Symphony of Betrayal and Loyalty
Disclaimer:
--@@@@--
Catatan Pembuka:
Cerita ini adalah lanjutan dari cerita OMG!! Kakakku Yang Cantik dan Sexy Itu Ternyata Seorang..... Mengingat alur cerita dan tokoh-tokoh utamanya saling berkaitan, bagi yang belum membacanya harap membacanya terlebih dahulu disini.
Agak berbeda dengan cerita sebelumnya dimana cerita bersifat "monokromatis" dengan fokus melulu pada kakak beradik Stefany dan Rico, cerita kali ini lebih "berwarna-warni" dengan adanya beberapa tokoh lain yang terlibat.
Juga kalau sebelumnya penceritaan dilakukan melalui sudut pandang Rico sebagai orang pertama, kali ini cerita menggunakan sudut pandang orang ketiga.
Hal-hal yang sepertinya benar pada cerita sebelumnya, bisa jadi ternyata tidak betul pada edisi kali ini. Atau sebaliknya. Bagi yang belum membacanya, harap membaca cerita OMG!! Kakakku Yang Cantik dan Sexy Itu Ternyata Seorang.... terlebih dahulu.
Apabila telah siap, let the story begin...
--@@@@--
Buku Pertama
Chapter 1 - The Party*
Suasana ruang ballroom itu sungguh meriah. Ada sekitar dua sampai tiga ratusan tamu di dalamnya. Mereka semua berpakaian indah dan berdandan cantik / tampan. Bagi sebagian besar mereka adalah suatu kehormatan besar dapat menjadi tamu undangan pesta ini.
Bagi keluarga sang pemilik hajat, pesta ini tergolong "sederhana" karena jika mau mereka mampu mengundang ribuan orang bahkan menyewa satu stadion dan membuatnya penuh sekalipun. Namun karena beberapa pertimbangan, akhirnya diputuskan untuk mengundang sejumlah kecil orang saja. Juga pesta dilakukan secara agak tertutup. Hanya lingkungan kerabat, teman dekat, dan relasi dekat saja yang diundang.
Beberapa bulan lagi pesta susulan akan segera dilangsungkan. Saat itu barulah pesta akan dilakukan secara besar-besaran, glamour, dan terbuka termasuk juga akan ada peliputan oleh sejumlah pers terkenal. Karena saat itu adalah saatnya pesta pernikahan. Sementara kali ini barulah pesta pertunangan.
Di bagian depan ruang yang terdekorasi secara mewah dan bercita rasa tinggi itu terdapat meja dengan 10 kursi yang diduduki oleh keluarga inti pasangan yang sedang berbahagia itu. Dimulai dari pasangan itu sendiri, kedua orangtua pihak laki-laki, ayah pihak perempuan, lalu nenek, om dan tante, serta adik cowok dari pihak laki-laki. Terakhir, adik laki-laki dari calon mempelai perempuan.
Dari komposisi meja itu saja cukup jelas menunjukkan bahwa pihak laki-laki jauh lebih dominan. Pada kenyataannya memang demikianlah adanya. Status sosial mereka jauh lebih tinggi, lebih kaya, lebih mentereng dan tersohor dibanding keluarga pihak perempuan.
Menggunakan ukuran standar, sebenarnya pihak perempuan termasuk kaum yang cukup berada. Gadis itu, di usianya yang baru 24 tahun lebih telah mempunyai usaha sendiri yang cukup berhasil. Selain itu ia mempunyai tabungan yang sangat besar untuk ukuran anak muda seusia dirinya. Semua itu didapat dari hasil jerih payahnya sendiri selama beberapa tahun terakhir secara halal. Tanpa bantuan finansial dari Papanya sepeserpun. Justru sebaliknya, putrinya inilah yang menunjang kehidupan sang ayah yang sejak beberapa tahun terakhir kondisi fisiknya agak terganggu.
Namun semua itu tak ada apa-apanya apabila dibandingkan dengan kekayaan keluarga pacarnya. Karena orangtua dari cowok itu adalah salah satu taipan papan atas yang tersohor di negeri ini. Bahkan namanya termasuk dalam daftar 100 orang terkaya se-Asia. Cowok itu sendiri, di usianya yang kini 27 tahun telah mengelola beberapa perusahaan yang dirintisnya sendiri dari awal. Bukan bisnis pemberian ayahnya. Profil dan artikel tentang dirinya cukup sering termuat di media cetak bisnis dan juga majalah high society yang khusus beredar di kalangan elit negeri ini.
Terlepas dari perbedaan status sosial mereka, pasangan ini sama-sama dua pengusaha muda yang memulai usaha mereka dari awal. Kini mereka berdua menatap masa depan mereka dengan cerah. Baik dalam hal finansial maupun juga - dan terutama - untuk hubungan pribadi mereka. Hubungan yang telah direstui oleh kedua keluarga besar dan kini sedang melakukan pesta pertunangan. Sementara itu beberapa bulan lagi mereka akan mengikat tali pernikahan secara sah.
Penampilan mereka berdua juga begitu serasi dan enak dilihat. Sang cowok berwajah ganteng dan berpenampilan menarik. Sementara ceweknya begitu cantik dan elegan. Membuat semua orang tak henti-henti mengaguminya. Postur tubuh dan tinggi badan mereka juga begitu sepadan ketika bersanding bersama.
Sementara pandangan mata terpusat ke pasangan tersebut, di beberapa meja terjadi kasak-kusuk perbincangan, pergosipan bahkan juga perdebatan terselubung di antara para tamu undangan tersebut. Topik bahasan utama mereka selain tentang kekayaan keluarga sang lelaki juga kecantikan sang gadis.
Sedangkan topik perdebatan yang terjadi adalah tentang siapa yang "lebih beruntung" diantara keduanya. Banyak yang menyebut sang gadislah yang beruntung. Bagaikan Cinderella dari kalangan menengah / biasa-biasa saja, dengan modal kecantikan dan daya tariknya mampu menawan hati sang pangeran muda tampan dari kalangan strata atas negeri ini. Padahal di luaran sana ada banyak sekali gadis-gadis cantik lainnya. Sementara cowok itu sendiri juga termasuk tampan dan atraktif. Mereka adalah penganut paham "cowok kaya gampang mendapatkan cewek cantik".
Sebaliknya ada pula yang berpandangan bertolak belakang. Menurut mereka, cowok itulah yang beruntung karena meski banyak wanita cantik dimana-mana namun tak mudah menemukan seseorang yang juga mempunyai pembawaan elegan seperti gadis itu. Sikap elegan dan anggunnya itu tak lain karena pencerminan dari inner beauty dalam dirinya. Menurut mereka, gadis dengan kaliber setinggi ini akan dengan mudah membuat cowok manapun jatuh hati kepadanya, termasuk anak konglomerat yang keren dan tampan sekalipun. Mereka adalah penganum paham "cewek cantik gampang memikat hati cowok kaya."
Ada pula yang berpandangan netral. Menurut mereka keduanya sama-sama beruntung menemukan pasangannya satu sama lain. Argumen mereka ini didasari atas label "cowok kaya" dan "cewek cantik" yang saling berjodoh.
Sementara sejumlah tamu undangan sibuk berdebat dengan argumennya masing-masing, gadis itu sedang berbincang dengan santai dengan kekasihnya yang duduk di samping kanannya. Gadis cantik elegan dengan gaun indah berwarna putih itu adalah Stefany.
Di samping kiri Stefany, duduk ayahnya yang sesekali berbicara dengannya dan juga kepada calon menantu dan anggota keluarga yang lain di meja itu. Namun secara keseluruhan, pria itu tak terlalu banyak berbicara kalau dibandingkan dengan pihak keluarga laki-laki. Satu-satunya orang di meja itu yang lebih sedikit bicara dibanding dirinya adalah anak lelakinya yang juga adalah adik Stefany. Saat itu kursi tempat duduknya sedang kosong...
--@@@@--
Di salah satu bagian ruang ballroom yang saat itu agak sepi terjadi pertemuan "tak disengaja" antara dua orang. Seorang cowok muda dan pria setengah umur. Cowok muda itu merasa bosan terlalu lama duduk disana. Dimana ia harus berbicara basa-basi secara formal dan agak kaku dengan keluarga calon kakak iparnya. Sebagai refreshing, beberapa kali ia pergi ke toilet atau jalan ke tempat lain di ruangan besar itu.
Saat ini ia menemukan pria itu yang juga sedang sendirian. Membuat mereka berdua akhirnya berbincang-bincang. Apalagi "frekuensi" dalam diri keduanya rupanya agak-agak mirip. Karena sepertinya orang itu juga tak terlalu suka dengan suasana yang ramai dan berbincang-bincang dengan sekelompok orang yang tak terlalu dikenalnya. Apalagi menggosip.
Pada akhirnya perbincangan basa-basi itu berlangsung hampir 5 menit sebelum akhirnya cowok muda itu kembali ke tempat duduknya. Saat kembali ke tempat duduknya ia berharap semoga acara segera cepat berakhir.
Cowok itu adalah Rico, adik Stefany. Penampilannya biasa-biasa saja. Berbeda kontras dengan aura penampilan kakaknya yang begitu elegan, charming dan pokoknya serba wuihh sehingga secara kharismatik selalu mengundang decak kagum semua orang. Padahal kalau diperhatikan, sebenarnya wajah Rico juga termasuk cukup tampan. Namun pada kenyataannya ia cenderung diabaikan orang bahkan dipandang rendah.
Karakter Rico memang sangat berbeda bahkan bertolak belakang dengan Stefany. Ia tak suka menjadi pusat perhatian atau berinteraksi sosial di suasana formal seperti ini. Acara macam gini sama sekali bukan habitatnya. Hanya karena ini adalah pesta pertunangan kakaknya sajalah, maka mau tak mau ia hadir. Dan satu lagi, pesta pernikahan mereka nantinya.
Ia sendiri lebih suka menjadi orang yang biasa-biasa saja. Orang biasa cenderung diabaikan keberadaannya. Dengan diabaikan, ia bisa melakukan banyak hal tanpa mengundang perhatian orang. Bagaikan seperti leopard yang mengintai calon mangsanya dalam jarak cukup dekat di kala senja.
Sebaliknya, dengan menjadi pusat perhatian ia merasa ruang lingkupnya jadi tidak bebas bahkan serasa diawasi. Saat berjalan kembali ke mejanya ia dapat merasakan betapa banyaknya "tatapan nyinyir" orang kepadanya.
Saat itu naluri dalam dirinya tiba-tiba terbangun. Entah apa atau darimana, ia merasa dirinya sedang dijadikan sasaran tembak perhatian cukup intens. Refleks dalam dirinya membuatnya menoleh ke arah sumber tatapan itu. Namun ia tak menemukan apa-apa! Sejenak timbul rasa waswas pada dirinya. Sebelum kemudian ia tersenyum sendiri dalam hati sambil meneruskan langkahnya.
Acara ini adalah tempat berkumpulnya orang-orang kepo yang suka bergosip, menghakimi, dan menilai orang lain seolah diri sendiri paling benar saja, gumamnya sinis. Statusnya sebagai adik Stefany membuat dirinya mau tak mau jadi sasaran kenyinyiran mereka itu. Apalagi di mata mereka yang menganggap Stefany sungguh sangat beruntung bisa berjodoh dengan anak orang super kaya. Penampilan adiknya yang hambar dan cenderung terabaikan ini membuat argumentasi mereka jadi semakin kuat.
(Sekali lagi pesan untuk terakhir kalinya, bagi yang belum membacanya harap stop di paragraf ini dan membaca cerita OMG!! Kakakku Yang Cantik dan Sexy Itu Ternyata Seorang.... terlebih dahulu).
Pria setengah baya yang berbicara basa-basi sejenak dengan Rico barusan adalah sosok yang juga bersifat elusive seperti dirinya. Pertemuan keduanya barusan memang tak disengaja. Namun perbincangan mereka barusan mungkin tak akan berlangsung seandainya bukan dengan orang ini. Secara formal, orang ini adalah teman baik ayahnya.
Namun sesungguhnya ia mengenal orang ini jauh lebih dalam dari yang tampak di permukaan. Tak hanya orang ini adalah figur paman yang baik bagi dirinya, ia bahkan menganggap orang ini sebagai mentor dalam hidupnya. Terutama setelah ia masuk dalam tim rahasia pimpinan orang ini untuk tugas negara. Selama berinteraksi dengannya, ia belajar banyak hal termasuk berbagai falsafah hidup dari pria yang sangat dihormatinya ini.
Tak hanya oleh dirinya, namun pria ini juga cukup dihormati oleh kakaknya, Stefany. Karena orang inilah yang memberi jalan saat kehidupan keluarga mereka dalam keadaan kesulitan beberapa tahun lalu. Tentu hal-hal seperti ini tak dapat diungkapkan di depan publik karena sifatnya yang rahasia. Oleh karena itu barusan mereka berdua tak berbincang lama.
Pria itu bernama Dharsono (aka Pramono**). Saat itu ia berjalan menuju meja mereka untuk berpamitan. Pertama-tama, ia menghampiri teman baiknya, yaitu ayah mereka berdua. Disalaminya pria tersebut dengan ucapan selamat atas rencana pernikahan putrinya sebelum keduanya berpelukan erat. Selanjutnya ia menyalami Stefany sambil memberikan selamat. Diikuti dengan hal serupa ke cowok muda calon pendamping hidup gadis itu. Kemudian ia memberikan salam kepada semuanya satu-persatu dengan mengelilingi meja tersebut. Terakhir, ia menyalami Rico sambil tersenyum. Sikapnya terhadap Rico saat ini (dan juga sebelumnya terhadap Stefany) berlangsung dalam kapasitas dirinya sebagai teman baik ayah mereka. Sama sekali tak menunjukkan adanya hubungan lebih akrab dari itu.
Rico sempat melihat secara sekilas, saat Dharsono melangkah meninggalkan ruang ballroom mewah ini. Dalam hati ia merasa "iri" dengan pria tersebut yang dapat meninggalkan tempat ini tanpa harus terbelenggu oleh protokoler keluarga seperti dirinya. Namun hal yang jauh lebih penting dari itu, kedatangan Dharsono disini - meski cukup singkat - sungguh berarti sangat dalam sekali. Di antara semua orang yang ada disini, mungkin hanya Rico yang mampu menyelami isi hati Dharsono terhadap Stefany.
Sebelum ini, Stefany adalah anak didiknya untuk tugas-tugas rahasia yang di lapangan sering kali menyerempet-nyerempet bahaya terutama dari ancaman seksual. Itu sebabnya tahun lalu ia membebas-tugaskan Stefany. Ia tak tahu bagaimana harus menjelaskan kepada ayah gadis ini - teman baiknya sejak kecil - apabila sesuatu yang buruk terjadi menimpa putrinya saat menjalankan tugas di bawah pimpinannya.
Meski telah dibebas-tugaskan, namun perasaan tanggung jawab dalam diri Dharsono terhadap kakaknya masih belum sepenuhnya hilang. Selama ikut dengannya, Stefany dididik dan ditempanya menjadi "super girl". Hal itu ditambah dengan kesibukan dan sifat kerahasiaan di bidang pekerjaannya membuat kakaknya sama sekali tak sempat memikirkan hubungan pribadinya. Sampai di usianya 23 tahun, ia tak pernah berpacaran atau punya hubungan asmara dengan cowok. Hal seperti ini kalau berjalan terlalu lama bisa menyebabkan menjadi susah mendapat jodoh.
Saat bertemu dengannya, beberapa kali ia menanyakan tentang hubungan pribadi Stefany. Apakah ia telah menemukan cowok yang sesuai dengannya. Setelah mengetahui akhirnya kakaknya berpacaran dengan cowok ini, perasaan lega nampak cukup terlihat darinya. Meski hal itu tak pernah diungkapkannya secara langsung kepadanya. Dan rasa lega itu semakin terasa saat mengetahui hubungan keduanya berjalan cukup serius bahkan telah ada rencana ke pernikahan.
Setelah menghadiri pesta pertunangan ini, kini tentu Dharsono dapat bernapas lega. Beban moral tanggung jawab terhadap kakaknya telah selesai. Hal ini sekaligus menunjukkan betapa tinggi perhatian, tanggung jawab, bahkan rasa sayang Dharsono kepada kakaknya. Rasa sayang yang tulus bukan dikotori oleh motif-motif terselubung apalagi hawa nafsu. Di mata Rico, orang ini telah selesai dengan dirinya sendiri untuk masalah harta, tahta, apalagi wanita. Bagi Dharsono, Stefany adalah seperti keponakan sendiri.
Saat itu acara berlanjut dengan pasangan yang dipanggil untuk tampil ke atas panggung oleh si pemandu acara. Dengan gagah namun gentle, sang cowok menggandeng tangan Stefany lalu membimbingnya naik ke panggung. Sikap dan perilakunya begitu sempurna. Membuat banyak pujian keluar dari para tamu undangan. Meskipun dirinya adalah anak laki sulung orang super kaya sehingga boleh dikata ia adalah pewaris tahta bisnis orangtuanya, namun sikapnya begitu rendah hati dan penuh tanggung-jawab. Bahkan dari berita yang beredar, ia sering duduk semeja makan siang bersama para pegawainya. Tak peduli tinggi rendah jabatan mereka. Pemuda gagah tampan calon suami Stefany itu adalah William.
--@@@@--
Di luar ruangan, Dharsono berjalan ke arah lift didampingi oleh seorang pria muda gagah bertubuh tegap. Usianya sekitar awal 30-an. Pria ini barusan tak masuk ke ruangan meski sebenarnya ia mengenal Stefany cukup dekat. Bahkan mungkin ada orang yang pernah melihat ia berjalan berdua di tempat dugem malam bersama gadis berwajah oriental yang mirip dengan Stefany (atau mungkin memang betul Stefany adanya?).
Siapakah dia? Apakah ia adalah mantan pacar atau pacar gelap Stefany? Sehingga ia tak masuk untuk menemui dan memberi selamat kepada Stefany dan calon suaminya.
Tidak. Ia bukan pacar gelap Stefany. Sebelum ini mereka memang pernah berhubungan cukup dekat. Namun diantara mereka berdua tak pernah ada hubungan romantis apapun. Pria itu telah berkeluarga. Hubungan mereka strictly berada dalam koridor tugas rahasia yang diamanatkan kepada mereka. Karena ia juga adalah anggota tim Dharsono. Oleh karena itu saat ini ia tak dapat menemui Stefany atau Rico. Karena secara resmi mereka tak saling mengenal. Pria itu adalah Jaka (aka Angga**). Selain menjadi orang kepercayaan Dharsono, juga ia adalah keponakan langsung darinya. Anak dari kakak perempuannya.
--@@@@--
Catatan:
* Party dapat bermakna ganda: 1. Pesta, atau juga bisa berarti: 2. Sekumpulan Orang
** Dharsono dan Jaka adalah orang yang sama dengan Pramono dan Angga di cerita sebelumnya. Pada saatnya nanti akan dijelaskan perubahan nama keduanya. Untuk saat ini, Dharsono adalah Pramono dan Jaka adalah Angga di cerita sebelumnya.
--@@@@--
Index
Chapter 1 - The Party
Chapter 2 - Pengagum Rahasia
Chapter 3 - Sang Operator Kepala
Chapter 4 - Masa Depan Dan Masa Lalu
Chapter 5 - Malam Masih Panjang Untuk Kita Berdua, Sayang...
Chapter 6 - Terlalu Banyak Bicara
Chapter 7 - Putra Mahkota Pewaris Kekayaan Keluarga
Chapter 8 - Tumpukan Celana Jins Biru Tua dan Kaus Abu-Abu Muda
Chapter 9 - Proposal Untuk Stefany
Chapter 10 - Mesin Diesel Lama
Chapter 11 - Bukti Perselingkuhan?
Chapter 12 - Kesetiaan atau Pengkhianatan? Oleh Siapa?
Disclaimer:
- Cerita ini adalah murni fiksi. Kesamaan nama, tempat, dan peristiwa adalah kebetulan semata.
- Penulis mohon maaf sebesar-besarnya apabila ada kesalahan penulisan atau hal-hal yang kurang berkenan. Semua itu dilakukan tanpa unsur kesengajaan.
- Semoga cerita ini dapat bermanfaat dan diambil hikmahnya, atau paling tidak bisa menghibur pembaca.
- Dimohon tidak copas tanpa mencantumkan nama pengarang atau tanpa seijin pengarang.
--@@@@--
Catatan Pembuka:
Cerita ini adalah lanjutan dari cerita OMG!! Kakakku Yang Cantik dan Sexy Itu Ternyata Seorang..... Mengingat alur cerita dan tokoh-tokoh utamanya saling berkaitan, bagi yang belum membacanya harap membacanya terlebih dahulu disini.
Agak berbeda dengan cerita sebelumnya dimana cerita bersifat "monokromatis" dengan fokus melulu pada kakak beradik Stefany dan Rico, cerita kali ini lebih "berwarna-warni" dengan adanya beberapa tokoh lain yang terlibat.
Juga kalau sebelumnya penceritaan dilakukan melalui sudut pandang Rico sebagai orang pertama, kali ini cerita menggunakan sudut pandang orang ketiga.
Hal-hal yang sepertinya benar pada cerita sebelumnya, bisa jadi ternyata tidak betul pada edisi kali ini. Atau sebaliknya. Bagi yang belum membacanya, harap membaca cerita OMG!! Kakakku Yang Cantik dan Sexy Itu Ternyata Seorang.... terlebih dahulu.
Apabila telah siap, let the story begin...
--@@@@--
Buku Pertama
Chapter 1 - The Party*
Suasana ruang ballroom itu sungguh meriah. Ada sekitar dua sampai tiga ratusan tamu di dalamnya. Mereka semua berpakaian indah dan berdandan cantik / tampan. Bagi sebagian besar mereka adalah suatu kehormatan besar dapat menjadi tamu undangan pesta ini.
Bagi keluarga sang pemilik hajat, pesta ini tergolong "sederhana" karena jika mau mereka mampu mengundang ribuan orang bahkan menyewa satu stadion dan membuatnya penuh sekalipun. Namun karena beberapa pertimbangan, akhirnya diputuskan untuk mengundang sejumlah kecil orang saja. Juga pesta dilakukan secara agak tertutup. Hanya lingkungan kerabat, teman dekat, dan relasi dekat saja yang diundang.
Beberapa bulan lagi pesta susulan akan segera dilangsungkan. Saat itu barulah pesta akan dilakukan secara besar-besaran, glamour, dan terbuka termasuk juga akan ada peliputan oleh sejumlah pers terkenal. Karena saat itu adalah saatnya pesta pernikahan. Sementara kali ini barulah pesta pertunangan.
Di bagian depan ruang yang terdekorasi secara mewah dan bercita rasa tinggi itu terdapat meja dengan 10 kursi yang diduduki oleh keluarga inti pasangan yang sedang berbahagia itu. Dimulai dari pasangan itu sendiri, kedua orangtua pihak laki-laki, ayah pihak perempuan, lalu nenek, om dan tante, serta adik cowok dari pihak laki-laki. Terakhir, adik laki-laki dari calon mempelai perempuan.
Dari komposisi meja itu saja cukup jelas menunjukkan bahwa pihak laki-laki jauh lebih dominan. Pada kenyataannya memang demikianlah adanya. Status sosial mereka jauh lebih tinggi, lebih kaya, lebih mentereng dan tersohor dibanding keluarga pihak perempuan.
Menggunakan ukuran standar, sebenarnya pihak perempuan termasuk kaum yang cukup berada. Gadis itu, di usianya yang baru 24 tahun lebih telah mempunyai usaha sendiri yang cukup berhasil. Selain itu ia mempunyai tabungan yang sangat besar untuk ukuran anak muda seusia dirinya. Semua itu didapat dari hasil jerih payahnya sendiri selama beberapa tahun terakhir secara halal. Tanpa bantuan finansial dari Papanya sepeserpun. Justru sebaliknya, putrinya inilah yang menunjang kehidupan sang ayah yang sejak beberapa tahun terakhir kondisi fisiknya agak terganggu.
Namun semua itu tak ada apa-apanya apabila dibandingkan dengan kekayaan keluarga pacarnya. Karena orangtua dari cowok itu adalah salah satu taipan papan atas yang tersohor di negeri ini. Bahkan namanya termasuk dalam daftar 100 orang terkaya se-Asia. Cowok itu sendiri, di usianya yang kini 27 tahun telah mengelola beberapa perusahaan yang dirintisnya sendiri dari awal. Bukan bisnis pemberian ayahnya. Profil dan artikel tentang dirinya cukup sering termuat di media cetak bisnis dan juga majalah high society yang khusus beredar di kalangan elit negeri ini.
Terlepas dari perbedaan status sosial mereka, pasangan ini sama-sama dua pengusaha muda yang memulai usaha mereka dari awal. Kini mereka berdua menatap masa depan mereka dengan cerah. Baik dalam hal finansial maupun juga - dan terutama - untuk hubungan pribadi mereka. Hubungan yang telah direstui oleh kedua keluarga besar dan kini sedang melakukan pesta pertunangan. Sementara itu beberapa bulan lagi mereka akan mengikat tali pernikahan secara sah.
Penampilan mereka berdua juga begitu serasi dan enak dilihat. Sang cowok berwajah ganteng dan berpenampilan menarik. Sementara ceweknya begitu cantik dan elegan. Membuat semua orang tak henti-henti mengaguminya. Postur tubuh dan tinggi badan mereka juga begitu sepadan ketika bersanding bersama.
Sementara pandangan mata terpusat ke pasangan tersebut, di beberapa meja terjadi kasak-kusuk perbincangan, pergosipan bahkan juga perdebatan terselubung di antara para tamu undangan tersebut. Topik bahasan utama mereka selain tentang kekayaan keluarga sang lelaki juga kecantikan sang gadis.
Sedangkan topik perdebatan yang terjadi adalah tentang siapa yang "lebih beruntung" diantara keduanya. Banyak yang menyebut sang gadislah yang beruntung. Bagaikan Cinderella dari kalangan menengah / biasa-biasa saja, dengan modal kecantikan dan daya tariknya mampu menawan hati sang pangeran muda tampan dari kalangan strata atas negeri ini. Padahal di luaran sana ada banyak sekali gadis-gadis cantik lainnya. Sementara cowok itu sendiri juga termasuk tampan dan atraktif. Mereka adalah penganut paham "cowok kaya gampang mendapatkan cewek cantik".
Sebaliknya ada pula yang berpandangan bertolak belakang. Menurut mereka, cowok itulah yang beruntung karena meski banyak wanita cantik dimana-mana namun tak mudah menemukan seseorang yang juga mempunyai pembawaan elegan seperti gadis itu. Sikap elegan dan anggunnya itu tak lain karena pencerminan dari inner beauty dalam dirinya. Menurut mereka, gadis dengan kaliber setinggi ini akan dengan mudah membuat cowok manapun jatuh hati kepadanya, termasuk anak konglomerat yang keren dan tampan sekalipun. Mereka adalah penganum paham "cewek cantik gampang memikat hati cowok kaya."
Ada pula yang berpandangan netral. Menurut mereka keduanya sama-sama beruntung menemukan pasangannya satu sama lain. Argumen mereka ini didasari atas label "cowok kaya" dan "cewek cantik" yang saling berjodoh.
Sementara sejumlah tamu undangan sibuk berdebat dengan argumennya masing-masing, gadis itu sedang berbincang dengan santai dengan kekasihnya yang duduk di samping kanannya. Gadis cantik elegan dengan gaun indah berwarna putih itu adalah Stefany.
Di samping kiri Stefany, duduk ayahnya yang sesekali berbicara dengannya dan juga kepada calon menantu dan anggota keluarga yang lain di meja itu. Namun secara keseluruhan, pria itu tak terlalu banyak berbicara kalau dibandingkan dengan pihak keluarga laki-laki. Satu-satunya orang di meja itu yang lebih sedikit bicara dibanding dirinya adalah anak lelakinya yang juga adalah adik Stefany. Saat itu kursi tempat duduknya sedang kosong...
--@@@@--
Di salah satu bagian ruang ballroom yang saat itu agak sepi terjadi pertemuan "tak disengaja" antara dua orang. Seorang cowok muda dan pria setengah umur. Cowok muda itu merasa bosan terlalu lama duduk disana. Dimana ia harus berbicara basa-basi secara formal dan agak kaku dengan keluarga calon kakak iparnya. Sebagai refreshing, beberapa kali ia pergi ke toilet atau jalan ke tempat lain di ruangan besar itu.
Saat ini ia menemukan pria itu yang juga sedang sendirian. Membuat mereka berdua akhirnya berbincang-bincang. Apalagi "frekuensi" dalam diri keduanya rupanya agak-agak mirip. Karena sepertinya orang itu juga tak terlalu suka dengan suasana yang ramai dan berbincang-bincang dengan sekelompok orang yang tak terlalu dikenalnya. Apalagi menggosip.
Pada akhirnya perbincangan basa-basi itu berlangsung hampir 5 menit sebelum akhirnya cowok muda itu kembali ke tempat duduknya. Saat kembali ke tempat duduknya ia berharap semoga acara segera cepat berakhir.
Cowok itu adalah Rico, adik Stefany. Penampilannya biasa-biasa saja. Berbeda kontras dengan aura penampilan kakaknya yang begitu elegan, charming dan pokoknya serba wuihh sehingga secara kharismatik selalu mengundang decak kagum semua orang. Padahal kalau diperhatikan, sebenarnya wajah Rico juga termasuk cukup tampan. Namun pada kenyataannya ia cenderung diabaikan orang bahkan dipandang rendah.
Karakter Rico memang sangat berbeda bahkan bertolak belakang dengan Stefany. Ia tak suka menjadi pusat perhatian atau berinteraksi sosial di suasana formal seperti ini. Acara macam gini sama sekali bukan habitatnya. Hanya karena ini adalah pesta pertunangan kakaknya sajalah, maka mau tak mau ia hadir. Dan satu lagi, pesta pernikahan mereka nantinya.
Ia sendiri lebih suka menjadi orang yang biasa-biasa saja. Orang biasa cenderung diabaikan keberadaannya. Dengan diabaikan, ia bisa melakukan banyak hal tanpa mengundang perhatian orang. Bagaikan seperti leopard yang mengintai calon mangsanya dalam jarak cukup dekat di kala senja.
Sebaliknya, dengan menjadi pusat perhatian ia merasa ruang lingkupnya jadi tidak bebas bahkan serasa diawasi. Saat berjalan kembali ke mejanya ia dapat merasakan betapa banyaknya "tatapan nyinyir" orang kepadanya.
Saat itu naluri dalam dirinya tiba-tiba terbangun. Entah apa atau darimana, ia merasa dirinya sedang dijadikan sasaran tembak perhatian cukup intens. Refleks dalam dirinya membuatnya menoleh ke arah sumber tatapan itu. Namun ia tak menemukan apa-apa! Sejenak timbul rasa waswas pada dirinya. Sebelum kemudian ia tersenyum sendiri dalam hati sambil meneruskan langkahnya.
Acara ini adalah tempat berkumpulnya orang-orang kepo yang suka bergosip, menghakimi, dan menilai orang lain seolah diri sendiri paling benar saja, gumamnya sinis. Statusnya sebagai adik Stefany membuat dirinya mau tak mau jadi sasaran kenyinyiran mereka itu. Apalagi di mata mereka yang menganggap Stefany sungguh sangat beruntung bisa berjodoh dengan anak orang super kaya. Penampilan adiknya yang hambar dan cenderung terabaikan ini membuat argumentasi mereka jadi semakin kuat.
(Sekali lagi pesan untuk terakhir kalinya, bagi yang belum membacanya harap stop di paragraf ini dan membaca cerita OMG!! Kakakku Yang Cantik dan Sexy Itu Ternyata Seorang.... terlebih dahulu).
Pria setengah baya yang berbicara basa-basi sejenak dengan Rico barusan adalah sosok yang juga bersifat elusive seperti dirinya. Pertemuan keduanya barusan memang tak disengaja. Namun perbincangan mereka barusan mungkin tak akan berlangsung seandainya bukan dengan orang ini. Secara formal, orang ini adalah teman baik ayahnya.
Namun sesungguhnya ia mengenal orang ini jauh lebih dalam dari yang tampak di permukaan. Tak hanya orang ini adalah figur paman yang baik bagi dirinya, ia bahkan menganggap orang ini sebagai mentor dalam hidupnya. Terutama setelah ia masuk dalam tim rahasia pimpinan orang ini untuk tugas negara. Selama berinteraksi dengannya, ia belajar banyak hal termasuk berbagai falsafah hidup dari pria yang sangat dihormatinya ini.
Tak hanya oleh dirinya, namun pria ini juga cukup dihormati oleh kakaknya, Stefany. Karena orang inilah yang memberi jalan saat kehidupan keluarga mereka dalam keadaan kesulitan beberapa tahun lalu. Tentu hal-hal seperti ini tak dapat diungkapkan di depan publik karena sifatnya yang rahasia. Oleh karena itu barusan mereka berdua tak berbincang lama.
Pria itu bernama Dharsono (aka Pramono**). Saat itu ia berjalan menuju meja mereka untuk berpamitan. Pertama-tama, ia menghampiri teman baiknya, yaitu ayah mereka berdua. Disalaminya pria tersebut dengan ucapan selamat atas rencana pernikahan putrinya sebelum keduanya berpelukan erat. Selanjutnya ia menyalami Stefany sambil memberikan selamat. Diikuti dengan hal serupa ke cowok muda calon pendamping hidup gadis itu. Kemudian ia memberikan salam kepada semuanya satu-persatu dengan mengelilingi meja tersebut. Terakhir, ia menyalami Rico sambil tersenyum. Sikapnya terhadap Rico saat ini (dan juga sebelumnya terhadap Stefany) berlangsung dalam kapasitas dirinya sebagai teman baik ayah mereka. Sama sekali tak menunjukkan adanya hubungan lebih akrab dari itu.
Rico sempat melihat secara sekilas, saat Dharsono melangkah meninggalkan ruang ballroom mewah ini. Dalam hati ia merasa "iri" dengan pria tersebut yang dapat meninggalkan tempat ini tanpa harus terbelenggu oleh protokoler keluarga seperti dirinya. Namun hal yang jauh lebih penting dari itu, kedatangan Dharsono disini - meski cukup singkat - sungguh berarti sangat dalam sekali. Di antara semua orang yang ada disini, mungkin hanya Rico yang mampu menyelami isi hati Dharsono terhadap Stefany.
Sebelum ini, Stefany adalah anak didiknya untuk tugas-tugas rahasia yang di lapangan sering kali menyerempet-nyerempet bahaya terutama dari ancaman seksual. Itu sebabnya tahun lalu ia membebas-tugaskan Stefany. Ia tak tahu bagaimana harus menjelaskan kepada ayah gadis ini - teman baiknya sejak kecil - apabila sesuatu yang buruk terjadi menimpa putrinya saat menjalankan tugas di bawah pimpinannya.
Meski telah dibebas-tugaskan, namun perasaan tanggung jawab dalam diri Dharsono terhadap kakaknya masih belum sepenuhnya hilang. Selama ikut dengannya, Stefany dididik dan ditempanya menjadi "super girl". Hal itu ditambah dengan kesibukan dan sifat kerahasiaan di bidang pekerjaannya membuat kakaknya sama sekali tak sempat memikirkan hubungan pribadinya. Sampai di usianya 23 tahun, ia tak pernah berpacaran atau punya hubungan asmara dengan cowok. Hal seperti ini kalau berjalan terlalu lama bisa menyebabkan menjadi susah mendapat jodoh.
Saat bertemu dengannya, beberapa kali ia menanyakan tentang hubungan pribadi Stefany. Apakah ia telah menemukan cowok yang sesuai dengannya. Setelah mengetahui akhirnya kakaknya berpacaran dengan cowok ini, perasaan lega nampak cukup terlihat darinya. Meski hal itu tak pernah diungkapkannya secara langsung kepadanya. Dan rasa lega itu semakin terasa saat mengetahui hubungan keduanya berjalan cukup serius bahkan telah ada rencana ke pernikahan.
Setelah menghadiri pesta pertunangan ini, kini tentu Dharsono dapat bernapas lega. Beban moral tanggung jawab terhadap kakaknya telah selesai. Hal ini sekaligus menunjukkan betapa tinggi perhatian, tanggung jawab, bahkan rasa sayang Dharsono kepada kakaknya. Rasa sayang yang tulus bukan dikotori oleh motif-motif terselubung apalagi hawa nafsu. Di mata Rico, orang ini telah selesai dengan dirinya sendiri untuk masalah harta, tahta, apalagi wanita. Bagi Dharsono, Stefany adalah seperti keponakan sendiri.
Saat itu acara berlanjut dengan pasangan yang dipanggil untuk tampil ke atas panggung oleh si pemandu acara. Dengan gagah namun gentle, sang cowok menggandeng tangan Stefany lalu membimbingnya naik ke panggung. Sikap dan perilakunya begitu sempurna. Membuat banyak pujian keluar dari para tamu undangan. Meskipun dirinya adalah anak laki sulung orang super kaya sehingga boleh dikata ia adalah pewaris tahta bisnis orangtuanya, namun sikapnya begitu rendah hati dan penuh tanggung-jawab. Bahkan dari berita yang beredar, ia sering duduk semeja makan siang bersama para pegawainya. Tak peduli tinggi rendah jabatan mereka. Pemuda gagah tampan calon suami Stefany itu adalah William.
--@@@@--
Di luar ruangan, Dharsono berjalan ke arah lift didampingi oleh seorang pria muda gagah bertubuh tegap. Usianya sekitar awal 30-an. Pria ini barusan tak masuk ke ruangan meski sebenarnya ia mengenal Stefany cukup dekat. Bahkan mungkin ada orang yang pernah melihat ia berjalan berdua di tempat dugem malam bersama gadis berwajah oriental yang mirip dengan Stefany (atau mungkin memang betul Stefany adanya?).
Siapakah dia? Apakah ia adalah mantan pacar atau pacar gelap Stefany? Sehingga ia tak masuk untuk menemui dan memberi selamat kepada Stefany dan calon suaminya.
Tidak. Ia bukan pacar gelap Stefany. Sebelum ini mereka memang pernah berhubungan cukup dekat. Namun diantara mereka berdua tak pernah ada hubungan romantis apapun. Pria itu telah berkeluarga. Hubungan mereka strictly berada dalam koridor tugas rahasia yang diamanatkan kepada mereka. Karena ia juga adalah anggota tim Dharsono. Oleh karena itu saat ini ia tak dapat menemui Stefany atau Rico. Karena secara resmi mereka tak saling mengenal. Pria itu adalah Jaka (aka Angga**). Selain menjadi orang kepercayaan Dharsono, juga ia adalah keponakan langsung darinya. Anak dari kakak perempuannya.
--@@@@--
Catatan:
* Party dapat bermakna ganda: 1. Pesta, atau juga bisa berarti: 2. Sekumpulan Orang
** Dharsono dan Jaka adalah orang yang sama dengan Pramono dan Angga di cerita sebelumnya. Pada saatnya nanti akan dijelaskan perubahan nama keduanya. Untuk saat ini, Dharsono adalah Pramono dan Jaka adalah Angga di cerita sebelumnya.
--@@@@--
Index
Chapter 1 - The Party
Chapter 2 - Pengagum Rahasia
Chapter 3 - Sang Operator Kepala
Chapter 4 - Masa Depan Dan Masa Lalu
Chapter 5 - Malam Masih Panjang Untuk Kita Berdua, Sayang...
Chapter 6 - Terlalu Banyak Bicara
Chapter 7 - Putra Mahkota Pewaris Kekayaan Keluarga
Chapter 8 - Tumpukan Celana Jins Biru Tua dan Kaus Abu-Abu Muda
Chapter 9 - Proposal Untuk Stefany
Chapter 10 - Mesin Diesel Lama
Chapter 11 - Bukti Perselingkuhan?
Chapter 12 - Kesetiaan atau Pengkhianatan? Oleh Siapa?
Terakhir diubah: