File Video 3
Aku lihat video ini berdurasi lebih lama dari video sebelum-nya. Dan berbeda dengan video-video sebelum-nya, kini mereka berada di rumah Andre. Dan seperti video awal, ini juga menggunakan tripod.
*Degh….jantung berdegup dengan keras ketika melihat pemandangan yang baru pertama aku lihat.
Tubuh bugil tante Hani. Ia sedang berdiri di depan kamera, melenggokan tubuh-nya yang tak kalah seksi. Wow…. puting kiri tante Hani di tindik. Terlihat sangat seksi, dan menggairahkan. Apa tidak sakit ya.
“Iya-iya Han, kamu seksi kok” terdengar suara mama menyindir Tante Hani yang bergaya depan kamera.
“Hehehe iya dong mbak, emang kamu masih endut” balas Tante Hani.
“Enak aja, masa kayak gini di bilang gendut. Dasar adik binal” sergah mama mama mengejek balik tante Hani.
Berarti tante Hani bermain belakang, alias selingkuh dari om Doni. Aku semakin tidak mengerti, apa yang terjadi sebenarnya, mengapa tante Hani ikutan juga dengan mama. Tiba-tiba kamera-nya bergerak, sehingga arah merekam pun berubah.
“Hahhhh…..” kagetku. Apa-apaan ini?!
Tak hanya Tante Hani yang tanpa busana, tapi disana juga ada mama sudah bugil juga. Bahkan si Kiryo pembantu laki-laki yang sudah tua di rumah Andre, juga berada di situ. Tapi bedanya laki-laki tua itu masih berpakain lengkap.
Terlihat di atas sofa panjang, tubuh atas kiryo condong ke arah mama, kedua tangan-nya sedang meremas-remas buah dada mama. Namun mama tidak risih di pegang-pegang oleh lelaki tua yang jelek itu. Ia terus berbicara dengan tante Hani, tanpa menghiraukan Kiryo. Kalau begini pasti mama sudah pernah tidur bareng sama Kiryo. Mereka akan melakukan melakukan pesta seks.
Ah gilaaaaaa……masa mama mau sih bersetubuh sama orang tidak jelas seperti itu. Aku tidak menyangka akan melihat mama bersetubuh dengan orang selain Andre. Dan orang lain itu adalah Kiryo pula. Bersetubuh dengan Andre saja sudah merupakan pengkhianatan besar. Ini malah sekarang di tambah Kiryo, laki-laki tua yang beda status sosial dengan diri.
Tapi……
Apakah ada orang lagi ya? selain Andre dan Kiryo ya……
Lamunanku buyar ketika ada pergerakan dalam video itu.
Terlihat Tante Hani bergabung dengan mereka. Sekarang Kiryo di apit oleh mama dan tante Hani. Tampaknya mama ternyata akan melakukan threesome. Bak raja si Kiryo, merangkul mama dan tante Hani yang terlihat seperti selir kerajaan. Berkali-kali si pria tua itu memberikan kecupan kepada pipi mama dan tante Hani. Keduanya pun terkekeh geli menerimanya.
“Ihhhh….bapak mah genittttt” seru mama manja, sambil terus diciumi
“Tau niihhhhh…..sampe basah gini” ujar tante Hani.
“Saya bales nih” Mama membalasnya dengan mengelus selangkangan Kiryo yang masih memakai celana.
Ia pusatkan usapannya di sebuah benda keras yang tercetak di celana itu. Sudah pasti itu adalah kontol Kiryo. Kalau di perhatikan dari besarnya cetakan yang kayak tabung , aku rasa besar hampir sama dengan milik Andre. Sesekali mama memencet-memencet gemes ujung dari
benda keras yang masih terbalut celana, yang pasti adalah kepala penis Kiryo. Sedangkan tante Hani hanya meraba-raba lembut paha Kiryo.
“Gimana Dre sudah siap?” tanya tante Hani ke Andre yang tidak terlihat di dalam video ini. Pasti si Andre sedang mengotak-ngatik kamera pikirku.
“Sudah tanteku sayang” ucap Andre di balik kamera.
“Nanti hasil-nya harus bagus ya Dre. Biar Henry bisa coli hihihi, ya kan Hen?” ucap mama kepada kameranya.
“Tenang sayang, pasti nanti hasil-nya bagus” balas Andre.
Gila pikirku, mereka akan merekam sebuah film porno layak-nya professional. Dengan menjadi bintang main-nya adalah mama aku sendiri, berserta adik-nya. Dan aku akan coli sambil menonton mereka semua. Harusnya aku marah, tapi ini malah tak sabar untuk coli.
“Sip, sudah ready nih. Bisa dimulai tan“ ucap Andre kepada mereka bertiga yang duduk di sofa panjang.
“Halo Henry…. Mama mau bikin film bokep nih….. Ini buat kamu coli loh hihihih. Terus coba lihat nih ada siapa” mama menunjuk tante hani yang ada di seberang-nya. Padahal tanpa perlu di kenalkan aku juga sudah lihat tadi. Hadehhhhh…..ada-ada saja mereka ini.
“Haiiii keponakan tante yanggg…….” ujar Tante Hani yang di gantung, tidak menyelesaikan kalimatnya.
“Yang apa hayooo?” tanya mama.
“Yang pencundannggg hihihihi” teriak tante Hani disertai cekikian. Mama pun tertawa mendengar penuturan adik kandung-nya, tanda setuju.
Hati aku jadi terluka mendengar kata-kata tante Hani. Ia juga ikutan menghina aku, seperti mama yang lakukan pada aku. Namun meski sakit hati mendengar ucapan mereka, aku tidak bisa menampik bahwa aku semakin terangsang menanti aksi binal mereka.
“Memang loh Han, keponakanmu itu mah cuma bisa bikin marah doang, bikin darah tinggi kumat aja. Sudah gitu mesum juga lagi” tambah mama.
“Oh yaaaa? Mesum gimana sih kak?” dari nada bicara dan raut wajah yang dibuat-buat kaget, pasti tante Hani sudah tahu tabiat buruk aku dari mama. Kurasa pura-pura bertanya lagi cuma untuk memanas-manasi aku yang akan menonton. Dan itu berhasil, amarahku semakin menumpuk.
“Ihhh…. tau gak sih Dek, dia itu tuh suka coli pakai foto aku loh Han” jelas mama.
“Serius kak? Ihhhh…. kok kamu parah banget sih Hen, masa mesum sama mama sendiri sih” lanjut tante Hani dengan akting kaget dan jijinya. Lebih parah aku atau mereka sih, dasar gila pikirku.
Selama membahasku atau lebih tepatnya mengejekku, keduanya tetap memanjakan Kiryo yang di berada di tengah-tengah mereka.
“Oh ya Hen, kamu pasti kenal sama laki-laki ini kan? Pasti dong. Sana ngomong Kir” perintah mama kepada pria tua itu.
“Hehehe, halo den Henry, maap-maap aja nih hehehe” si Kiryo menyengir senang ke kamera, sambil menggaruk kepala-nya. Terlihat dia malu-malu, tapi tak dapat menutupi nafsu yang sudah menggebu-gebu. Ya iya lah, siapa yang tidak tahan dengan perlakuan mama dan tante Hani. Aku juga pasti tidak menolak.
‘Dasar tua bangka’ hardikku dalam hati.
“Ouwhhhh….. Memek sudah becek nih, padahal cuma megang-megang ini doang” desah mama sambil terus meremas selangkangan Kiryo.
“Hehehe Bu Santy, masa megang senjata saya sudah becek aja hehehe. Sudah gak sabar di sodok saya ya?” tanya Kiryo kepada mama dengan nada meledek.
“Iyahhhh pakkk” mama malah menjawab lirih.
“Hehehe kalau begitu dicium sayang dong Bu Santy, jangan di elus-elus doang” pinta Kiryo dengan kurang ajarnya mama.
Namun mama menurut dengan permintaan itu dan segera membawa kepalanya turun ke selanggkangan Kiryo. Aku lihat mama terpejam ketika akan mengecup penis kiryo yang masih di dalam celana.
*Cuph…..
Dalam video ini, adegan itu terasa sangat khidmat penuh kasih sayang ketika mama memberikan kecupan kecil di sana. Aku sendiri tak ingat kapan aku menerima ciuman dari bibir mama. Ini malah kontol tua yang menerima/
“Aku juga sudah becek banget loh pak, banjir malah” ucap tante Hani tidak mau kalah.
“Nah cium juga dong hehehe” kata Kiryo terkekeh lebar. Terlihat giginya yang kuning dan sudah tidak lengkap lagi.
Seperti mama tadi, tante Hani juga melekatkan bibir di batang penis Kiryo. Sekarang mereka berdua bergantian memberikan kecupan di kontol Kiryo yang masih di dalam celana. Si Empu kontol itu pun tersenyum menjijikan. Dan dengan kurang ajarnya, ia mengelus-elus kepala mama dan tante Hani yang sedang mencium-mencium selangkangan-nya.
“Sudah-sudah, saatnya kalian sepong kontol saya” pinta Kiryo. Mama dan Tante Hani mengangkat kepalanya masing-masing, tersenyum hangat dan mengganguk kepada kiryo.
“Duhhh nih kontol tua sudah gak sabar ya di isep-isep ya” ucap mama kepada kontol sambil di toel-toel olehnya.
“Hihihi, lucu amat sih kamu kak, heran aku jadi binal begini” tawa tante Hani melihat kelakuan kakaknya. Sama, aku juga heran kok tan.
“Bawel ah kamu dek” hardik mama.
Tetap bertiga di sofa, mama dan tante Hani merubah posisi menjadi saling menghadap dengan Kiryo tetap di tengah-tengah mereka. Dengan posisi seperti itu, aku bisa melihat service yang diberikan mama dan tante Hani ke pembantu tua bangka itu.
Kini kedua wanita yang kusayangi itu bekerja sama membuka celana Kiryo. Terpampang lah batang penis keriput punya Kiryo yang sudah keras dan menjulang tinggi. Masih lebih pendek dan lebih kecil sedikit dari pada milik Andre. Tapi tetap saja lebih besar dari milikku sendiri, sangat jauh malahan. Hebat juga pikirku, sudah tua seperti masih perkasa.
Dari layar monitor aku dapat melihat kedua kedua wanita itu matanya nanar melihat kontol berurat milik Kiryo. Bahkan terlihat Mama menggigit bibir bawah, tanda tak sabar melahap habis kontol Kiryo.
*Cuh Cuh Cuh
Mama ludahi telapak tangannya, lalu dia mengocok pelan kontol Kiryo. Tangannya naik turun dengan lembut, merasapi urat-urat besar yang timbul. Mata mama pun tak lepas dari kontol yang sedang di manja olehnya.
“Hmmmm…..ohhh….enak banget bu Santy” ucap Kiryo seraya menegadah.
“Hihihihi apanya yang enak?” tanya mama.
“Kontol saya enak Bu, dikocokin pake tangan ibu, lembut banget” ujar Kiryo keenakan sekaligus memuji betapa halusnya tangan mama.
Sedangkan tante Hani menyosor mulut si Kiryo. Ia merangkul leher pria tua itu. Lantas kedua-nya terlibat perturangan mulut yang ganas. Kiryo membalas dengan meremas-remas payudara Tante Hani.
*Cuph…..Slurp……Slurp……Slurp……bunyi lumatan mulut mereka sangat nyaring. Slurpp…..…”ohhhhh…..pakkkk….remessssss” erang Tante Hani di tengah cumbuannya dengan kakek tua itu.
Fuckkkk…. Apa tante tidak jijik ya. Mendingan sama aku saja tan, dari pada sama lelaki tua seperti Kiryo pikirku.
Tapi…..
Menonton tua bangka itu bercumbu dengan Tante Hani malah membuatu semakin terangsang, nafsu dalam diriku bertambah naik. Melihat mereka bergumul bagai menonton interracial porn saja.
Terlihat adegan di depan ku semakin panas, secara sadar aku turut kembali mengurut-urut peni-ku perlahan. Seperti kemarin aku ingin menikmati tontonan ini. Meskipun aku selalu di hina sama mama terus, tetapi nafsuku menang.
Sekarang mama menunggging di atas sofa, mulut mama hanya berjarak beberapa centi dari kepala kontol Kiryo. Aku yakin si kampret tua jelek itu bisa merasakan hembusan nafas mama di penisnya.
*Cuph Cuph Cuph *Cuph Cuph Cuph
Mama bertubi-bertubi mendaratkan bibirnya di sekujur kontol Kiryo. Tak ada yang bagian luput dari bibir mama, kedua bola yang mengelantung juga tidak terlupakan untuk dikecupi juga. Aku hanya bisa geleng-geleng melihat mama yang terus memanjakan batang itu dengan bibir-nya.
“Aduhhh kak, kamu suka kontol banget yaaaa” kata Tante Hani, melihat kakak-nya memuja sebuah kontol tua.
“He-eh, malahan *Cuph Aku… *Cuph… lebih sayang *Cuph sama *Cuph kontol daripada *Cuph Henry” ucap mama di sela-sela mengecupi kontol Kiryo. Ini kedua kalinya aku mendengar berkata seperti itu. Aku semakin kencang meremas-remas kontol, rasa emosi dan nafsu bercampur menjadi satu.
“Waduh, gimana tuh Hen? masa mama kamu lebih sayang sama kontol tua Kiryo daripada kamu hihihi” ucap tante Hani sambil menggerling nakal ke kamera.
“Kayaknya kamu payah banget ya, sampe kalah sama kontol tua gini hihihi” tambah tante Hani terus memanas-manasi keponakannya sendiri yang sedang menonton.
Mama menegakan badannya, lalu menoleh ke kamera. Meski hanya dari layar, terasa tatapannya. menusuk Ia berkata berkata dengan tegas “Dengerin mama ya Hen. Sekarang mama cuma sayang sama Andre dan kontol perkasanya”.
Seketika nafsu dalam diriku menurun. Mendengar itu aku menjadi sedih, masih tidak mengerti kenapa mama terus berkata seperti itu. Kenapa ia terus mengeluarkan ucapan yang sangat jahat.
“Kalau sama saya gimana Bu? Sayang juga gak hehehe” ucap Kiryo yang membuyarkan lamunanku.
“Enak aja sayang, saya mau ngentot sama kamu juga cuma karena kontolmu ini lumayan enak” hardik mama. Kata-kata mama di sambut gelak tawa oleh mereka semua.
“Kok lumayan enak sih Bu?” tanya Kiryo kepada mama yang masih memegang kontolnya.
“Sudah gak usah banyak protes Kir, masih mending saya kasih jatah, atau…….” ucap Mama
“Hehehe, iya-iya Bu, canda doang kok hehehe”.
“Sudah ah, ngomong mulu nih. Mendingan sekarang ena-ena. Enjoy the show ya Hen, jangan kedip hihihi” ucap mama kepada kamera.
*Happ….Slurp….. Slurp……. Slurp….. Slurp…….
Dengan buas mama langsung melahap batang penis Kiryo yang sudah basah karena ludahnya sendiri. Di lumat kepala kontol keruput Kiryo. Pasti lidah mama menggelitik lubang kencing Kiryo yang pesing itu. Kulihat pipi mengempot, menyedot habis penis tua itu. Seperti ingin menarik keluar sperma yang tersimpan di dalam situ.
*Slurp….. Slurp….. Slurp…….Slurp….. Slurp…….
“Ohhh Bu Santyyy…. Emang joss sepongannyaaa…” desah Kiryo. Ia tidak tinggal diam, dia mengelus-elus mesra punggung mama yang mulus itu, terkadang meremasnya pelan saking keenakan hisapan mama.
Dengan tetap bersender di tangan Kiryo, Tante Hani pun tidak tinggal diam. Telapak tangan-nya memainkan buah zakar kiryo yang menggelantung besar. Yang kemudian di bales oleh kiryo dengan memainkan tindikan Tante Hani di puting kirinya. Apa tidak sakit ya pentil di puting susu gitu. Sebentar-sebentar……aku baru sadar! Apa om Doni tahu kalau puting istrinya di tindik ya.
“Uhhhh kak, kamu semangat banget sih ngisepin kontol Kiryo” lirih Tante Hani.
*Plop…..clek cleck “Habisnya kontol Kiryo enak juga sih” ucap mama sambil mengocok kemaluan Kiryo yang sudah sangat basah.
“Hehehehe” nyengir Kiryo.
Tiba-tiba Mama dan tante Hani saling bertatapan cukup lama. Tetap mengocok penis, mama memandang wajah adiknya dengan sayu. Kalau aku ikuti gerakan mata mama, terlihat bola mata-nya bolak balik menatap bibir dan mata adik kandung-nya. Jangan-jangan mama….
“Aku sayang kamu Dek……” ucap mama pelan penuh perasaan.
“Aku juga sayang kamu Kak” balas Tante Hani juga dengan perasaan.
Lho Lho mama dan tante Hani mau ngapain ini……….
Kedua kepala mereka maju saling maju mendekati. Tak ayal bibir mama menempel di bibir tante Hani. Lalu kedua saling mengecup bibir dengan lembut dan pelan.
Ini pertama kali aku melihat adegan lesbi, dan gilanya di lakukan oleh mamaku sendiri dan adik kandungnya. Mama dan tante Hani, hanyut dalam ciuman yang penuh cinta dan nafsu itu. Yang awal kecupan-kecupan lembut, lama kelamaan menjadi cumbuan yang buas.
*Cuph Cuph Cuph Cuph Slurp……Cuph
Saking buasnya saling melumat, sampai air ludah meraka tumpah ruah jatuh membasahi kontol Kiryo yang berada di bawah kepala mereka berdua. Tangan mama tidak tinggal diam, tetap menggurut batang kontol Kiryo yang sudah basah, menjadi semakin basah karena liur dia dan tante Hani yang jatuh.
Cukup lama mereka bercumbu, lidah mereka keluar saling membelit. Pria manapun pasti terpana melihat pemandangan yang erotis ini. Tidak aku terkecuali aku. Sekarang saja aku sedang coli melihat mama dan tante hani bercumu dengan dahsyatnya.
“Loh ini kenapa malah keasikan cipokan gini sih, kasian tuh si Kiryo nganggur sampe mupeng gitu” protes Andre, yang membuat mama dan tante Hani memundurkan kepalanya masing.
Ketika terlepas, terlihat benang saliva terjuntai dari bibir mama dan bibir tante Hani, yang kemudian putus karena keduanya sudah menjauh. “Ohhhh fuck, seksi banget” ucapku keras melihat itu. Aku menekan-nekan penisku sendiri.
“Ihhhh Andre jangan ngerusak suasana deh!” ucap mama sambil mengelap area mulutnya dengan bagian belakang tangannya.
“Tauuu nih, padahal lagi enak lho” rengek tante Hani.
“Padahal gak apa-apa loh den, kapan lagi saya bisa lihat bu Santy ngelesbong sama bu Hani hehehehe” ucap Kiryo.
“Sudah-sudah, sana lanjut ke adegan sepong” perintah Andre.
“Sudahlah Dre, mainnya biasa aja. nggak perlu di arahin gitu. Biarin natural aja ngentotnya. Tapi tante mau nyeponging Kiryo dulu ya” pinta mama.
“Ok deh, tan” jawab Andre singkat.
Kurasa ada benarnya kata-kata mama kalau ada arahan dari orang lain, maka pergumulannya akan tidak luwes. Eh sebentar-sebentar kenapa aku malah mengomentari cara pembuatan film bokep mereka. Harusnya aku merutuki perbuatan mereka. Hadeh…. Yang ada juga aku malah coli.
“Bareng kak, Aku juga mau nyepong kontol, mulut dah asem sama jinggong Kiryo nih”ucap tante Hani.
“Asem? Masa asem? Emang mau ngerokok aja kamu dek” seru mama sambil tangannya tak pernah lepas dari kontol Kiryo.
“Lho kan ini rokok daging hihihi” canda tanteku itu.Cukup lucu juga tante Hani pikirku.
“Eh Iya ya, bener kamu juga dek Hahahah” tawa mama.
Kulihat tangan Kiryo bergerak ke arah belakang kepala mama. Lalu mendorong kepala mama untuk mendekati kontol kiryo yang sudah basah. Tak ada ada penolakan, mama otomatis membuka mulutnya lebar dan langsung melahap dalam-dalam batang penis Kiryo.
“Aaaaaa……*Hap”
Terlihat mulut mama tidak dapat menampung keseluruhan kontol kiryo yang panjang dan berdiameter cukup lebar itu. Terlihat urat-urat besar di sekujur kontol Kiryo terjepit ketat oleh bibir mama. Dengan mata tertutup, mama mulai menghisap kontol Kiryo.
*Slurp….. Slurp….. Slurp…. Cuph Slurp….. Slurp……Cuph
“Ohhhhh……ini lonteeee jago banget ngisep kontol
Mama menaik turunkan kepalanya dengan ritme yang terjaga. Aku yakin mama sangat menikmati menghisap penis Kiryo. Terlihat dari wajahnya yang memancarkan kebahagiaan.
Tante Hani juga ikutan memberi service oral seks kepada laki tua itu. Ia mengerjai bagian batang penis yang tidak masuk ke dalam mulut mama. Kakak dan adik kandung itu bekerja sama memuaskan sebuah kontol tua yang besar. Aku menduga bukan sekali ini saja mereka mem-BJ satu kontol barengan seperti itu.
“Hmmmmm…*slick…enak ya kak….*slickkk….” tanya tante Hani di sela menjilat sisi batang Kiryo. Lidah menulusri
“Hiyaaa(iyaaa)....*Slurp….Slurp….Slurp….” jawab mama dengan mulut masih penuh dengan kemaluan Kiryo.
“Ohhhh……kakak adik kok jadi pelacur….gilaaaa” erang Kiryo kenaakan. Mama dan tante Hani tidak marah dihina oleh pria yang status sosial jauh di bawa mereka. Justru mereka tetap asik memuaskan Kiryo, atau bahkan memuaskan diri mereka sendiri.
*Slurp….. Slurp…. Slurp…. Cuph….. Slurp….. Slurp…. Cuph
Tanpa ada bicara lagi, mereka sangat telaten memanjakan kemaluan yang sudah tua namun perkasa. Ketika mama melepaskan hisapannya, dengan sigap tante Hani menggantikannya. Giliran Tante Hani yang menyumpal mulutnya yang manis dengan kontol besar Kiryo. Bola zakar Kiryo yang besar dan sangat keriput itu tak luput dari remas lembut mama dan Tante Hani.
Gilirian mama kini menjilati sisi-sisi penis Kiryo. Dengan jelas lidah mama menelusuri urat-urat besar yang terlihat berkedut-kedut kuat karena perbuatannya. Tubuhku merinding membayangkan lidah mama menjilat-jilat penis itu. Alangkah nikmatnya kalau itu benar-benar terjadi. Kubayangkan lidah mama yang menulurusi sekujur batang penisku.
Tak lupa mama juga mengecupi bagian batang penis yang tidak masuk ke dalam mulut tante Hani. Aku rasa mama sangat suka menciumi kontol. Karena kalau dilihat dari video sebelumnya dan video yang ini, mama selalu menciumi kontol dengan bertubi-butubi.
Kiryo terpejam dan bersender di sofa menikmati sepongan wanita-wanita yang kusayangi itu. Ia juga mengelus-elus punggung mama dan tante Hani yang sedang sujud di atas sofa.
Ahhhh betapa beruntung keparat tua itu. Aku bayangkan diriku yang mengantikan si tua itu. Akibatnya secara sadar, amarah aku kepada mama saat ini malah naik turun. Ada birahi harus di tuntaskan. Kalah, aku kalah lagi dengan nafsu ini.
Melihat mama dan tante Hani, terus menyepong kontol Kiryo dengan semangat. Suara hisapan yang merdu dan seksi pun membahana terdengar dari speakerku.
Tak bisa bohong, aku terkagum dengan stamina si Kiryo. Sudah 20 menitan lebih berlangsung dan dikerjai oleh wanita secantik mama dan tante Hani, ia tidak muncrat-muncrat. Kalau aku, di pegang saja tentu tidak tahan untuk tidak mengeluarkan pejuku.
Lama aku menonton mama dan tante Hani menyepong kontol Kiryo. Aku check durasinya. Gila sudah 30 menit lewat, si Kiryo masih sanggup menahan serangan mama dan tante Hani. Meski penis milliku sudah tegang maksimal, aku sekuat tenaga menahan diri untuk tidak ejakulasi sekarang. Aku masih ingin tahu adegan selanjutnya, jadi hanya aku urut-urut alus saja penisku.
“Ohhh lonteeee….. kuuuuu……, sayaaaaa mau crotttt” Racau Kiryo keras. Muka merah seperti kepiting rebus.
Dengan sigap mama memasukan kontol Kiryo kedalam mulutnya. Lalu ia hisap dengan rakus. Tangannya pun tak lupa mengocok-ngocok batang Kiryo sudah mengkilat basah. Gerakan kepala dan tangan mama semakin cepat dan liar, tanda tak sabar menelan cairan haram Kiryo.
*Slurp….. Cleck Slurp….. Cleck Slurp…… Cleck. Suara hisapan yang basah terdengar nyaring, sampai membuatku merinding. Apalagi suaru itu keluar karena mamaku sendiri sedang menghisap kemaluan milik kakek-kakek.
“Buuuu……ohhhh” Kiryo mengerang dengan hebat. Ia meremas kepala mama yang sedang naik turun.
“Ayo Kir….keluarin yang banyak, keluarin semua Kir” tante Hani menyemangati. Ia pun turut membantu dengan meremas-remas kantung zakar Kiryo. Mengurut supaya peju Kiryo keluar melimpah.
“Ohhhh sayaaaa keluarrrrr…… telennnnn….ooghhhhh” Aku liat tubuh Kiryo bergetar. Tubuh tua namun gempal milik kiryo terhentak-hental dengan hebat. Aku yakin di setiap hentakan tubuhnya, ia pasti menyemprot mulut mama dengan pejunya.
Aku hanya bisa tercengang, melihat proses pengisian mulut mama dengan peju Kiryo. Sedikit demi dikit, pipi mama membesar. Aku yakin mulut mama semakin penuh dengan sperma Kiryo.
Gila…. tua-tua banyak banget ngecrotnya, karena terlihat sedikit lelehan cairan putih keluar lewat sela-sela bibir mama yang masih menjepit ketat kepala kontol Kiryo. Dengan tubuh Kiryo berhenti bergetar, mama menarik mulutnya dari Kontol Kiryo lalu ia bersimpuh di depan kamera. Sehingga di layar monitor terpampang wajah mama yang merah dengan pipi menggelembung menampung sperma Kiryo.
Lalu mama membuka mulutnya lebar-lebar. Melihat isi mulutnya aku mengocok-ngocok kontol ku yang sudah tegang dengan cepat.
“Ohhhh….kenapaaaa….mamaaa…jadiii….binal…. Begini…..” erangku keenakan akibat kocokan di kontolku sambil melihat mulut mama di penuhi sperma.
Bagaimana tidak terangsang hebat. Melihat mulut ibu kandung sendiri penuh dengan sperma milik seorang kakek-kakek tua. Tapi apakah orang lain juga terangsang ya melihat ibunya sendiri begitu, atau hanya aku saja.
Tante Hani mendekati mama, dan ikut bersimpuh di sebelahnya.
“Kaakkkk Santyyyyyy…..” panggil tante Hani manja ke mama. Dia gesekkan bahunya ke bahu mama. Perbuatannya itu tampak seperti layaknya anak kecil akan meminta sesuatu. Mama menengok ke arah tante Hani yang berada di sampingnya.
“Hapahhh….(Apaaa)?” dengan mulut masih penuh peju, mama bertanya ke Tante Hani.
“Bagi dong pejunyaaaa…” pinta Tante Hani dengan wajah memelas.
“Hakk wolleehhh….. (Gak Boleh….)” ujar mama menggoda adiknya. Siapa sangka kalau aku akan melihat mama dan adiknya berebutan peju dari seorang pembantu yang sudah tua. Aku sendiri tetap saja mengocok kemaluanku. Terasa sebentar lagi klimaks.
“Ihhh pelit banget sih” rajuk tante Hani dengan wajah cemberut.
“Hiya-Hiya Hini (Iya-iya sini)” mama memutar tubuhnya menghadap adiknya. Kini mereka berdua bersimpuh dan saling beharhadapan. Mama membentakang kedua tangannya, menanti adiknya.
Dengan secepat kilat tante Hani menyergap mulut mama yang terbuka dengan bibirnya sendiri. Ia memeluk tubuh mama erat, tak ingin melepaskan tubuh kakaknya. Keduanya terpejam menghayati lumatan mereka.
“Ehmmmm…..Cuph….Cuphhh…..hmmmm” gumam mama menikmati cumbuannya dengan adik kandungnya. Tante Hani juga turut menikmatinya.
Aku bisa melihat perpindahan peju Kiryo dari mulut mama ke mulut Hani. Terlihat cairan putih kental sangat banyak sekali yang masuk kemulut tante Hani. Bahkan sampah tumpah ke dagu mereka berdua, mengotori sekitaran mulut mereka. Melihat mama dan tante Hani yang berbagi peju, aku kocok-kocok kemaluanku semakin cepat
*Glek. Tante Hani menelan peju pemberian mama.
“Puah…..ehmmmm enak kak”. Mendengar ucapan tante Hani, dengan mulut masih penuh dengan peju Kiryo, mama tersenyum.
*Glek. Mama pun juga menelan sperma Kiryo.
Kini mereka saling mecumbu mesra. Mama menjilat mulut dan dagu tante Hani, membersihkan peju Kiryo yang tercecer di sana. Begitu juga tante Hani. Dengan lidahnya, ia membesihkan sisa peju yang tertinggal di sekitar mulut tante Hani. Tampak seperti ibu kucing yang memandikan anakknya.
“Ehmmmmm…. Enakkkk” goda mama ke kamera. Lidahnya dengan sensual membersihkan sisi-sisi mulutnya.
“Ohhhh…..gw ngecrottt lagiiii” teriakku ketika memuntahkan laharku.
*Crot…. Crot…. Crot…. Crot…..
Beberapa semburan spermaku kembali mengotori meja komputer yang ada di depanku. Jari-jariku pun juga basah.
“Hosh….hosh….hosh……”
Mama dan Tante Hani membuka mulut lebar ke arah kamera, memperlihatkan kalau sudah tidak ada lagi sperma Kiryo yang tersisa.
Aku iri dengan Andre dan Kiryo. Mereka bisa memuntahkan peju di mulut mama bahkan di mulut tante Hani juga bisa.
“Gimana bu? Enak gak peju saya” tanya Kiryo yang masih bersender santai di sofa.
“Yahhhh lumayan lah” jawab mama sambil menyeka mulut dengan jarinya, yang kemudian hasil sekaan di bawa kemulut untuk di telan.
Aku pause video itu. Dengan sempoyongan aku berjalan keluar untuk ambil minum. Lalu aku termenung lelah di kasur. Masih saja mama tidak bisa di hubungi. Atau aku lapor polkis saja ya, ah tapi tidak mungkin mereka mau membantu.
Berbagai pertanyaan muncul di kepalaku. Kenapa memberikan aku tontonan seperti ini, lalu apa sebenarnya rencana mereka. Apakah mama memiliki maksud dari menghinaku terus.