya rekan kerja bapak Bu, dimintai bantuan sama bapak untuk mengantar beliau pulang "

" Oh iya mas, ini pasti mas Dennis ya, bapak sering cerita kok sama saya tentang mas Dennis, saya Riska mas, istrinya pak Tom"
Jawabnya sambil mengulurkan tangannya.
Aku sambut uluran tangannya, halus, putih bersih dan terasa dingin, wajar, sedari pagi sampai saat ini Bandung tak henti diguyur hujan.

Setelah berkenalan, Bu Riska lalu membantu Bos Tom melepaskan sepatu sambil meminta tolong kepadaku
" Mas, bisa minta tolong antar bapak masuk, maaf ya mas "
" Baik Bu " Jawabku sambil bergegas meraih tangan bos Tom lalu kuletakan diatas bahuku, akupun memapah bos Tom yang berjalan slebor untuk duduk disofa ruang tengah.
Setelah Bos Tom masuk, aku kemudian berpamitan pada bos Tom dan istrinya, tapi bos Tom melarangku.
" Bentar bentar Den, lu tolong antar gw ke toilet, pengen jackpot #muntah ni gw "
Aku lantas mengantarnya ke toilet, bos Tom muntah di closet sambil aku pijat pijat tengkuknya, istrinya pun menghampiri sambil membawakan handuk dan piama untuk suaminya.

" Mas tunggu sebentar ya di luar, saya mau gantiin pakaian bapak, nanti kalau sudah selesai, saya minta tolong untuk bantu bapak ke ruang tengah"
Sambil tersenyum manis Bu Riska meminta tolong kepadaku.

10 menit berlalu, Bu Riska memanggilku, lantas aku segera menghampiri dan membantu bos Tom berjalan ke ruang tengah.

. " Lu jangan dulu balik Den, tolong pijitin dulu gw sebentar, barusan di kamar mandi lu pijitin gw kerasa enak banget " Pinta bos Tom
Aku pun mengiyakan permintaannya, sambil aku pijit kepala bos Tom.

" Mas Dennis mau minum apa? "
Tanya Bu Riska

"Waduh jadi merepotkan"

" Ahh nggak kok, justru saya yg merepotkan Mas Dennis malem malem gini nganter bapak pulang dalam kondisi mabuk"

"Kopi pahit aja Bu, kopi tanpa gula" Jawabku

Lantas Bu Riska pergi ke dapur, dan akupun melanjutkan sesi memijat Bos Tom.
Tak lama berselang Bu Riska kembali membawakan segelas kopi, teh untuk suaminya dan beberapa macam makanan ringan"

"Silahkan mas kopinya, sekalian ini cemilannya dimakan" Ucap Bu Riska.


"Iya Bu nanti saya minum, terimakasih banyak"

"Sama sama mas" Jawab Bu Riska mengangguk sambil tersenyum manis.

" Ternyata lu jago mijit juga ya Den, belajar darimana lu? " Tanya bos Tom

"Dulu waktu saya SMP sampai beberapa tahun setelah lulus SMA, saya pernah ikut latihan silat kampung bos, nah di padepokan itu bukan hanya mempelajari beladiri, tapi juga belajar tehnik memijat, urut, dan pengobatan alternatif"

" Ooh pantes aja lu jago pijit. Beneran loh mam, pijitan Dennis enak banget, Papa langsung berasa enakan padahal tadi kepala kerasa berat banget, mama mau juga di pijit ?" Ucap bos Tom sambil bertanya pada istrinya.

" Dipijit siapa pap? Mas Dennis? Nggak lah kasian mas Dennis capek, seharian kerja, nemenin papap terus anterin papap ehh papap minta pijit pula" Jawab Bu Riska.

Hatiku mulai degdegan, terbayang bagaimana jadinya kalau Bu Riska mau aku pijit, karena aku ga terbiasa memijit perempuan, apalagi ini istrinya bos, mana cantik seksi pula.

" Bro, lu capek ga? Kalo lu ga capek, gw minta tolong, habis lu pijitin gw, lu pijitin juga bini gw ya "

Busettt makin degdegan aja ni jantung, keringat mulai bercucuran di mukaku, dan kalau saja bisa bercermin, aku yakin mukaku memeraah saat itu.

" Siap bos, kalau ibu belum ngantuk si ga apa apa, semoga aja pijitan saya cocok, paling nanti kalo saya sudah beres mijitin bos, saya ijin istirahat sebentar untuk ngopi sambil merokok sebentar" Jawabku.

Sesi memijat bos Tom selesai, dia nampak lebih segar, tak terlihat tanda-tanda kalau dia baru saja mabuk, aku ijin untuk pergi ke teras untuk beristirahat sambil merokok, namun bos Tom melarangku.

"Sudah disini aja ngerokoknya bareng sama gw, lagian bini gw ga anti asap rokok, karena kadang-kadang dia juga ngerokok kalo lagi pengen aja sih"
ucap bos Tom.

aku teguk kopi hitam lalu kunyalakan rokok kretek, sambil ngobrol santai dengan mereka.
20 menit berlalu, lalu aku bertanya pada Bu Riska.
" Maaf Bu, jadi mau saya pijit? "

"oiya mas jadi kalo mas Dennis ga keberatan" Jawab Bu Riska

" Silahkan Bu, mau dipijit dimana? " Ucapku

"disini aja mas, sebentar saya ambil alasnya dulu"
lalu Bu Riska bergegas mengambil surpet ( kasur tipis yang berbentuk seperti karpet)

" Maaf Bu, kalo ada lotion atau minyak pijit bisa sekalian dibawa, biar lebih enak kalo pake lotion atau minyak pijit " Ucapku

" Oiya mas ada, pake lotion aja ya "

"silahkan Bu" Jawabku sambil menggelar kasur untuk memijit Bu Riska.

Bu Riska tidur tengkurap, aku awali sesi pijit dengan mengusapkan lotion dikaki kirinya, jujur konsentrasiku buyar melihat kakinya yang jenjang dan indah, putih mulus dengan bentuk betis yang sempurna.
keringat bercucuran, badan gemetar, jantung degdegan, birahi campur aduk dengan rasa sungkan karena dia adalah istri dari atasan ku.
aku urut kaki kirinya sampai sebatas paha bawah, sesekali mataku melirik ke arah bokong Bu Riska, benar-benar bentuk bokong yang indah, menonjol dan berbentuk bulat sempurna, ingin rasanya aku meremas bokong itu gumamku dalam hati, kemudian aku totok refleksi telapak kakinya, saat itu kami berdua masih sempat ngobrol, sedangkan bos Tom duduk dibelakangku menghisap rokok sambil asyik memainkan handphonenya.
setelah selesai totok telapak kaki kiri, aku mengusapkan lotion dikaki kanan Bu Riska, intensitas ngobrol sudah mulai berkurang, nampaknya Bu Riska sudah mulai mengantuk, entah karena telah larut malam, atau mengantuk karena benar-benar menikmati pijatanku, dan tak lama berselang dia tertidur dengan lelap, aku selesaikan sesi pijat tanpa menotok telapak kaki Bu Riska, karena khawatir dia terbangun, karena dititik titik tertentu totokan ditelapak kaki akan terasa sedikit menyakitkan.

" Bos, ibu tidur bos" Aku berbicara pelan kepada bos Tom.

" Oh ya udah den, biarin dia tidur, lu kalo mau pulang pulang aja den, atau kalo lu mau nginep, kamar tamu kosong kok, ga apa apa kalau emang mau nginep disini" Jawab bos Tom

"Ah saya pulang aja bos, khawatir juga ninggalin mobil di bar"

" Oh oke den, bentar gw telpon taksi dulu buat anter lu ke bar "

15 menit kemudian datanglah taksi yang dipesan oleh bos Tom, aku berpamitan kepadanya, dia pun memberikan 7 lembar uang kertas seratus ribuan
" Ini buat ongkos naik taksi" Ucap bos Tom.

" Banyak amat bos " Jawabku

" Udah, sisanya buat besok lu malam mingguan "
Jawab bos Tom.

Aku pamit sambil menyempatkan melirik ke arah Bu Riska yang sedang tertidur lelap.

Ilustrasi penampakan
Nama : Riska Wahyuni
Tinggi 165cm
Berat 53 kg
Umur 25 tahun



Bersambung

Update 1 Senin ceria

Update 2 Gamang

update 3 Murai Batu

Update 4 Baccarat

Update 5 Terrrlaaaaluuuuu

Update 6 Kentang

Update 7 Anjelo

Update 8 Malam kelam

Update 9 Hidup baru

Update 10 Elaeocarpus Ganitrus

Update 11 Mati rasa

Update 12 Hanya satu kata

Update 13 Cordon bleu

Update 14 Memanusiakan manusia

Update 15 She's gone

Update 16 Stuck in a moment

Update 17 Caringin tilu

Update 18 Telepati Cinta

Update 19 Badjingan

Update 20 Cuckold

Update 21 Bimbang

Update 22 A Confession

Update 23 Passion

Update 24 Kane-Kane

Update 25 Cinta Adalah

Update 26 Tentang Perasaan

Update 27 Filosofi Kopi

Update 28 Untitled

Update 29 Pertempuran Hati

Update 30 Birahi Semu

Update 31 Cemburu

Update 32 Patah Hati

Update 33 Sabar

Update 34 Revenge

Update 35 Awkward​
 
Terakhir diubah:
Selama perjalananku pulang dari rumah bos Tom, didalam taksi pikiranku terus tertuju kepada sosok istri bosku.
Riska..... Ya Riska namanya, sosok perempuan cantik bertubuh sintal dengan wajah ayu khas perempuan Jawa namun sedikit oriental, bibirnya yang merah merekah dan nampak basah, putih kulitnya, dan bulat bokongnya, ohhhh siallll otak mesumku langsung berkhayal menerawang jauh, seandainya saja tadi bos Tom mabuk berat, lalu saat aku pijit istrinya, bos Tom tertidur lelap, seandainya saja saat aku pijit, Bu Riska menjadi horny memuncak birahinya, memeluk aku, lalu melumat bibirku, tentu aku akan balas melumat bibirnya, membelai rambutnya, ciumi lehernya sambil perlahan aku remas dengan mesra payudaranya...

" Sudah sampai pak, mau saya masukin ke parkiran atau disini saja pak?"
Ucap supir taksi membuyarkan lamunanku.

"Oh iya Pak, ga apa apa biar cukup disini aja pak hatur nuhun" Ucapku pada supir taksi.

Aku berjalan menuju parkiran menghampiri kendaraanku, setelah berpamitan dan mengucapkan terimakasih kepada security bar, aku kemudian pulang.
03:30 aku tiba dirumah,saking lelahnya tanpa sempat mandi dan gosok gigi, aku tertidur lelap diatas sofa ruang tamu rumahku.
Sejak pulang dari rumah bos Tom, yang ada dalam pikiranku hanya Riska, Riska, dan Riska... Dia telah menguasai isi kepalaku.

Sabtu dan Minggu aku libur kerja, tak banyak yang aku lakukan pada hari libur itu selain merawat burung burung ocehanku, hobiku sejak 8 tahun lalu, murai batu, anis cacing, kenari dan banyak lagi jenis burung lainnya.


SENIN CERIA

Senin pagi, cuaca Bandung pagi ini cerah sekali, setelah beberapa hari ini Bandung selalu diguyur hujan yang seolah tak henti sejak pagi hingga malam hari, sebelum berangkat kerja aku sempatkan untuk merawat burung ocehanku, sekedar memberi makan lalu mengganti air minum didalam sangkar.
Karena cuaca cerah dan tak nampak tanda tanda akan turun hujan, selain itu ini adalah hari Senin, dimana lalu lintas kota Bandung dipagi hari biasanya akan padat, maka aku putuskan untuk berangkat kerja menggunakan sepeda motor.
Suzuki TS 125 tahun 2002 motor kesayanganku sejak jaman kuliah dulu.




Setibanya dikantor, aku ambil kopi di laci meja kerjaku, kopi arabica Gayo, kemudian beranjak menuju pantry menyeduh segelas kopi, aromanya seakan menjadi mood booster di pagi hari.
Aku memang seorang pecinta dan penikmat kopi, terutama kopi arabica, mulai dari kopi Papua, Toraja, Kerinci, Pasundan hingga Gayo, bangga menjadi warga negara indonesia yang memiliki banyak varian kopi yang rasanya sangat istimewa.

Aktifitas kerja berjalan wajar seperti biasanya, saat jam makan siang tiba, Bos Tom menghampiriku, mengajak makan siang bersama, akupun menerima ajakannya.
Rumah makan khas Sunda disekitaran jalan Dewi Sartika yang sangat terkenal dikota Bandung menjadi tujuan kami, ayam bakar, usus goreng garing, dan tentu saja karedok leunca menjadi menu makan siangku hari ini.

" Den tengkyu bro, jum'at lalu lu dah gw repotin, nemenin gw minum, nganter gw balik, mijitin gw dan istri gw" Ucap bos Tom.

" Sama sama bos, say ga merasa direpotkan, oya gimana komentar ibu setelah merasakn pijatan saya? " Tanyaku

" Wah dia seneng banget bro, dia minta maaf karena ketiduran, merasakan saking enaknya pijitan lu, dia bilang walaupun cuma dipijit kaki, tapi kerasa sangat enteng ke badan, pegal-pegal di betis hilang. Next time kalo gw atau bini mau pijit, lu mau ya mijitin gw dan istri gw lagi"

" Siap bos santai aja" Justru itu yang aku harapkan, walaupun sekedar memijat, tapi objek yang aku pijat memang sosok yang sangat aku harapkan, lumayan lah bisa "menyentuh" Tubuh cewek cantik dan seksi.

" Oya Den, pulang kerja nanti lu ada acara gak? '

" Paling sy ngegym bos"

" Ngegym dimna bro? Boleh gw ikut? "

" Ayo bos, tempat gym dihotel bintang 4 sekitaran jalan Dago "

" Oke bro, nanti gw suruh office boy untuk ambil pakaian olahraga dirumah, lu mentorin gw ya, krn gw belum pernah ngegym sebelumnya"

"86 bosku" jawabku

Sore hari waktu menunjukan pukul 17:05 WIB, aku menghampiri bos Tom ke ruangannya, mengkonfirmasi apakah jadi ikut fitness atau tidak.

" Jadilah Den, nah gini dong sesekali hal hal yang positif, jangan gw diajakin mabok melulu"

Buset dah selama ini yang ngajakin mabok siapa? Lagian kalopun minum gw gapernah sampe mabok, aku menggerutu dalam hati.

Aku menunggangi motor sambil memandu jalan mobil bos Tom yang mengikuti motorku dari belakang, 20 menit berlalu akhirnya kami tiba di tempat fitness.
Setelah ganti pakaian lalu melakukan pemanasan, aku membimbing bos Tom melakukan gerakan fitness, dimulai dari leg curl dengan beban yang ringan, lanjut hack squat lalu lat pull down.

" Udah udah Den, gw ga sanggup, badan gw lemes banget, lu lanjut aja, gw mau duduk aja sambil liatin elu" Ucap bos Tom dengan nafas yang terengah-engah dan keringat yang mengucur deras.

40 menit berlalu aku menyelesaikan sesi weight training, istirahat sebentar lalu aku ajak bos Tom ke ruang sauna.

Aku lepaskan pakaianku di ruangan sauna, hingga yang tersisa hanya celana dalamku saja.

" Jancukkk kontol lu gede juga Den " Ucap bos Tom dengan gaya bahasa Surabayanya yang kental.

Aku kaget, wah selama yang aku alami, cowok cowok yang memberikan komentar secara langsung terhadap ukuran alt vitalku adalah cowok yang mempunyai orientasi seksual yang menyimpang (pecinta sesama jenis) atau homosexsual.
Aku mulai canggung, jangan jangan bos Tom adalah seorang bisex, jangan jangan dia dekat denganku karena da maksud lain.
Kalau memang itu benar apes deh gw, dan aku mulai berfikir bagaimana caranya untuk bisa menjauh darinya.

Bersambung next episode

Gamang
.
.
.
 
Terakhir diubah:
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd